Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti Pusat Riset Biomedis Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) Putu Yuliandari menyatakan, vaksin virus hepatitis C dapat dikembangkan apabila periset dari berbagai disiplin ilmu bekerja sama dalam penelitiannya. Hal ini berkaca pada penelitian dan pengembangan vaksin COVID-19.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
"Ini yang membuat saya berharap bahwa penelitian-penelitian berikutnya, berbagai peneliti di dunia bekerja sama dengan multi disiplin akan mampu membuat platform vaksin yang kombinasi, bersifat luas, dan multi genotipe, sehingga mampu membuat vaksin yang efektif," katanya dalam webinar yang diikuti secara daring di Jakarta, Kamis. 5 September 2024 seperti dilansir Antara.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Putu memaparkan, tantangan yang dihadapi dalam penelitian dan pengembangan vaksin hepatitis C adalah sifat virus tersebut yang memiliki tingkat mutasi tinggi. Virus hepatitis C juga memiliki varian genotipe berbeda-beda, di mana ada yang memiliki genotipe khusus di suatu daerah tertentu.
Oleh karena itu, kata Putu, pengembangan vaksinnya harus bisa digunakan secara universal untuk berbagai varian genotipe serta mengungguli kecepatan mutasi virus tersebut. "Jadi ketika pembuatan vaksin hepatitis C apakah vaksin itu akan mampu diterapkan di seluruh dunia dengan tingkat epidemologi genotype yang berbeda-beda juga," ujarnya.
Putu optimistis vaksin hepatitis C masih dapat dikembangkan mengingat kemajuan teknologi saat ini dan berbagai penelitian yang telah dilakukan terkait virus ini. "Prospeknya masih bagus asalkan kita mau bekerja sama dan berupaya semaksimal mungkin," kata Putu.
Sebelumnya Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan pihaknya berkomitmen untuk mengeliminasi hepatitis di Indonesia dengan mengadopsi strategi komprehensif, dengan meningkatkan akses deteksi dini hepatitis, menyediakan pengobatan dan vaksin yang memadai, serta penguatan surveilans terutama bagi ibu hamil dan kelompok berisiko tinggi.
Budi juga menekankan kerja sama lintas sektor dan pemangku kepentingan sebagai kunci untuk mencapai hasil yang positif. "Sekarang adalah waktunya untuk bergerak bersama. Kita pastikan tes dan pengobatan Hepatitis tersedia untuk semua," kata dia.