Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Peneliti City College of New York berhasil membuat baterai seng mangan dioksida atau Zn/MnO2 tegangan tinggi, yang dapat diisi ulang. Temuan itu menarik, karena selama ini tegangan baterai, yang banyak kita pakai sehari-hari ini, paling tinggi hanya 2 V.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dengan tegangan 2,45-2,8 V, baterai Zn/MnO2 alkalin, yang dikembangkan oleh Dr. Gautam G. Yadav di CUNY Energy Institute, dapat memecah dominasi lithium (Li) yang mudah terbakar dan mahal.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Agar bisa menghasilkan tegangan di atas 2 V, Yadav dan timnya secara teknis merekayasa dua elektrolit berbeda yang menghasilkan kapasitas teoretis 308 mAh / g secara reversibel untuk banyak siklus.
"Tegangan baterai alkaline Zn/MnO2 yang tersedia secara komersial saat ini sekitar 1,2-1,3V, dan ini dianggap rendah dibandingkan dengan Li-ion yang memiliki tegangan di atas 3V," kata Yadav.
Tegangan adalah aset terbesar Li-ion dan telah membantu memicu dominasinya di dunia yang haus energi.
"Sayangnya itu mengandung unsur-unsur yang beracun dan sensitif secara geopolitik dengan negara-negara Asia yang memonopoli penambangan dan manufaktur mereka," kata Yadav.
"Ini telah menempatkan Amerika Serikat pada kerugian yang luar biasa dan telah kehilangan keunggulannya dalam industri penyimpanan energi. Dengan Mn dan Zn menjadi elemen yang tersedia secara luas, dan dengan AS kaya dengan mereka juga , ini memungkinkan AS untuk berkompetisi lagi. Biaya produksi baterai ini juga akan rendah, sehingga dapat memulai pertumbuhan industri penyimpanan energi di AS."
Anggota tim Yadav dari Grove School of Engineering CCNY termasuk Xia Wei, Jinchao Huang, Damon E. Turney dan Sanjoy Banerjee, yang adalah profesor teknik kimia dan direktur Institut Energi CUNY.
Penelitian mereka tentang baterai ini muncul dalam jurnal ACS Energy Letters, yang menerbitkan terobosan penelitian terkait energi.
TECHEXPLORE