Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Perjalanan Boeing, Pernah Jadi Pesawat Paling Laris Hingga Terlibat Sejumlah Kecelakaan

Sejumlah kecelakaan membuat reputasi Boeing merosot.

3 Juli 2024 | 10.34 WIB

Image of Tempo
material-symbols:fullscreenPerbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Perusahaan The Boeing Company dilaporkan banyak mengalami insiden merugikan di tahun 2024 ini. Reputasi perusahaan yang telah berumur lebih dari satu abad itu disebut-sebut telah tercoreng. Dilansir dari theatlantic.com, perusahaan ini dirintis oleh William E. Boeing, Donald Douglas, James H., dan James S. McDonnel pada tahun 1916. Kemudian pada 1919 pesawat komersial pertama Boeing diterbangkan dari Seattle ke Kanada sebagai jasa pengantaran surat menyurat hingga administrasi jalur udara.

Demi pengembangan bisnis yang lebih lebar, kenudian The Boeing Company pada 1920-an gencar membuat beberapa model pesawat terbang, pesawat tempur, hingga pesawat angkut. Mulanya Boeing fokus merakit dan memproduksi jenis pesawat untuk pertempuran dan pengeboman guna mendukung kekuatan militer Amerika Serikat dalam Perang Dunia I dan II. Tahun 1933 Boeing mulai alami kebangkitan dengan menciptakan pesawat paling modern yakni Boeing 247.

Pesawat tersebut dapat menampung sejumlah penumpang dengan mesin ganda dan mampu terbang dengan satu mesin saja. Layanan komersial secara massal Boeing buka pasca melakukan kesepakatan dengan Pan America World Airways dengan rute lintas samudera. Maka terhitung pada 1934 Boeing untuk kali pertama melakukan perjalanan reguler dari Amerika Serikat ke Inggris. Dari sana kepercayaan diri industri dirgantara ini mulai terpupuk dan gencar melakukan inovasi.

Boeing mencapai kejayaan ketika meluncurkan model pesawat Boeing 737 pada 17 Januari 1967. Bahkan di awal pembuatannya sudah 17 maskapai yang memesan karena kuat dan andal, Boeing 737 dikatakan model tersukses dan mencapai penjualan terlaris di dunia pada tahun 1987. Tidak lama muncul pesaing The Boeing Company dengan adanya Airbus yang menjual produk pesawat lebih banyak. Bukannya kian meningkatkan kualitasnya Boeing terus downgrade hingga pada 1997 perusahaannya bergabung dengan perusahaan milik McDonnel Douglas yang merupakan rivalnya.

McDonnel Douglas banyak mengubah aturan perusahaan Boeing karena hanya mementingkan masalah keuangan. Alhasil manajemen hingga masalah teknis pesawat disinyalir menjadi salah satu penyebab kecelakaan pesawat, hingga puncaknya pada 2024 ini sudah 4 kali secara beruntun Boeing terlibat insiden kecelakaan. Perkembangan terbaru, Departemen Kehakiman Amerika Serikat menuntut Boeing secara pidana atas kecelakaan fatal yang melibatkan jet 737 MAX pada 2021 lalu. 

pada Januari 2024 Lembaga Aviasi Federal (FAA) turun tangan dengan mengeluarkan titah memberhentikan perizinan terbang pesawat Boeing.

Namun, seiring berjalannya waktu, pesawat Boeing terlibat sejumlah kasus kecelakaan yang sebabbya diklaim  karena human error. Dilansir dari berbagai sumber, inilah 5 insiden kecelakaan pesawat Boeing yang populer:

1. Bandara Tenerife (1977)

Dikutip dari Britannica, kecelakaan dua pesawat Boeing 747 terjadi di darat tepatnya saat melakukan landasan pada tanggal 27 Maret 1977 lalu. Kedua pesawat tersebut sebenarnya dilandaskan di Las Palmas, nahasnya karena ada indikasi aktivitas teroris maka dialihkan ke Bandara Tenerife. Kejadian mengerikan terjadi saat kedua pesawat Boeing itu saling bertebrakan hingga menghancurkan badan pesawat tanpa izin yang memadai. Sebanyak 580 korban jiwa direnggut dalam kecelakaan darat tersebut.

2. Japan Airlines Flight 123 (1985)

Bisa dikatakan kecelakaan pesawat Japan Airlines Flight 123 pada tahun 1985 adalah kecelakaan Boeing paling mematikan sepanjang sejarah. Dilansir dari businessinsider.com, pada saat itu Japan Airlines tengah menempuh perjalanan sekitar 12 menit dari Bandara Haneda ke Osaka. Tiba-tiba saja bagian badan belakang pesawat alami ledakan hingga merusak kendali pilot dan memutus sistem hindrolik mesin. Pesawat terkatung di udara selama 30 menit sebelum akhirnya jatuh dan menewaskan 505 penumpang serta 15 awak pesawat.

3. Malaysia Airlines Penerbangan MH370 (2014)

Hilang hingga 10 dekade, bangkai pesawat Malaysia Airlines MH370 hingga detik ini belum menemukan titik terangnya. Pesawat yang mengangkut 239 penumpang ini dinyatakan hilang pada 8 Maret 2014 lalu pasca 39 menit lepas landas dari Kuala Lumpur. Dinukil dari apnews.com, hingga saat ini belum diketahui secara pasti apa yang membuat pesawat Malaysia MH370 alami hilang kontak. Ada yang menyebut karena diretas, hilangnya oksigen dalam kabin, hingga terjadinya korsleting listrik.

4. Lion Air di Perairan Karawang (2018)

Lion Air yang menggunakan jenis pesawat Boeing 737 MAX pada 2018 lalu alami insiden kecelakaan untuk rute Jakarta - Pangkalpinang. Tidak ada korban yang selamat dalam peristiwa nahas tersebut, 181 penumpang dan 8 kru pesawat dinyatakan meninggal dunia pasca enam menit lepas landas dari Bandara Soekarno - Hatta. Akibat kejadian pesawat jatuh tersebut, Amerika Serikat pun melakukan investigasi hingga ditemukan gangguan pada kendali pesawat, indikator ketinggian, hingga kecepatan. Dan penyelidikan tersebut membuat David Calhoun selaku CEO The Boeing Company mengundurkan diri dari posisinya.

5. Latam Airlines (2024)

Latam Airlines Boeing 787 diberitakan jatuh pada 11 Maret 2024 lalu, pesawat tersebut hendak menuju Auckland dari Sydney. Pesawat alami goncangan yang membuat 50 orang luka-luka dari 263 penumpang. Ini menjadi catatan tambahan untuk Boeing setelah 3 kecelakaan lain berturut-turut terjadi di paruh awal tahun 2024 ini. Kini Boeing terancam mendapat tuntutan pidana hingga biaya kerugian yang harus dipikul.

Pilihan Editor: Buntut Dua Kecelakaan Fatal, AS akan Tuntut Boeing Secara Pidana 

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus