Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Hasil Riset Pamungkas Uji Vaksin Sinovac di Bandung Dilaporkan Juni

Ada beberapa relawan dari kelompok penerima vaksin Sinovac yang terjangkit Covid-19 bahkan sampai dirawat di rumah sakit.

29 Mei 2021 | 20.56 WIB

Petugas menunjukan contoh vaksin Covid-19 Sinovac dan Bio Farma di pusat produksi, pengemasan, dan distribusi vaksin Covid-19  Bio Farma Bandung, Jawa Barat, 7 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia
Perbesar
Petugas menunjukan contoh vaksin Covid-19 Sinovac dan Bio Farma di pusat produksi, pengemasan, dan distribusi vaksin Covid-19 Bio Farma Bandung, Jawa Barat, 7 Januari 2021. TEMPO/Prima Mulia

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Bandung - Tim riset dari Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran tengah merampungkan laporan pamungkas hasil uji vaksin Sinovac di Bandung. Rencananya pada pertengahan Juni nanti laporan itu akan diserahkan ke PT Bio Farma sebagai sponsor penelitian dan Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM).

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“Selanjutnya relawan kelompok vaksin akan mendapat booster (vaksinasi tambahan),” kata Edddy Fadlyana, manajer tim riset, Sabtu 29 Mei 2021.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Vaksinasi tambahan itu bagian dari perpanjangan riset selama enam bulan--berakhir bulan ini--yang diminta badan kesehatan dunia (WHO). Pertimbangannya, vaksinasi tidak membuat kebal seumur hidup. Penguatan suntikan (booster) itu bertujuan untuk mengetahui kadar zat antibodi dari vaksin pada orang yang disuntikkan.

Dalam laporan terbaru, Eddy mengungkapkan, diketahui ada beberapa relawan dari kelompok penerima vaksin yang masih bisa terjangkit Covid-19. Bahkan ada yang sampai dirawat di rumah sakit. “Tapi gejalanya tidak berat,” katanya.

Soal berapa jumlah pasiennya, dia belum mau membeberkan dengan alasan masih dihitung. Pun soal efikasi atau keampuhan vaksin apakah bertambah atau menurun dari angka sebelumnya, yaitu 65,3 persen, berdasarkan laporan hasil uji vaksin selama tiga bulan.

Uji vaksin Sinovac di Bandung selama seluruhnya sembilan bulan itu digelar sejak Agustus 2020 dengan melibatkan 1620 orang relawan. Kelompok relawan dibagi dua secara acak dan rahasia. Mereka mendapat cairan vaksin atau plasebo. Menurut Eddy, tim hanya meneliti uji vaksin pada relawan dan membuat studi efektivitas vaksinasi seperti Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan.

Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil menunjukkan tanda suntik vaksin di puskesmas Garuda, kecamatan Andir, Bandung, Jawa Barat, Jumat 28 Agustus 2020. Ridwan Kamil mendapatkan penyuntikan pertama sebagai relawan pada uji klinis tahap III vaksin COVID-19 Sinovac. ANTARA FOTO/M Agung Rajasa

Sebelumnya diberitakan, Balitbangkes mengumumkan hasil kajian cepat tentang efektivitas vaksin Sinovac pada tenaga kesehatan, 12 Mei 2021. Ketua tim peneliti, Pandji Dhewantara mengatakan suntikan dua kali vaksin itu menurunkan risiko Covid-19 bergejala hingga 94 persen. Selain itu vaksin tersebut dapat menurunkan atau mencegah risiko terinfeksi Covid-19 selama 63 hari setelah pemberian vaksin dosis kedua.

Kajian cepat pada 13 Januari sampai 18 Maret 2021 itu melibatkan lebih dari 128 ribu tenaga kesehatan dengan usia di atas 18 tahun. Partisipan berjumlah 60 persen perempuan dengan rata-rata usia 30 tahun. Selain itu vaksin Sinovac juga dinyatakan efektif mencegah kematian hingga 98 persen.

Zacharias Wuragil

Zacharias Wuragil

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus