Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Ikan Nemo Bisa Berhitung, Ini Studi yang Menjelaskannya

Studi baru Institut Sains dan Teknologi Okinawa menyatakan bahwa ikan badut bisa berhitung.

3 Februari 2024 | 09.57 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Ikan Nemo berdada di sekitar Anemon laut di zona konservasi bawah laut Pantai Bangsring, Banyuwangi, Jawa Timur, Ahad, 4 Desember 2022. Tranplantasi terumbu karang yang dilakukan kelompok nelayan setempat sejak tahun 2009 itu saat ini sudah mencapai luasan kurang lebih 8 hektar yang menjadi rumah bagi beragam biota laut. ANTARA/Budi Candra Setya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Ikan badut, yang terkenal sebagai Nemo dalam film yang diproduksi Pixar, memiliki kemampuan berhitung. Itulah hasil studi baru dari Institut Sains dan Teknologi Okinawa

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Penelitian yang dipimpin oleh Dr. Kina Hayashi dan rekannya Noah Locke dan Vincent Laudet, menyelidiki perilaku sosial kompleks dari jenis ikan anemon, termasuk ikan badut.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Bertentangan dengan kehidupan damai yang ditunjukkan oleh penggambaran mereka di layar kaca, ikan badut adalah makhluk yang sangat teritorial.

Mereka bersemangat menjaga rumah anemon mereka dari penyusup dari spesies yang sama dengan tingkat kecerdasan yang menunjukkan kemampuan kognitif yang tidak terduga.

Earth.com melaporkan, studi Kina Hayashi dkk. ini bermula dari rasa ingin tahu tentang bagaimana ikan badut membedakan teman dan musuh di lingkungan terumbu karang yang padat penduduknya, tempat seringnya bertemu dengan spesies ikan belang lainnya.

Ikan anemon, termasuk ikan badut (Amphiprion ocellaris), memperlihatkan beragam pola garis, mulai dari tiga garis putih vertikal hingga tidak ada garis putih sama sekali. Pola-pola ini mungkin berperan dalam pengenalan spesies dan dinamika sosial di dalam terumbu.

Untuk mengeksplorasi teori ini, Hayashi dan timnya memulai eksperimen. Mereka membesarkan kelompok ikan badut biasa dari telurnya, memastikan ikan ini tidak pernah terpapar spesies ikan anemon lainnya.

Pada usia sekitar enam bulan, tim mengamati interaksi ikan badut muda dengan spesies mereka sendiri dan spesies ikan anemon lainnya, dan mendokumentasikan tanggapan terhadap dugaan penyusup.

Ikan badut pada umumnya menunjukkan agresi yang nyata terhadap jenisnya sendiri, terutama yang memiliki ciri khas tiga garis putih. Mereka menunjukkan tingkat toleransi yang berbeda-beda terhadap spesies lain, berdasarkan jumlah dan susunan garisnya.

Para peneliti menyelidiki lebih lanjut perilaku ini dengan memperkenalkan ikan badut ke model yang dilukis dengan jumlah garis putih berbeda.

“Frekuensi dan durasi perilaku agresif pada ikan anemon badut paling tinggi terjadi pada ikan dengan tiga batang seperti mereka. Sedangkan perilaku agresif paling rendah terjadi pada ikan dengan satu atau dua batang, dan paling rendah pada ikan yang tidak memiliki batang vertikal, yang menunjukkan bahwa mereka mampu menghitung sejumlah batang untuk mengenali spesies penyusup,” kata Hayashi.

Hayashi berpendapat, sifat perilaku ini bukan hanya tindakan agresi sederhana tetapi suatu bentuk interaksi sosial yang berakar pada kebutuhan untuk melindungi habitat dari pesaing.

Kecermatan ini, berdasarkan penghitungan jumlah garis, memungkinkan ikan badut secara efektif mengidentifikasi dan menghalangi calon pesaingnya, memastikan kelangsungan hidup mereka dan integritas rumah mereka dalam ekosistem terumbu karang yang kompleks.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus