Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Ilmu menyiasati ombak

Institut teknologi surabaya selesai membangun laboratorium hidrodinamika. laboratorium untuk menguji kekuatan kapal & mengukur daya tahan konstruksi bangunan lepas pantai dari hantaman gelombang. (ilt)

6 Desember 1986 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENGUJI kapal baru, kini, tak perlu ke luar negeri. Di Surabaya untuk keperluan, misalnya, seberapa kuat sebuah kapal dihantam ombak, telah tersedia sebuah laboratorium. "Percobaan konstruksi perkapalan dan penelitian kelautan tak bisa dilakukan hanya dengan perhitungan matematik," ujar Ir. Adrianto, seorang ahli teknologi kelautan. Tanpa laboratorium itu pembuatan kapal atau perahu terbilang sekadar kira-kira dan untung-untungan. Karena itu, selesainya pembangunan laboratorium hidrodinamika di Institut Teknologi Surabaya belum lama ini merupakan peristiwa penting bagi perkembangan teknologi kelautan. Tidak hanya untuk Fakultas Teknologi Kelautan perguruan tinggi itu, tapi juga bagi Indonesia karena laboratorium yang baru selesai itu adalah yang pertama di Indonesia. Perlengkapan vital teknologi kelautan itu rampung setelah dirancang dan dikonstruksikan selama dua tahun. Proposal dan pradesain yang dibuat tim Jerman-Indonesia diajukan ke Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, dan Badan Kerja Sama Teknik Jerman Barat pada tahun 1984. Proposal disetujui dengan kesepakatan pemerintah Jerman Barat menyumbangkan peralatan, dan Departemen Pendidikan dan Kebudayaan membiayai bangunan dan kolam pada laboratorium. Sebenarnya, rencana pembuatan laboratorium hidrodinamika itu sudah muncul tahun 1979. Mulanya merupakan proyek Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) -- akan dibangun tak jauh dari lokasi kampus ITS. Namun, proyek yang ditunggu-tunggu itu ternyata tertunda-tunda, dan ITS yang diperhitungkan akan ikut memanfaatkan laboratorium itu jadi tak sabar. Perguruan tinggi teknik itu akhirnya memutuskan untuk membangun sendiri. Bagian terbesar dari laboratorium hidrodinamika yang dirancang, antara lain, oleh Ir. Ardianto, Ir. Soegiono, dan Ir. Eko Panunggal itu sebuah kolam dengan panjang 51 meter, lebar 3 meter, dan kedalaman 1,5 meter. Pada kolam ini, terdapat berbagai perlengkapan. Ada alat pembuat gelombang dan ombak. Terdapat pula ruang komputer pengatur alat operasi. Di sisi kolam, dibangun pula bengkel dan ruang rapat untuk menyelesaikan berbagai perhitungan. Yang diuji pada laboratorium ini bukan kapal dengan ukuran sebenarnya, melainkan model -- tiruan yang diperkecil dengan skala, hingga proporsi, desain, dan sifat teknis lainnya terukur. Model kapal itu, dalam pengujian, diseret sepanjang kolam dengan sebuah jembatan gantung. Pada peluncuran itu, air kolam diolah hingga menghasilkan gelombang dan ombak buatan -- juga dalam ukuran dengan skala. Pembuatan gelombang dan ombak buatan diatur sebuah komputer yang terdapat di ruang komputer yang terletak di salah satu ujung kolam. Pada komputer ini, data-data desain kapal dimasukkan. Berdasarkan data itu komputer membuat kalkulasi sinyal-sinyai reaksi model kapal dengan ombak buatan yang ditangkap melalui semacam pengeras suara. Hasil penghitungan komputer akan menunjukkan apakah sebuah desain kapal -- baik bentuk maupun kapasitasnya -- sudah sesuai atau belum. Bila belum, berbagai perubahan dilakukan pada model. Begitu terus-menerus sampai desain yang sesuai didapat. "Proses trial and error ini memang cara yang baku dalam mendesain kapal." kata Ardianto. "Di negara paling maju sekali pun, penentuan bentuk kapal yang tepat dilakukan di laboratorium hidrodinamika." Daya tahan kapal yang bisa diuji di laboratorium hidrodinamika ITS, antara lain, kemampuan tubuh kapal menghadapi gelombang, dan tingkat kekuatan baling-baling mendorong kapal. Ukuran maksimum model kapal yang bisa diuji, 3 meter. Bila dihitung dengan skala umum 1:100, model kapal itu mewakili kapal berukuran 300 meter. Tinggi maksimum ombak yang bisa dimanipulasi komputer, 10 sentimeter. Bagi kapal yang sebenarnya, riak 10 sentimeter ini adalah gelombang setinggi 10 meter (dengan skala 1:100). Menurut Ir. Soegiono yang juga Dekan Fakultas Teknologi Kelautan ITS, kapasitas laboratorium hidrodinamika yang dirancangnya cukup memadai. Kapal berukuran 300 meter terhitung sudah cukup besar, dan ukuran gelombang 10 meter pun sudah melebihi rata-rata tinggi gelombang di perairan Indonesia. "Laut Jawa saja, seperti sering kita lihat pada prakiraan cuaca TVRI, hanya 2 sampai 3 meter," katanya. Menurut Ardianto, satu hal yang tak bisa diuji di laboratorium hidrodinamika ITS adalah kemampuan manuver, yaitu gerakan berputar kapal. "Kolam ini kurang lebar untuk keperluan itu," katanya. Untuk pengujian ini, laboratorium hidrodinamika BPPT yang memiliki ukuran lebih besar masih ditunggu. Menurut Ardianto, kemungkinan besar tahun 1988 proyek itu baru akan rampung. Selain menguji kekuatan kapal, laboratorium hidrodinamika ITS juga bisa digunakan untuk mengukur daya tahan konstruksi bangunan lepas pantai dalam menghadapi hantaman gelombang Bagian bangunan yang diuji, khususnya uang penyangga, baik yang tertancap ke dasar laut maupun yang mengapung. Untuk keperluan pengujian ini, model konstruksi tiang digantungkan pada jembatan pengetesan. Lalu, seperti menguji model kapal, diterpakan gelombang tiruan pada struktur itu. Di masa mendatang, Fakultas Teknologi Kelautan ITS diperkirakan bisa menampung semua rancangan kapal yang dibuat di Indonesia. Kini pengujian desain kapal itu harus dilakukan di luar negeri. Selain mempersulit proses desain, pengetesan di laboratorium luar negeri cukup mahal. Menurut Soegiono, biayanya untuk uji lengkap bisa mencapai US$ 40 ribu (lebih dari Rp 60 juta). Di ITS, ongkosnya tak sampai seperempat biaya itu. Januari mendatang, laboratorium hidrodinamika yang baru itu sudah akan dimanfaatkan untuk menguji rancangan kapal pandu Direktorat Jenderal Perhubungan Laut. Sesudah itu, Mitsui Pilot Boat tipe 180 Caraka I, II, dan III, yang kini sedang dibangun di Jepang. Jim Supanpat, Laporan Toto Amir Surabaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus