Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Panglima TNI Jenderal Andika Perkasa mendorong prajurit dan pegawai aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Tentara Nasional Indonesia untuk mengambil pendidikan dokter spesialis. Menurut Andika, TNI juga perlu menambah jumlah dokter spesialisnya karena kondisi saat ini Indonesia kekurangan dokter spesialis.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
“Saya ingin data tentang dokter spesialis yang ada di masing-masing angkatan (matra), karena saya ingin melakukan terobosan (mengatasi kekurangan dokter spesialis),” kata Andika saat rapat terbatas bersama jajarannya di Pusat Kesehatan TNI sebagaimana disiarkan kanal Youtube Jenderal TNI Andika Perkasa di Jakarta, Kamis, 10 Februari 2022.
Oleh karena itu, ia berharap para prajurit dan ASN di lingkungan TNI dapat memanfaatkan kerja sama pendidikan dokter spesialis antara Universitas Airlangga dan Tentara Nasional Indonesia yang diresmikan pekan lalu.
“Kita harus memenuhi dulu (jumlah dokter spesialis), kalau tidak kita terseok-seok. Oleh karena itu, mumpung ada ide yang sangat kreatif dari Universitas Airlangga untuk menambah, mempercepat pendidikan dokter spesialis,” kata Andika.
Andika Perkasa menggelar rapat terbatas bersama Kepala Pusat Kesehatan (Kapuskes) TNI Mayjen TNI Budiman, Kapuskes TNI AD Mayjen TNI Purwo Setyanto, Kepala Dinas Kesehatan TNI AL Laksamana Pertama TNI Agus Guntoro, dan Kepala Dinas Kesehatan TNI AU Marsma TNI Isdwiranto Istanto.
Dalam pertemuan itu, Andika meminta jajarannya menentukan rumah sakit yang akan ditunjuk untuk menampung para mahasiswa Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS). “Tugas berikutnya RS mana di masing-masing angkatan yang kemudian bisa dijadikan tempat pendidikan. Maksudnya, pendidikan di Universitas Airlangga, tetapi praktiknya nanti dititipkan kepada RS, RS, ya RS kita,” kata Panglima.
Dalam kesempatan itu, dia menegaskan bahwa kerja sama antara TNI dan Universitas Airlangga tidak sampai menyediakan beasiswa. Meski begitu, kerja sama tersebut dapat memudahkan penerimaan menjadi dokter spesialis.
Pada Jumat, 4 Februari lalu, Andika menghadiri penandatanganan nota kesepahaman kerja sama pendidikan dokter spesialis antara Universitas Airlangga dan TNI. Rektor Universitas Airlangga Mohammad Nasih pada acara itu menyampaikan Indonesia masih kekurangan dokter umum dan dokter spesialis sehingga kesenjangan atau disparitas pelayanan kesehatan antardaerah masih terjadi.
Dia menyebut Indonesia sejauh ini memiliki sekitar 41.000 dokter spesialis dan 145.000 dokter umum. Namun, jumlah itu belum memadai, karena satu orang dokter spesialis masih harus melayani lebih dari 6.000 orang.
Baca juga:
Selalu update info terkini. Simak breaking news dan berita pilihan dari Tempo.co di kanal Telegram “Tempo.co Update”. Klik https://t.me/tempodotcoupdate untuk bergabung. Anda perlu meng-install aplikasi Telegram terlebih dahulu.