Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Teknologi implan chip otak kini bukan hanya milik Neuralink, perusahaan teknologi yang dibangun oleh taipan Elon Musk. Inovasi medis untuk otak manusia itu berhasil diterapkan juga oleh perusahaan sejenis bernama Precision Neuroscience.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Operasi implan chip otak perdana Precision diumumkan ke publik pada 6 Juni 2024. Penerimanya adalah pasien penderita penyakit sistem saraf atau gangguan neurologis. Meski baru dipublikasi, manajemen Precision mengaku sudah memulai uji coba teknologinya sejak April 2024. Pasiennya bahkan lebih dari satu orang.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Operasi implan chip Precision dilakukan pada pasien dalam kondisi sadar. Sang pasien bahkan diajak bicara untuk mengecek kondisi sarafnya.
Chief Science Officer Precision Neuroscience, Benjamin Rapoport, mengatakan perusahaannya masih akan mengembangkan teknologi medis ini pada tahun depan. "Teknologi Precision mempunyai potensi untuk mendefinisikan kembali standar perawatan dalam ilmu saraf klinis," katanya, dikutip dari Benzinga, Jumat, 21 Juni 2024.
Ahli Saraf dari West Virginia University, Ali Rezai, mengakui kecanggihan teknologi yang dipakai Precision untuk membedah otak pasien. Skema implan chip ke otak itu bahkan melintasi tujuh lapisan bedah, namun pasien bisa tetap sadar dan berkomunikasi ketika operasi berlangsung.
Menurut Ali, inovasi medis dari Precision Neuroscience merupakan kemajuan penting. Pasalnya, implan chip bakal terintegrasi dengan pasien untuk membaca, merekam, dan memetakan aktivitas listrik dari permukaan otak.
“Kami berharap dapat melanjutkan penelitian, memajukan bidang ini (pembedahan), dan menyebarkan teknologi medis untuk membantu pasien kami," kata Ali yang juga adalah Direktur di West Virginia University.
Precision sedang mengajukan permohonan terkait penerapan impan chip otak kepada Badan Pengawas Obat dan Makanan Amerika Serikat. Mereka harus mengantongi izin agar teknologinya terbukti aman dan bisa diuji ke banyak pasien. Izin itu kemungkinan bisa didapatkan beberapa bulan mendatang.