Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Awan kelabu bukan hanya menggelayuti TNI yang kehilangan helikopter transport dan pesawat tempur serta sejumlah personelnya akibat kecelakaan di bulan ini. Tapi juga Angkatan Udara Amerika Serikat. Tiga jet tempur milik negara adidaya itu celaka dalam tiga bulan ke belakang--empat jika menghitung satu yang rusak pada roda pendaratan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kecelakaan peralatan tempur canggih Amerika juga disertai korban nyawa untuk insiden yang terkini, yakni pilot pesawat F-15C. Pesawat itu jatuh di Laut Utara, tepatnya di perairan pantai Inggris, pada Senin 15 Juni 2020. Belum diketahui penyebab kecelakaan itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikut ini tiga jet tempur Amerika dan peristiwa kecelakaan itu, seperti dikutip dari laman Popular Mechanic,
1. F-22 Raptor (15 Maret 2020)
Jet tempur F-22 Raptor jatuh saat terbang latihan di atas pangkalan militer di Florida, Amerika Serikat, pada 15 Maret 2020. Pilotnya berhasil dievakuasi dengan selamat dan dibawa ke rumah sakit Grup Medis Eglin ke-96 untuk observasi dan evaluasi.
Kecelakaan itu merupakan yang kelima yang melibatkan Raptor. Insiden ini semakin mengurangi jumlah F-22 dalam barisan kekuatan udara Amerika Serikat. Saat ini Angkatan Udara AS memiliki hampir tiga lusin jet jenis itu.
F-22 Raptor adalah gabungan teknologi siluman, kecepatan, kelincahan, dan situational awareness, dikombinasikan dengan persenjataan udara-ke-udara dan udara-ke-darat yang mematikan. Amerika Serikat tidak ingin keunggulan F-22 Raptor dilewati oleh dua negara pesaingnya. sohu.com
F-22 Raptor merupakan pesawat tempur generasi kelima yang didesain untuk menggantikan peran F-15C di era Perang Dingin. Jet tempur dengan kemampuan terbang siluman ini ditenagai mesin kembar, memiliki tingkat kemampuan bermanuver yang tinggi, dan multiguna untuk misi tempur udara-ke-udara maupun udara-ke-darat.
F-22 Raptor adalah juga pesawat Amerika pertama yang mampu terbang di atas Mach 1 atau lebih dari kecepatan suara tanpa menggunakan pembakar tambahan di sistem pelepasan mesin turbojetnya--sebuah metode yang menjadikannya biros bahan bakar.
2. F-35 Joint Strike Fighter (20 Mei dan 8 Juni 2020)
F-35 Joint Strike Fighter jatuh saat mendarat di Pangkalan Angkatan Udara Eglin pada Selasa, 20 Mei 2020. Pesawat, ditugaskan ke Skuadron Tempur ke-58, jatuh saat mendarat dan pilot berhasil dievakuasi dari pesawat. Pilot dibawa ke Rumah Sakit Grup Medis ke-96 di Eglin dan dinyatakan dalam kondisi stabil.
Kecelakaan itu adalah yang ketiga melibatkan jet tempur F-35 dalam tiga tahun terakhir. Pada September 2018, pesawat F-35B jatuh di South Carolina, kecelakaan kemudian ditelusuri ke cacat manufaktur. Pilot juga dilaporkan aman. Pada April 2019, F-35A Pasukan Bela Diri Udara Jepang jatuh saat penerbangan pelatihan malam, yang menewaskan pilotnya.
Meskipun jatuh, F-35 sebenarnya memiliki catatan keamanan yang cukup baik dibandingkan yang lainnya. Pada 2017, Popular Mechanics melaporkan bahwa armada F-35 di seluruh dunia telah mencapai penerbangan 100 ribu jam tanpa kecelakaan.
Sedang Pabrikannya, Lockheed Martin, melaporkan pesawat itu mencapai 250 ribu jam pada Maret 2020. F-35 secara keseluruhan memiliki tujuh insiden “Class A", insiden yang melibatkan kematian atau cedera awak pesawat, atau kerusakan pesawat senilai US$ 2 juta atau total kehilangan pesawat. Sementara Class Non-crash termasuk kebakaran yang tidak disengaja atau karena serangan burung.
Termasuk Class Non-crash adalah saat F-35 Joint Strike Fighter kehilangan satu rodanya yang hancur pada 8 Juni lalu. Saat itu burung besi tersebut sedang mendarat usai latihan di Pangkalan Angkatan Udara Hill. Roda pendaratan pesawat membuat landasan hancur, dan pilot dilaporkan tidak terluka, hanya dibawa pergi untuk evaluasi medis rutin.
3. F-15C Eagle (15 Juni 2020)
F-15C Eagle jatuh pada Senin pagi, 15 Juni 2020, di lepas pantai Inggris. Operasi pencarian dan penyelamatan langsung dilakukan dan menemukan puing, serta tubuh pilot dari jet tempur yang disebut bisa terbang di berbagai kondisi cuaca itu.
Pesawat tempur F-15C Eagle dari California Air National Guard, 144th Fighter Wing, melintas dikawasan yang dijuluki Star Wars Canyon di Death Valley National Park, California, 27 Februari 2017. AP/Ben Margot
Pesawat tempur itu adalah bagian dari formasi CHOSEN1-4, empat jet tempur yang terbang keluar dari RAF Lakenheath. Lakenheath adalah bekas pangkalan Angkatan Udara Kerajaan Inggris yang digunakan selama beberapa dekade oleh Angkatan Udara AS.
F-15C Eagle adalah pesawat tempur superioritas udara yang besar dan dilengkapi dua mesin turbofan Pratt & Whitney F100 yang kuat. Pesawat tempur ini diklaim yang pertama mampu berakselerasi lurus ke atas. Meskipun jet tua, F-15 memiliki rekor 104 shutdown dan nol kerugian dalam pertempuran udara-ke-udara.
Selama ini ada tiga jet tempur F-15 yang rontok saat terbang, seluruhnya karena rudal pertahanan udara: satu jet Saudi jatuh oleh tembakan anti-pesawat pada 2018 dan dua F-15E Strike Eagles hilang akibat tembakan darat selama Perang Teluk 1991
AIR FORCE TIMES | POPULAR MACHINE | THE AVIATIONIST