Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Pesan WHO Soal Upaya Preventif untuk Cegah Infeksi Virus Nipah

Hingga saat ini, belum ada vaksin atau obat khusus terkait dengan infeksi virus Nipah.

14 September 2023 | 14.41 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Staf memasang tanda bertuliskan "Bangsal isolasi Nipah, dilarang keras masuk" di sebuah rumah sakit di Kozhikode, 12 September 2023. REUTERS/Stringer

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Infeksi virus Nipah semakin menjadi ancaman yang nyata. Bahkan, pemerintah negara bagian India telah mengumumkan karantina di beberapa titik pada Rabu, 13 September 2023. Untuk itu, perlu adanya upaya yang dimaksudkan untuk mencegah adanya infeksi virus mematikan ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Saat ini, tak ada obat atau vaksin khusus yang diramu terkait dengan infeksi virus Nipah, meskipun Organisasi Kesehatan Dunia atau WHO telah mengidentifikasi Nipah sebagai penyakit prioritas untuk blueprint penelitian dan pengembangan WHO.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Karena tidak adanya vaksin, WHO mengingatkan bahwa satu-satunya cara untuk mengurangi atau mencegah infeksi NiV pada manusia adalah dengan meningkatkan kesadaran akan faktor risiko. Selain itu, mengedukasi publik terkait langkah-langkah yang bertujuan untuk mengurangi paparan virus Nipah.

Centers for Disease Control and Prevention (CDC) pernah merekomendasikan beberapa upaya preventif yang dapat dilakukan di daerah-daerah di mana wabah virus Nipah (NiV) telah ditemukan, seperti:

1. Mencuci tangan secara teratur dengan sabun dan air
2. Menghindari kontak dengan kelelawar atau babi yang sakit
3. Menghindari area di mana kelelawar sering bertengger
4. Menghindari makan atau minum produk yang mungkin terkontaminasi oleh kelelawar
5. Menghindari kontak dengan darah atau cairan tubuh orang yang diketahui terinfeksi NiV.

Selain langkah-langkah preventif, menurut CDC, penelitian lebih dalam mengenai NiV harus diupayakan agar mencegah wabah di masa depan, mulai dari para ilmuwan, peneliti, dan komunitas yang berisiko. Penelitian tentang ekologi kelelawar buah diperlukan lebih kaya untuk dapat memahami di mana mereka hidup dan bagaimana akhirnya dapat menyebarkan virus ke hewan lain dan manusia.

Pada akhirnya, diperlukan evaluasi teknologi atau metode baru yang berperan dalam meminimalisir penyebaran virus di dalam populasi kelelawar.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus