Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo - Alumni Institut Teknologi Bandung (ITB) angkatan 1973 yang tergabung dalam Fortuga memamerkan karya buku sejarah di Rumah Budaya Kratonan, Solo, Selasa 27 Agustus 2019. Buku sejarah tentang Indonesia itu memiliki panjang hingga 11,7 meter.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Buku ini berisi sejarah tentang Indonesia," kata manajer proyek penyusunan buku, Sapta Putrayadi saat ditemui. Buku tersebut disusun dan dicetak secara swadaya oleh para alumni perguruan tinggi di Bandung itu.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Buku itu berisi mengenai sejarah panjang Indonesia, sejak proses terbentuknya bumi hingga era modern. Penyusunan buku diperkaya dengan infografis sesuai lini masa sehingga bisa lebih mudah dipahami oleh pembacanya.
Selain itu, mereka juga melengkapi buku tersebut dengan berbagai informasi tentang Indonesia. "Semacam ensiklopedia," katanya. Salah satu misalnya adalah keanekaragaman hayati yang ada di Indonesia.
Agar lebih menarik, desain buku berjudul 'Jejak Sejarah Indonesia' itu dibuat berbeda dengan buku pada umumnya. Mereka mencetaknya di atas kertas yang terlipat. Jika dibentangkan, panjang buku itu mencapai 11,7 meter. "Agar pembaca tidak bosan," katanya.
Saat ini pihaknya telah mencetak buku yang tercatat dalam Musiem Rekor Dunia Indonesia (MURI) itu hingga seribu eksemplar. "Dijual seharga Rp 750 ribu per eksemplar," katanya. Setiap eksemplar buku memiliki berat hingga 3 kilogram.
Ketua Yayasan Warna Warni sebagai pengelola Rumah Budaya Kratonan, Krisnina Maharani mengaku cukup kagum dengan buku dengan desain unik itu. Dia juga menyebut bahwa isinya sangat menarik. "Ditulis oleh orang teknik yang menyukai sejarah," katanya.
Dia berharap masyarakat bisa menemukan pengalaman yang berbeda dalam membaca buku karya Alumni ITB tersebut. "Sehingga mereka juga lebih suka untuk belajar sejarah," katanya. Alasan itu yang membuat Yayasan Warna Warni mengajak penyusun buku itu untuk memamerkan karya itu di Solo.