Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Kerusakan terumbu karang yang meningkat merangsang para peneliti di Australia untuk merancang ”mata-mata” bawah laut. Alat ini akan memantau seluruh kehidupan di bawah laut secara berkelanjutan. Jaringan sensor ini dikembangkan oleh Australian Institute of Marine Science dan James Cook University.
Sensor cerdas yang mulanya dikembangkan untuk stasiun pembangkit nuklir itu ditempatkan di laut dan di darat. Sistem jaringan membuat sensor dapat berkomunikasi satu sama lain untuk melakukan pemantauan. Keberadaan setiap sensor akan mudah diketahui karena pemantauan dibantu oleh global position system (GPS). Parameter yang akan diukur adalah kadar garam, suhu, dan tingkat nutrisi terumbu karang.
”Salah satu yang akan kami pantau adalah penyebab pemutihan karang, karena itulah yang paling sulit,” kata Scott Bainbridge, manajer teknologi dan data dari Aims, pekan lalu.
Data pengukuran ini dapat dikirim ke pusat pengendali sejauh 70 kilometer. Adapun kapasitas data yang diukur seluruh sensor bisa mencapai terabyte per hari. Hasil pemantauan juga dapat diakses dari berbagai institusi. ”Jaringan komputer berkecepatan tinggi memungkinkan semua itu terjadi,” kata Bainbridge.
Sejauh ini, kerusakan terumbu karang di seluruh dunia mencapai 20 persen. Lima puluh persen sisanya berada dalam ancaman kerusakan. Proyek penelitian ini diharapkan dapat menyelamatkan masa depan terumbu karang di seluruh dunia.
Mobil Cerdas Punya Mata
Inilah mobil yang sensitif terhadap pejalan kaki. Dengan sensor yang dimilikinya, mobil bernama Save-U itu ibarat punya mata, sehingga bisa menghindari tabrakan bila ada pejalan kaki yang menyeberang secara tiba-tiba.
Ada tiga ”mata” yang bisa mendeteksi pejalan kaki. Ketiga tipe sensor itu dapat melakukan deteksi sebaik kamera visual dan inframerah. Caranya, saat membaca sebuah gerakan berjalan kaki, sensor akan mengirimkan peringatan ke komputer. Komputer lalu membunyikan peluit tanda bahaya bagi pengemudi. Bahkan, bila jarak pejalan kaki kelewat dekat, komputer akan menghidupkan sistem rem otomatis.
”Tujuan dari pengembangan teknologi ini agar tabrakan dapat dielakkan,” kata Marc-Michael Meinecke dari Volkswagen.
Sistem antitabrakan ini dikembangkan oleh Volkswagen, DaimlerChrysler, dan beberapa perusahaan lainnya—prototipe mobil ini sukses dalam uji coba di Inggris, pekan lalu. ”Hasil uji coba menunjukkan bahwa Save-U dapat menghindari kecelakaan bagi pejalan kaki,” kata Meinecke.
Baterai Mini untuk Mata Rabun
KEAJAIBAN tengah dirintis Susan Rampe. Bersama beberapa peneliti di Sandia National Laboratories, Amerika Serikat, Rampe mengembangkan baterai berskala nanometer. Baterai inilah yang suatu saat nanti dapat ditanam di dalam mata untuk memasok energi bagi retina buatan.
Sementara itu, retina buatan telah dikembangkan oleh para peneliti dari Doheny Eye Institute, University of Southern California. Retina itu, kata Rampe, tinggal dilengkapi baterai mungil. ”Harapannya, retina yang sudah rabun tetap bisa mengatasi berkurangnya daya tangkap sensor karena penuaan (macular degeneration).”
Dalam penelitian, Rampe dan timnya membuat berbagai model dalam berbagai skala. Hal itu penting untuk mendesain dan membuat baterai nano. ”Juga, penting untuk memahami bagaimana sumber energi dapat dihasilkan secara alami dalam tubuh organisme,” katanya pekan lalu. Para peneliti itu sedang berkutat dengan eksperimen tentang fungsi biologis seperti bagaimana sinyal listrik terbentuk dalam tubuh, pemompaan osmosis, dan pengenalan molekul. Dana penelitian berasal dari National Institute of Health senilai US$ 6,5 juta (sekitar Rp 61,7 miliar) selama lima tahun.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo