Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Inilah resep para ahli nuklir untuk keluar dari krisis energi dunia: membuat reaktor yang meniru reaksi fusi di matahari. Awal bulan lalu resep ini mulai diracik di Cadarache, Prancis. Di kota itu, Uni Eropa, Amerika Serikat, India, Cina, Jepang, Korea Selatan, serta Rusia membangun sebuah reaktor matahari eksperimen senilai US$ 12,8 miliar (sekitar Rp 116,48 triliun). Nama reaktor itu: International Thermonuclear Experimental Reactor (ITER).
Reaktor nuklir ini berbeda dengan yang kini sudah tersedia, termasuk yang ditawarkan Presiden Korea Selatan Roh Moo-hyun kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono awal bulan lalu di Jakarta. Energi tidak dipanen dengan membelah uranium (reaksi fisi), tapi dengan memfusikan atom hidrogen menjadi helium (lihat Reaktor Fisi vs. Fusi).
Kincir Angin Para Dewi
Ramah lingkungan tidak boleh tanggung-tanggung. Begitulah menurut Engga Dwi Zenia dan Septa Eka Pratiwi, siswi SMP Taruna, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Maka, mereka membuat mesin pengolah sampah organik untuk pembuatan kompos yang tidak digerakkan dengan listrik atau mesin berbahan bakar minyak, tapi... kincir angin. Kebetulan, Probolinggo kerap dilewati angin gending yang bertiup kencang.
Mesin yang diberi nama kincir penghancur sampah organik ini meraih gelar juara pertama lomba karya ilmiah remaja tingkat SMP se-Probolinggo bulan lalu. Ini ganjaran yang layak untuk mereka, karena dalam uji coba mesin itu mampu mencacah hingga 80 persen sampah organik.
Bibin Bintariadi
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo