Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

AS Diam-diam Uji Rudal Hipersonik pada Maret, Tak Lama Setelah Serangan Rusia

Uji coba itu dilakukan beberapa hari setelah Rusia mengatakan pihaknya menggunakan rudal hipersonik miliknya dalam invasi ke Ukraina.

6 April 2022 | 15.11 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Angkatan Udara dan DARPA melakukan tes Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) pada bulan Maret 2022, yang diklaim berhasil. (DARPA)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Amerika Serikat berhasil menguji coba rudal hipersonik pada pertengahan Maret, tetapi tetap diam selama dua minggu untuk menghindari meningkatnya ketegangan dengan Rusia. Uji coba itu dilakukan ketika Presiden Joe Biden melakukan perjalanan ke Eropa, menurut seorang pejabat pertahanan kepada CNN.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Hypersonic Air-breathing Weapon Concept (HAWC) diluncurkan dari pembom B-52 di lepas pantai barat, dalam uji coba pertama yang berhasil dari sistem versi Lockheed Martin, kata pejabat itu sebagaimana dikutip CNN, 5 April 2022.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sebuah mesin pendorong mempercepat rudal ke kecepatan tinggi, pada titik ketika mesin scramjet dinyalakan dan mendorong rudal pada kecepatan hipersonik Mach 5 ke atas.

Pejabat itu mengungkap sedikit rincian uji coba rudal itu, dan hanya mencatat bahwa rudal itu terbang di atas 65.000 kaki dan lebih dari 300 mil. Dengan jangkauan terendah rudal hipersonik -- sekitar 3.800 mil per jam -- penerbangan sejauh 300 mil dicapai kurang dari 5 menit.

Uji coba itu dilakukan beberapa hari setelah Rusia mengatakan pihaknya menggunakan rudal hipersoniknya sendiri dalam invasi ke Ukraina. Rusia mengklaim bahwa pihaknya menargetkan gudang amunisi di Ukraina barat.

Para pejabat AS meremehkan pentingnya penggunaan rudal hipersonik Kinzhal oleh Rusia. Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan dia tidak melihatnya sebagai "semacam pengubah permainan" setelah Rusia mengumumkan peluncuran rudal itu.

Beberapa hari kemudian, sekretaris pers Pentagon John Kirby mengatakan "sulit untuk mengetahui apa sebenarnya pembenaran" untuk peluncuran tersebut, karena menargetkan fasilitas penyimpanan stasioner. "Itu palu godam yang cukup signifikan untuk menyasar target seperti itu," kata Kirby saat itu.

Rudal Kinzhal hanyalah versi peluncuran udara dari rudal balistik jarak pendek Iskander Rusia. Dengan kata lain, ini adalah variasi dari teknologi mapan yang bertentangan dengan revolusi dalam persenjataan hipersonik.

Tes AS adalah mesin scramjet yang lebih canggih dan sulit. Rudal HAWC juga tidak memiliki hulu ledak, melainkan mengandalkan energi kinetiknya untuk menghancurkan target.

Pada saat tes AS, Biden sedang mempersiapkan kunjungan ke sekutu NATO di Eropa, termasuk singgah di Polandia di mana ia bertemu dengan menteri luar negeri dan menteri pertahanan Ukraina.

AS telah berhati-hati untuk tidak mengambil langkah atau membuat pernyataan yang dapat meningkatkan ketegangan antara Washington dan Moskow secara tidak perlu.

Pada hari Jumat, AS membatalkan uji coba rudal balistik antarbenua (ICBM) Minuteman III untuk menghindari salah tafsir oleh Rusia. Austin telah menunda tes pada awal Maret untuk menghindari tindakan apa pun yang dapat disalahartikan oleh Rusia pada waktu yang sensitif.

Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus