Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Guru Besar UI Teliti Pemanfaatan AI untuk Penemuan Obat

Upacara pengukuhan kedua guru besar dilaksanakan di Balai Sidang UI kampus Depok, yang dipimpin oleh Rektor UI Muhammad Anis.

1 Agustus 2019 | 10.37 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Prof. Dr. Arry Yanuar, M.Si, Apt dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi UI. Kredit: Humas UI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Berbagai metode dapat digunakan di dalam penemuan obat rasional, salah satunya melalui upaya Artificial Intelligence (AI) atau kecerdasan buatan. Hal ini terungkap dalam pengukuhan Prof. Arry Yanuar sebagau Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi Universitas Indonesia pada Rabu, 31 Juli 2019.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bersama Prof. Arry, juga dilakukan pengukuhan Prof. Abdul Haris sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Prof. Dr. Arry Yanuar, M.Si, Apt dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Farmasi UI dan Prof. Dr. rer nat. Abdul Haris dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam UI. Kredit: Humas UI

“Salah satu perkembangan terbaru AI dan sangat luar biasa adalah penemuan obat PXT3003 untuk pengobatan penyakit neuropati Charcot-Marie-Tooth (CMT) salah satu kelainan langka yang belum ditemukan obatnya, hingga obat ini ditemukan oleh perusahaan Biofarmasi Prancis Pharnext yang baru berdiri pada tahun 2007,” ujar Prof. Arry.

Menurutnya, artificial intelligence memberikan akselerasi yang luar biasa dalam penemuan dan pengembangan obat. Maka tidak heran banyak perusahaan farmasi mulai bermitra dengan startup dan akademisi AI untuk memulai program pengembangan obat, bahkan perusahaan raksasa di luar farmasi bertransformasi untuk pengembangan obat seperti Google dan Facebook Inc.

Prof. Arry sangat mendukung metode artificial intelligence (AI) dalam penemuan obat karena terbukti memiliki peran yang besar ke depannya dalam pengembangan obat baru baik dari bahan alam, sintetik maupun reposisi dari penggunaan sebelumnya.

Sedangkan Prof. Haris menyampaikan pidato tentang “Tantangan Ahli Eksplorasi Seismik dalam Pencarian Sumber Migas: Paradigma Baru dalam Eksplorasi Migas.”

Prof. Haris mengatakan produksi migas di Indonesia sejak tahun 1990-an mengalami tren penurunan yang berkelanjutan yang tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang terus meningkat. Hal ini disebabkan minimnya kegiatan eksplorasi dan minimnya inovasi dan pengembangan teknologi baru dalam eksplorasi migas.

“Kita masih mempunyai peluang yang besar untuk mengembalikan kekuatan sektor migas karena kita masih memiliki cadangan minyak yang cukup besar. Ada 60 cekungan migas di Indonesia, dimana 22 cekungan belum dibor, 13 cekungan sudah dibor tapi belum ada penemuan, 8 cekungan dengan penemuan tapi belum berproduksi, dan 16 cekungan produksi,” ujarnya.

Untuk itu Prof. Haris memaparkan sebuah paradigma baru dalam mengeksplorasi Migas yaitu eksplorasi seismik denngan mengadopsi inovasi, analisis dan interpretasi seismik lanjut (advanced seismic interpretation). Teknologi ini menjadi bagian utama dan bagian penting dari tahapan eksplorasi yang diaplikasikan oleh industri migas. Tidak hanya sampai itu, Pengembangan survei seismik 2D diperluas menjadi seismik 3D dan bahkan 4D yang dapat menghasilkan gambar bawah permukaan yang jauh lebih rinci.

Upacara pengukuhan kedua guru besar dilaksanakan di Balai Sidang UI kampus Depok, yang dipimpin oleh Rektor UI Muhammad Anis.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus