Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Menggali Inspirasi di Wallacea Week 2017

Foto-foto koleksi The Wallacea Fondation yang ditampilkan di Wallacea Week 2017 memperlihatkan ragam fauna di jalur Wallacea.

18 Oktober 2017 | 12.16 WIB

Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani
Perbesar
Wallacea Week 2017 digelar di Perpustakaan Nasional mulai Senin, 16 Oktober 2017. Kredit: Kistin Septiyani

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Senyum tak pernah luruh dari wajah Harley B Sastha, saat ia bercerita soal Bidadari Halmahera (Semioptera Wallaci) yang fotonya terpajang di acara Wallacea Week 2017. Sesuai namanya, salah satu binatang temuan Alfred Russel Wallace ini memiliki bulu secantik bidadari.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Harley juga tak henti–hentinya mengungkapkan kekaguman pada sosok Wallace, tokoh yang melatarbelakangi acara di Perpustakaan Nasional Republik Indonesia sejak hari Senin, 16 Oktober 2017 tersebut.

Baca: Wallacea Week 2017: Mencari Jejak Terbaru Alfred Russel Wallace

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Kekaguman itulah yang mendorong  Harley datang dari Bogor ke Jakarta seorang diri. Berbekal informasi dari seorang teman, dia menyempatkan hadir dalam acara yang berlangsung hingga tanggal 22 Oktober mendatang.

Bidadari Halmahera hanyalah satu dari sekian banyak foto yang terpajang di Wallacea Week 2017. Foto–foto koleksi The Wallacea Fondation memperlihatkan ragam fauna di jalur Wallacea, dari jenis primata, unggas hingga serangga. “Terlalu banyak hal luar biasa jika membicarakan Wallace,” ucap Harley kemarin.

Alfred Russel Wallace adalah seorang ilmuwan asal Inggris yang memiliki peranan penting dalam indentifikasi flora dan fauna di nusantara. Buku The Malay Archipelago menjadi saksi perjalanannya selama delapan tahun di nusantara.

Melalui buku yang diterbitkan tahun 1869 ini, Wallace mempublikasikan ratusan ribu flora dan fauna Nusantara. Dalam buku ini pula, Wallace menjelaskan ciri khusus yang dimiliki flora dan fauna di daerah Sulawesi, Nusa Tenggara, Kepulauan Maluku dan pulau–pulau kecil di sekitarnya, yang lebih dikenal dengan Jalur Wallacea.

Dalam penjelajahannya di Nusantara, Wallace menemukan gagasan tentang evolusi, yang saat ini lebih lekat dengan sosok Charles Darwin. Harley sangat menyayangkan karena tidak banyak orang mengetahui besarnya peran Wallace dalam teori Evolusi milik Darwin itu.

Dia berharap adanya acara semacam ini mampu meningkatkan kesadaran tentang pentingnya peran Wallace dalam dunia ilmu pengetahuan. “Sebagian besar orang hanya mengetahui jalur Wallacea tanpa mengenal siapa Wallace,” ucapnya.

“Wallace seharusnya menjadi inspirasi bagi masyarakat, terutama kita generasi muda, untuk tidak sekedar mendatangi tapi juga mengamati dan menemukan potensi baru negeri ini,” ucap Harley. “Kan bagus kalau nanti ada hewan atau tumbuhan yang namanya seperti orang Indonesia,” tambah Harley.

Acara Wallacea Week 2017 yang diselenggarakan oleh Akademi Ilmu Pengetahuan Indonesia (AIPI) ini menjelaskan secara rinci bagaimana kisah hidup Wallace, dari perjalanannya ke Brasil, gagasannya tentang evolusi, hingga terciptanya jalur Wallacea. Informasi itu dikemas dalam sebuah peta sejarah yang menyenangkan untuk dibaca.

KISTIN SEPTIYANI

 

 

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus