BINTANG menyanyi? Musik langit? Itu semua bukan kata-kata puisi
lagi rupanya. Paling sedikit menurut Prof. Willie Ruff dan Prof
John Rodgers serta komponis musik komputer dari New York City,
Laurie Spiegel. Ketiganya telah memperdengarkan rekaman musik
yang diterjemahkan dari orbit 6 planet yang paling dekat bumi
selama 80 tahun sejak sekarang, di aula Universitas Yale.
Menurut kantor berita AP minggu lalu, para pendengar pita
rekaman selama 30 menit itu berbeda pendapat soal harmoni "musik
planet" itu. Tapi semuanya tertarik dengan melodi orbitorbit
planet itu, yang meraung dan meratap, dan terus berubah, yang
rupanya pantas dianggap musik abad antariksa. Apalagi karena
beberapa penemuan yang tidak baru - kini dapat disaksikan dengan
telinga.
Nada dasar lagu setiap planet ditentukan oleh kecepatannya, yang
pada gilirannya ditentukan oleh jaraknya dari matahari. Juga
sepanjang orbit elips mengelilingi matahari, kecepatan
planet-planet itu berubah menurut jarak setiap titik pada orbit
elips itu dari matahari. Makanya Merkurius yang paling dekat
dengan bumi dan punya orbit elips yang lonjong sekali,
menimbulkan lengkingan nada tinggi yang menggeliat turun-naik.
Sebaliknya, Yupiter, yang posisinya paling luar dari ke planet
itu, menghasilkan gerundelan nada rendah yang kadang-kadang
terlalu sayup untuk ditangkap telinga.
Ketiga pencipta musik planet itu juga mengumumkan penemuannya
yang unik: pada tahun 1984 -- menurut rekaman musik planet yang
dimampatkan waktunya itu - terjadi suatu konsonan yang merdu
selama 3 menit. Habis itu, suara disonan yang biasa berulang
kembali.
Proyek itu dimulai oleh Willie Ruff yang ahli musik dan John
Rodgers yang ahli geologi berdasarkan teori Johannes Kepler 206
tahun yang lalu. Ahli astronomi dan ilmu pasti tersohor dari
Bavaria, Jerman itu berteori, bahwa lintasan Merkurius, Venus,
Bumi, Mars, Saturnus dan Yupiter mengelilingi matahari kalau
diterjemahkan menjadi musik akan menghasilkan "suara-suara
antariksa". Hanya saja, di zaman itu Kepler tak dapat meminta
bantuan komputer dan seorang ahli penterjemah musik ke dalam
bahasa komputer untuk menguji idenya itu. Makanya dunia
astronomi harus menunggu 200 tahun lebih sebelum seorang ahli
musik, ahli geologi antariksa dan seorang ahli komputer dapat
merekam "musik antariksa' itu di atas pita seluloid.
Bisa jadi, rekaman trio Ruff-Rodgers dan Spiegel itu kelak jadi
musik hiburan para pengamat bintang di kubahnya yang sunyi nun
jauh di puncak gunung atau di tengah padang gurun. Trala-la,
tri-li-li- .
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini