Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Menangkap Cahaya Kehidupan

Astronom Eropa menemukan planet baru mirip Bumi di luar tata surya. Rumah baru manusia?

7 Mei 2007 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Adakah sebuah rumah baru nun di jagat raya ini? Pengumuman dari Observatorium Jenewa, Swiss, itu mendorong rumah judi William Hill di London membuka pasar taruhan baru. Meski angka taruhan cuma berkisar 1.000 hingga 100 berbanding satu—artinya kecil kemungkinan menang bagi penjudi yang meyakini keberadaan alien—ini merupakan pertama kalinya rumah judi terkemuka di Inggris membuka taruhan jenis itu.

Gliese 581c! Inilah temuan terbaru sebelas astronom Eropa pimpinan Stephane Udry yang diumumkan di pusat penelitian luar angkasa itu dua pekan lalu. Ini adalah planet di luar tata surya yang diklaim memiliki karakteristik paling mirip dengan Bumi. Artinya, besar kemungkinan planet ini dihuni makhluk hidup. Karena itu, ”Kami harus bereaksi. Selama ini, kami mengabaikan isu kehidupan di luar Bumi,” kata Graham Sharpe, juru bicara William Hill.

Planet temuan astronom Badan Antariksa Eropa (ESA) itu menandakan kemajuan berarti dalam pencarian kehidupan di luar Bumi. ”Penemuan itu fantastis dan menggembirakan,” kata Johny Setiawan, astronom senior Max-Planck-Institut fur Astronomie di Jerman. Astronom asal Indonesia yang menemukan beberapa planet di luar tata surya ini mengatakan bahwa Gliese 581c makin mendekatkan pencarian para astronom.

Planet baru ini hanya berukuran setengah kali lebih besar dibanding Bumi, dengan bobot lima kali lebih berat. Planet yang ditangkap oleh teleskop bergaris tengah 3,6 meter di Observatorium La Silla, Cile, itu terletak di konstelasi Libra, mengitari bintang kerdil Gliese 581, yang berjarak 20,5 tahun perjalanan cahaya atau sekitar 194 triliun kilometer dari Bumi. Gliese 581 sendiri termasuk dalam seratus bintang terdekat dari tata surya.

Dugaan adanya kehidupan di planet bumi-super—demikian para astronom mengelompokkan planet-planet di luar tata surya dengan ukuran sedikit lebih besar dari Bumi—itu karena letaknya pas. Berjarak 11 juta kilometer dari bintangnya, temperatur di planet ini berkisar 0-40 derajat Celsius. Bandingkan dengan Bumi-Matahari, yang berjarak 148 juta kilometer. Jarak yang dekat tak jadi soal karena Gliese 581 tak sepanas Matahari.

Stephane Udry mengatakan posisi planet itu menyebabkan air yang berada di permukaannya tetap stabil, seperti di Bumi. Dan berdasarkan pantulan cahaya yang dianalisis, ia memperkirakan bumi-super yang satu ini memiliki air dan tersusun atas batuan (terestrial). Namun, sementara Bumi mengelilingi Matahari selama satu tahun, Gliese 581c hanya mengitari bintangnya selama 13 hari tanpa rotasi. Separuh planet selalu gelap dan separuh lainnya terang.

Meski diperkirakan memiliki air, kata Johny Setiawan, masih banyak informasi yang harus diperoleh dari obyek langit itu. ”Kepastian keberadaan makhluk hidup hanya bisa didapat jika kita bisa mendapatkan komposisi atmosfer planet itu,” katanya. Komposisi yang dimaksud, selain air, adalah karbon dioksida (CO2), ozon, dan gas metan. Caranya dengan mengurai garis-garis spektrum cahaya secara langsung dengan teleskop.

Menurut Johny, karakteristik benda langit memang terpancar melalui cahaya yang dipantulkan. Sebagai contoh, hasil penelitian New Jersey Institute of Technology berhasil menangkap tanda-tanda klorofil—pigmen pada tumbuhan yang diperlukan dalam proses fotosintesis—pada cahaya Bumi. Cahaya ini merupakan pantulan dari sinar Matahari dan ”dapat terlihat pada bagian gelap bulan,” kata Pilar Montanes-Rodrigues, peneliti institut itu.

Masalahnya, planet yang dideteksi berada puluhan tahun perjalanan cahaya dari Bumi. Jangankan unsur penanda kehidupan, cahaya planet pun teramat sulit didapat. Sebab, cahaya bintang tempat planet mengorbit bisa mencapai sepuluh miliar kali lebih kuat dibanding cahaya planet itu sendiri. Maka, kata Johny, cahaya yang lemah itu hanya bisa ditangkap teropong bergaris tengah 8-10 meter dan dilengkapi spektroskopi di gelombang inframerah.

Usaha mengumpulkan informasi tentang planet di luar tata surya memang telah dilakukan sejak 1990-an. Amerika Serikat dan Eropa berlomba-lomba membangun fasilitas penelitian. Eropa mendirikan pusat penelitian di Gurun Atacama, La Silla, Cile. Di sana langit cerah sepanjang tahun sehingga memudahkan pengamatan. Sedangkan Amerika berencana menempatkan teleskop khusus di luar angkasa untuk menangkap cahaya planet dari luar tata surya.

Mencari planet lain untuk bisa dijadikan tempat tinggal ini merupakan impian para astronom. Selain bertujuan mencari sumber ekonomi baru, ”Kita ingin tahu apakah kita ini unik ataukah ada yang lain yang mirip kita. Jika ada, akan sangat menyentuh sisi kejiwaan. Ternyata kita tidak sendirian,” kata Johny, peneliti 33 tahun, yang merupakan satu dari 50 astronom penemu planet di luar tata surya.

Tapi, jika planet itu ditemukan, bagaimana mencapai tempat yang sangat jauh seperti Gliese 581c? Untuk mencapai Mars, yang jaraknya ”hanya” 56 juta kilometer, wahana buatan manusia harus menghabiskan delapan bulan perjalanan. Dan jika ada roket yang bisa membawa manusia ke planet itu dengan waktu yang masuk akal, mungkinkah kembali dengan selamat? William Hill mungkin akan membuka pasar taruhan untuk yang satu ini.

Adek Media

Terlindung Bintang Induk

Penemuan Gliese 581c merupakan pencapaian penting dunia astronomi. Ini menandakan peralatan yang tersedia mampu mendeteksi planet-planet yang ukurannya tak jauh lebih besar dari Bumi. Maklum, dari 229 planet di luar tata surya yang telah dideteksi sejak 1990-an, cuma empat biji—termasuk Gliese ini—yang bukan planet raksasa, seukuran Jupiter dan Saturnus.

Planet yang masuk kelompok bumi-super ini memang sulit dideteksi karena lokasinya yang relatif dekat dengan bintang induk. Cahaya planet yang hanya sepersepuluh miliar kekuatan bintangnya tak ubahnya sejumput garam yang ditebar ke laut, sehingga sulit dibedakan. Lain halnya dengan planet raksasa—selain ukurannya besar—yang jauh dari bintang induknya.

Berikut ini profil planet bumi-super yang sudah ditemukan manusia.

OGLE-2005-BLG-390Lb Bintang induk: OGLE-2005-BLG-390L Jarak dari bintang induk: 448 juta kilometer Lokasi: Konstelasi Sagittarius Jarak bintang ke Bumi: 312.000 triliun kilometer Lama mengorbit: 10 tahun Massa: 5,5 kali bobot Bumi Ukuran: belum diketahui Ditemukan: 2006

Gliese 581c Bintang induk: Gliese 581 Jarak dari bintang induk: 11 juta kilometer Lokasi: Konstelasi Libra Jarak bintang ke Bumi: 194 triliun kilometer Lama mengorbit: 13 hari Massa: 5 kali bobot Bumi Ukuran: 1,5 kali Bumi Ditemukan: 4 April 2007

Gliese 876d Bintang induk: Gliese 876 Jarak dari bintang induk: 3,11 juta kilometer Lokasi: Konstelasi Aquarius Jarak bintang ke Bumi: 141 triliun kilometer Lama mengorbit: Dua hari Massa: 5,8 kali bobot Bumi Ukuran: belum diketahui Ditemukan: 2005

HD 69830b Bintang induk: HD 69830 Jarak dari bintang induk: 10 juta kilometer Lokasi: Konstelasi Puppis Jarak bintang ke Bumi: 387 triliun kilometer Lama mengorbit: 9 hari Massa: 10 kali bobot Bumi Ukuran: belum diketahui Ditemukan: 2006

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus