Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Dan planet-planet pun bernyanyi

Tiga ahli dari jerman merekam suara dari 6 planet yang terdekat dengan bumi. suara yang mereka sebut musik planet itu, nada dasarnya berbeda pada setiap planet menurut kecepatannya.

7 Mei 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BINTANG menyanyi? Musik langit? Itu semua bukan kata-kata puisi lagi rupanya. Paling sedikit menurut Prof. Willie Ruff dan Prof John Rodgers serta komponis musik komputer dari New York City, Laurie Spiegel. Ketiganya telah memperdengarkan rekaman musik yang diterjemahkan dari orbit 6 planet yang paling dekat bumi selama 80 tahun sejak sekarang, di aula Universitas Yale. Menurut kantor berita AP minggu lalu, para pendengar pita rekaman selama 30 menit itu berbeda pendapat soal harmoni "musik planet" itu. Tapi semuanya tertarik dengan melodi orbitorbit planet itu, yang meraung dan meratap, dan terus berubah, yang rupanya pantas dianggap musik abad antariksa. Apalagi karena beberapa penemuan yang tidak baru - kini dapat disaksikan dengan telinga. Nada dasar lagu setiap planet ditentukan oleh kecepatannya, yang pada gilirannya ditentukan oleh jaraknya dari matahari. Juga sepanjang orbit elips mengelilingi matahari, kecepatan planet-planet itu berubah menurut jarak setiap titik pada orbit elips itu dari matahari. Makanya Merkurius yang paling dekat dengan bumi dan punya orbit elips yang lonjong sekali, menimbulkan lengkingan nada tinggi yang menggeliat turun-naik. Sebaliknya, Yupiter, yang posisinya paling luar dari ke planet itu, menghasilkan gerundelan nada rendah yang kadang-kadang terlalu sayup untuk ditangkap telinga. Ketiga pencipta musik planet itu juga mengumumkan penemuannya yang unik: pada tahun 1984 -- menurut rekaman musik planet yang dimampatkan waktunya itu - terjadi suatu konsonan yang merdu selama 3 menit. Habis itu, suara disonan yang biasa berulang kembali. Proyek itu dimulai oleh Willie Ruff yang ahli musik dan John Rodgers yang ahli geologi berdasarkan teori Johannes Kepler 206 tahun yang lalu. Ahli astronomi dan ilmu pasti tersohor dari Bavaria, Jerman itu berteori, bahwa lintasan Merkurius, Venus, Bumi, Mars, Saturnus dan Yupiter mengelilingi matahari kalau diterjemahkan menjadi musik akan menghasilkan "suara-suara antariksa". Hanya saja, di zaman itu Kepler tak dapat meminta bantuan komputer dan seorang ahli penterjemah musik ke dalam bahasa komputer untuk menguji idenya itu. Makanya dunia astronomi harus menunggu 200 tahun lebih sebelum seorang ahli musik, ahli geologi antariksa dan seorang ahli komputer dapat merekam "musik antariksa' itu di atas pita seluloid. Bisa jadi, rekaman trio Ruff-Rodgers dan Spiegel itu kelak jadi musik hiburan para pengamat bintang di kubahnya yang sunyi nun jauh di puncak gunung atau di tengah padang gurun. Trala-la, tri-li-li- .

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus