Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Mahasiswa Teknik Elektro Telkom University Purwokerto 2022, Mochammad Endrick Firjatullah alias Hoki, merancang dan membuat sepeda bertenaga listrik. Bentuknya dibuat seperti sepeda motor berukuran mungil. “Bisa dipakai anak-anak dan orang dewasa,” katanya di sela pameran inovasi di Telkom University Bandung, Senin 2 Desember 2024.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sepeda listrik itu, kata Hoki, dibuat dengan tangan di sebuah pabrik kecil di Purwokerto. Rancangan sepedanya didesain untuk digunakan di dalam kota dengan mobilitas yang tinggi. “Mudah dikendalikan, gesit, dan tentunya ramah lingkungan,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sejauh ini Hoki telah membuat tiga varian sepeda listrik. Jenis yang standar punya daya jelajah sejauh 35 kilometer setelah sekali pengisian baterai dengan kecepatan maksimal 35 kilometer per jam. “Jadi kategorinya masih di sepeda listrik karena kecepatannya di bawah standar batas kecepatan sepeda motor,” ujar dia.
Pada jenis lain, sepeda listrik buatan Hoki bisa dipacu sejauh 172 kilometer dengan laju maksimal 35 kilometer per jam. Hoki merancangnya agar bisa dipakai ke luar kota. Adapun lama pengisian baterai untuk semua jenis sepeda listriknya berkisar 4-5 jam.
Sebuah jenis sepeda listrik lainnya berjarak tempuh 60 kilometer dengan kecepatan maksimum 60 kilometer per jam.
Baterainya dipilih yang tahan air dan bisa melewati banjir dengan aman. Pengendali kecepatan sepeda listrik disembunyikan di balik komponen yang dibuat seperti tangki sepeda motor. “Mesin utamanya di bagian ban belakang,” kata Hoki.
Ukuran roda belakang sepeda listrik yang mungil itu 16 inch sedangkan roda depan 10 inch. Perbedaan ukuran roda itu, kata Hoki, disengaja karena bebannya lebih berat di bagian belakang sekaligus sebagai penyeimbang agar modanya stabil.
“Untuk tanjakan belum kita tes, dari data mesin yang digunakan mampu pada tanjakan dengan kemiringan 20 derajat,” ujar Hoki.
Sepeda listriknya itu dijual dengan kisaran harga Rp 5,5-10,5 juta. Adapun paten karyanya bekerjasama dengan Telkom University Purwokerto. Dari laman kampusnya dikatakan, sepeda listrik itu telah dijajal petinggi kampus dan mendapat pujian serta dukungan untuk terus berinovasi. Selain kuliah, dia membuka bengkel dan toko kendaraan listrik.