Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Mandul Dengan Biji Kapas

RRC mengadakan eksperimen pada minyak biji kapas yang mengandung gossypol sebagai zat penyebab kemandulan pria. Pil gossypol dapat dikembangkan sebagai alat kontrasepsi untuk pria. (ilm)

26 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DENGAN 900 juta manusia -- hampir seperempat penduduk seluruh dunia, RRC mengakui itu sudah terlalu banyak, dan tampak sangat berusaha menurunkan tingkat kelahiran. Berbagai alat kontrasepsi yang cuma ditujukan untuk wanita saja dianggapnya sudah kurang memadai. Para sarjananya pun dikerahkan untuk mencari kontrasepsi yang ampuh untuk pria. Begini kisahnya. Syahdan pada akhir tahun 50-an seorang dokter di propinsi Jiangsu, Cina Timur, menduga ada hubungan antara banyaknya perkawinan yang tidak menghasilkan anak dan menu penduduk yang banyak mempergunakan minyak biji kapas. Kemudian dugaannya diperkuat oleh pendapat beberapa rekannya di propinsi Hubei, Cina Tengah, yang memperhatikan gejala bahwa gadis yang dibesarkan dengan menu yang mengandung minyak biji kapas dan kawin di daerahnya sendiri umumnya tak mempunyai anak. Bila kawin di luar daerahnya mereka ternyata mempunyai anak. Timbul dugaan bahwa minyak biji kapas mengandung sesuatu zat yang menyebabkan pria daerah itu menjadi mandul. Sejumlah ahli riset telah menguji minyak itu di laboratorium dan mendapatkan gossypol sebagai zat penyebab kemandulan pada pria. Gossypol, yang di kalangan penggemar ilmu kimia dikenal dengan rumus C30 H30 O8 dan di kalangan ahli kimia dengan sebutan 2,2' - bis [8 - formyl - 1, 6, 7 - trihydroxy - 5 - isopropyl - 3 methylnphthyl], adalah zat racun berwarna kuning yang dapat disari dari batang, akar maupun biji kapas. Selama ini ia hanya dipergunakan dalam proses industri tertentu. Siliat racunnya lenyap bila dipanaskan. Sperma Mati Akhir tahun 1971, tim riset Lembaga Farmakologi dari Akademi Cina untuk Ilmu Medis (Chinese Academy of Medical Sciences) melakukan sejumlah eksperimen dengan tikus. Setiap hari selama 4 minggu tikus jantan diberikan dosis oral gossypol sebesar 15-60 mg. Ketika dikumpulkan dengan tikus betina, jantan itu bersetubuh normal, tetapi tidak menghasilkan anak. Setelah diteliti melalui mikroskop ternyata sel sperma tikus jantan itu mati. Tanpa pemberian gossypol, kesuburan tikus jantan itu pulih sesudah sampai 5 minggu. Anak dari jantan yang pulih ternyata normal dan sehat. Bahkan sampai generasi ketigapun. Ekperimen lebih terarah kemudian dilakukan dengan tikus, anjing dan monyet. Sampai akhir September 1978, lebih 10.000 sukarelawan di seluruh RRC bersedia menggunakan gossypol dalam sejumlah eksperimen klinis. Mereka berusia antara 30 dan 50 tahun dan paling sedikit telah mempunyai anak seorang. Setiap sukarelawan diberi dosis oral 20 mg setiap hari. Sesudah 50 sampai 70 hari, mereka menjadi mandul. Pemerikaan mengungkapkan sel sperma mereka mati atau tidak ada. Kalaupun ada, jumlahnya tidak melebihi 4 juta dalam 1 ml. (jumlah normal sekitar 50 juta per 1 ml), dan mengalami perubahan bentuk. Eksperimen dilanjutkan dengan dosis pemeliharaan dua kali seminggu sebesar 20 mg. Ternyata tidak terdapat kelainan fungsi atau bentuk pada jaringan dan organ seluruh tubuh kccuali di dalam buah zakar, di mana bakal sel sperma dan induk sel sperma menunjukkan kelainan. Juga tidak terdapat perubahan bentuk dalam jaringan buah zakar itu sendiri, sedang tingkat hormon testosterone tetap normal dan kemampuan seksuil para sukarelawan sama sekali tidak terganggu. Pemberian gussypol kemudian dihentikan, dan ternyata hampir semua sukarelawan kembali subur setelah 3 bulan, bahkan kemudian isteri mereka melahirkan anak normal dan sehat. Hanya beberapa sukarelawan mengalami waktu lebih lama untuk kembali subur dan hal ini masih dalam penelitian. Kurang dari 1% mengalami hipokalemia -- kehilangan zat potasium sehingga mengganggu keseimbangan ion dalam tubuh -- tetapi dengan menelan pil kalium khlorida hal ini mudah diatasi. Eksperimen ini menyimpulkan bahwa gossypol mempunyai efektivitas sangat tinggi sebesar 99,89%. Tidak terdapat efek sampingnya, kecuali yang sangat ringan dan hilang dengan sendirinya atau mudah sekali diatasi. Pcnggunaannya akan sangat mudah bila ditelan dalam bentuk pil, dan bila dihentikan, dalam waktu relatif singkat kesuburan pulih kembali. Kalau gossypol memang berhasil, ujar dr. Cholil MPH Ketua BKKN DKI, ia merupakan babak baru dalam teknologi kontrasepsi sekarang, yang ditujukan untuk pria, sedang selama ini terutama wanita yang menanggung beban. Tingkah Pria Beban ini pernah direkam oleh seorang pekerja sosial dan gerakan wanita dari Amerika Serikat, Perdita Huston. Sekembalinya dari peninjauan puluhan desa di Kenya, Sudan, Tunisia, Sri Lanka dan Mexico, ia mcnulis buku Message from the Village. Diceritakannya betapa ia mendengar "tangisan hati nurani wanita akibat tingkah para suaminya." Dalam soal keluarga berencana, tulisnya, sikap suami merupakan kunci. "Tanpa restu suaminya, wanita itu tidak bebas untuk menggunakan alat atau obat kontrasepsi." Ny. Huston menyebutkan beberapa contoh tingkah itu. Misalnya kemarahan suami kalau isterinya tidak hamil setiap tahun, karena ia merasa malu terhadap orang sedesa yang menuduhnya mandul atau karena ia ingin mempunyai seorang anak lelaki sedang yang lahir anak perempuan saja. Pesan Ny. Huston ialah justru pada kaum pria. Seorang dokter di Sudan mengatakan: "Program KB seharusnya terutama ditujukan kepada kaum pria." Seorang petugas Badan KB di Kenya menyesalkan: "Kita mengabaikan kaum pria, karena itu program KB menjadi problim." Problim itu antara lain diharapkan berkurang dengan penemuan obat kontrasepsi baru. Perhimpunan Koordinasi Nasional tentang Pembatasan Kesuburan Pria di RRC merencanakan pertemuan menjelang pertengahan tahun ini untuk menilai hasil eksperimen dengan gossypol. Bila tercapai kesepakatan tentang tingkat keamanan dan efektivitas pil ini, produksinya segera akan dimulai. Ada kemungkinan pil gossypol tersedia di pasaran umum sebelum akhir tahun ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus