Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Jika sebuah benda asing nyelonong ke tubuh manusia, niscaya antibodi terbentuk. Tubuh melancarkan pertahanan diri dengan menolak benda asing yang datang itu. Bagaimana kalau yang datang adalah sel sperma dan yang dituju sel telur? Kalau tak ada aral melin- tang, akan terjadi pembuahan. Amat jarang sel telur menolak kunjungan benda asing ini, biarpun si empunya sperma dan sel telur emoh.
Baru-baru ini tim peneliti dari Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) Universitas Brawijaya, Malang, menggunakan prinsip antibodi sebagai alat kontrasepsi. Penelitian yang berlangsung sejak 1996 ini memberikan warna baru dalam teknologi kontrasepsi.
Menurut Ketua Tim Peneliti, Prof. Sutiman Bambang Sumitro, kepada Abdi Purmono dari TEMPO, teknologi imunokontrasepsi berbasis pada kekebalan tubuh. Prinsipnya, bagaimana tubuh mampu membuat antibodi agar tidak terjadi pembuahan dalam sel telur.
Langkah pertamanya adalah mendapatkan karakteristik protein yang berperan dalam proses pembuahan. Menurut Sutiman, setiap sel sperma yang masuk akan berikatan dengan protein yang terdapat pada sel telur sampai terjadinya pembuahan. Bagian protein inilah yang diisolasi dengan modifikasi menjadi antigen sehingga tiada ruang lagi bagi sperma untuk berlabuh di sel telur.
Uji klinis sudah dilakukan terhadap ratusan hewan percobaan seperti mencit, kelinci, kambing, dan monyet. Hasil uji analisis risiko memastikan belum terdapat risiko yang berbahaya pada hewan percobaan. Kemampuan untuk mencegah terjadinya pembuahan, "Alhamdulillah, tingkat keberhasilannya di atas 90 persen," ujar Sutiman. Hasil penelitian ini akan dipresentasikan Sutiman dalam The 4th Conference of the Pacific Rim Society for Fertility and Sterility, di Okinawa, Jepang, pada 8-13 Maret 2004.
Tabung Nano-Karbon
Modifikasi tabung nano—tabung berukuran lebih kecil daripada sehelai rambut—bertambah lagi. Adalah Alberto Bianco dari CNRS Institute, Strasbourg, Prancis, yang membuka peluang baru itu.
Bianco dan kawan-kawannya menggunakan tabung nano-karbon sebagai alat pengantar. Tabung dimodifikasi dengan cara memanaskannya selama beberapa hari dalam formamid dimetil. Hal ini memungkinkan terbentuknya jaringan pendek dengan trietilen-glikol (TEG). Lalu peptida dalam ukuran mini di-sertakan dalam molekul TEG.
Ketika tabung nano-karbon yang telah dimodifikasi itu dicampurkan pada kultur sel fibroblas manusia, tabung nano-karbon dengan cepat memasukinya dan bermigrasi menuju inti sel. Pada dosis yang sedikit, tabung nano bisa berjalan melewati sel tanpa membahayakan sel. Tapi pada konsentrasi yang meningkat, sel perlahan-lahan mati.
Namun, pada prinsipnya, beraneka jenis molekul bisa dibawa oleh tabung nano-karbon melewati sel-sel manusia. Temuan ini menarik hati Ruth Duncan dari Universitas Cardiff, Inggris. "Ada banyak bukti bahwa partikel nano bisa bermanfaat mengantarkan obat," ujarnya. Apalagi temuan Bianco memperlihatkan bahwa tabung nano-karbon bisa beradaptasi ketika masuk inti sel dan meninggalkannya. "Suatu hari bisa digunakan untuk mengirimkan obat dan vaksin ke wilayah-wilayah tertentu dari sel," ujar Bianco.
Bir Belgia tanpa Gelembung
Bukalah sebotol bir, lalu tuangkan. Niscaya gelembung udara berpacu berlompatan. Minggu lalu, Dr. Stephan Dorbolo, ilmuwan dari Universitas Liege, Belgia, mengumumkan keberhasilannya membuat zat pencegah gelembung.
Sejatinya, gelembung merupakan lapisan tipis cairan yang membentuk kantong udara. Berdasarkan pengamatan Dorbolo, gelembung bisa tak terjadi dengan menambahkan surfactant—substansi seperti sabun yang bisa meninggikan permukaan cairan.
Dengan penambahan surfactant, lapisan tipis udara terdorong ke bawah bersama zat cairnya. Lapisan udara ini memisahkan zat cair dalam dua bagian dengan komposisi yang sama. Dorbolo menyebutnya antigelembung, karena merupakan kebalikan dari gelembung. Antigelembung buatan Dorbolo berupa lapisan tipis udara yang berisi kantong air. Dorbolo dan para peneliti lainnya bahkan membuat bir—komoditas ekspor paling populer di Belgia—tanpa gelembung.
Padahal, tadinya mereka mencobanya hanya untuk kesenangan. "Tapi kami terkejut begitu berhasil membuat antigelembung dalam waktu dua menit," kata Dorbolo.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo