Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ekskavasi di Situs Dingkel Ungkap Keberadaan Candi Budha di Indramayu?

Sebelum bangunan diduga candi ini, Indramayu telah memiliki temuan dari dari masa Prasejarah, Islam, dan kolonial.

14 Desember 2020 | 03.44 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Bangunan diduga candi hasil ekskavasi Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten. (ANTARA/Ho TACB Indramayu)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Indramayu - Sebuah struktur diduga bangunan candi ditemukan dalam ekskavasi terhadap temuan struktur bata di Desa Sambimaya, Indramayu, Jawa Barat. Ekskavasi dilakukan Tim Ahli Cagar Budaya (TACB) Kabupaten Indramayu, Jawa Barat, dan Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Banten.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"Kami berhasil menemukan 21 susunan lapisan bata merah dan sudut bangunan yang diduga candi," kata Ketua Tim Penelitian dan Penyelamatan Situs Dingkel Indramayu, Soni Prasetiya Wibawa, melalui keterangan tertulisnya yang diterima di Cirebon, Minggu 13 Desember 2020.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Soni mengatakan tim juga menemukan lantai bangunan dan fragmen atau pecahan stupa dari bata merah. Tidak hanya itu, ada beberapa temuan lainnya seperti pecahan keramik Eropa, fragmen tepian gerabah dan arang. "Temuan di Situs Dingkel ini sangat menarik bagi tim," kata Soni.

Arkeolog senior sekaligus ahli candi Indonesia, Profesor Agus Aris Munandar, menyatakan, situs Dingkel menunjukkan ciri kawasan atau kompleks permukiman umat Budha. Agus tidak menampik situs ini memiliki kesamaan dengan Situs Batujaya di Karawang dan Situs Muaro Jambi di Jambi.

"Saya meyakini ada reruntuhan stupa besar di kawasan itu dan perlu dilakukan penelitian dan ekskavasi secara berkala agar segera terungkap," katanya.

Ketua TACB Kabupaten Indramayu Dedy S. Musashi mengatakan temuan struktur yang diduga candi melengkapi temuan peradaban di Indramayu. Sebelumnya telah didapati temuan dari dari masa Prasejarah, Islam, dan kolonial.

Pada masa Prasejarah, kata Dedy, terbukti dengan ditemukannya fosil stegodon dan gigi Carcarocles Megalodon atau ikan hiu purba di Ciwado Kecamatan Terisi. Hewan-hewan itu disebutnya hidup pada masa miosin hingga plestosin akhir, kira-kira 2,6 juta hingga 1,8 juta tahun yang lalu.

Masih di tempat yang sama, juga ditemukan tradisi batu besar (megalitik) yang hingga saat ini masih dimanfaatkan untuk sarana pemujaan. "Indramayu ini kaya dengan peninggalan cagar budaya. Dari fosil, candi, masjid kuno sampai makam belanda (kerkoof) dan bangunan bergaya Eropa kami punya," katanya.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus