Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Awan merupakan salah satu benda di langit yang biasanya terlihat ketika siang hari. Dikutip dari Weather, awan terdiri dari titik-titik air kecil yang disebut tetes awan.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tetes-tetes ini tidak langsung terlihat oleh mata telanjan. Tetapi jika dilihatnya di bawah mikroskop, akan terlihat titik jernih air cair. Awan terdiri dari miliaran tetes air ini. Lalu, bagaimana kita bisa melihat tetes-tetes ini jika mereka bening?
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Matahari akan menerangi mereka tetes air tersebut. Matahari mengeluarkan energi dalam spektrum yang cukup luas, mulai dari sinar Gamma yang kecil dan berbahaya hingga gelombang radio seukuran gedung pencakar langit. Tetapi yang paling mungkin adalah sebagian kecil dari spektrum spektrum yang terlihat.
Spektrum yang terlihat adalah emisi energi matahari yang dapat manusia lihat. Ini terdiri dari warna-warna seperti merah, oranye, kuning, hijau, biru, dan ungu. Ketika warna-warna tersebut bergabung, cahaya matahari akan tampak putih.
Ketika cahaya putih tersebut berinteraksi dengan tetes awan, cahaya tersebut tersebar atau terdorong keluar dari tetes dalam berbagai arah. Itulah sebabnya awan tampak putih.
Lantas, mengapa awan berubah menjadi gelap saat hujan?
Dikutip dari Live Science, awan hujan berwarna abu-abu karena ketebalannya atau ketinggiannya. Sebuah awan menjadi lebih tebal dan padat saat mengumpulkan lebih banyak tetes air dan kristal es.
Jika awan semakin tebal, semakin banyak cahaya yang tersebar dan mengakibatkan penembusan cahaya matahari yang lebih sedikit. Cahaya matahari memang memainkan peran penting dalam perubahan warna awan ketika hujan terjadi
Partikel di bagian bawah awan saat hujan tidak memiliki banyak cahaya untuk tersebar ke mata manusia. Karena itu, bagian dasarnya tampak abu-abu saat Anda melihatnya dari bawah, seperti dari rumah atau mengintip dari kaca.
Efek ini menjadi lebih nyata seiring dengan bertambah besarnya tetes air. Contohnya seperti tepat sebelum awan tersebut cukup besar untuk jatuh dari langit sebagai hujan atau salju. Hal tersebut karena mereka menjadi lebih efisien dalam menyerap cahaya daripada menyebarkannya.
Pilihan Editor: Bagaimana Proses Hujan dari Awan Konvektif?