Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Rilis Surat Edaran Virus Corona, UGM Imbau Tidak ke Luar Negeri

Rektor UGM mengimbau seluruh sivitas akademika UGM untuk menangguhkan perjalanan ke luar negeri, terutama di negara-negara terdampak virus corona.

3 Maret 2020 | 13.27 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Kampus UGM (ugm.ac.id)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta- Universitas Gadjah Mada (UGM) melakukan upaya pencegahan penularan virus corona dengan mengeluarkan surat edaran tentang Kewaspadaan Dini Terkait COVID-19.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Melalui Surat Edaran Nomor: 1285/UN1.P/SET-SR/TR/2020, Rektor UGM, Panut Mulyono, mengimbau seluruh sivitas akademika UGM untuk menangguhkan perjalanan ke luar negeri, terutama di negara-negara terdampak COVID-19.

Menurut Sekretaris Rektor UGM Gugup Kismono, pertimbangan utama UGM mengeluarkan surat edaran ini untuk kehati-hatian. "Supaya sivitas UGM, maupun tamu, dan masyarakat sekitar lebih berhati-hati terhadap kesehatan, khususnya COVID-19," ujar dia seperti dikutip lamam resmi ugm.ac.id, Senin, 2 Maret 2020.

Gugup menerangkan UGM berusaha mengantisipasi penyebaran virus corona dengan sebaik-baiknya. Selain mengeluarkan imbauan penangguhan perjalanan ke luar negeri, pihaknya juga menangguhkan sejumlah acara yang telah dijadwalkan  hingga beberapa bulan ke depan yang melibatkan tamu dari luar negeri baik mahasiswa maupun dosen asing hingga situasi aman dari sisi kesehatan.

UGM, Gugup berujar, sedang mempertimbangkan untuk membatalkan karena risiko tidak bagi yang datang saja. "Tapi terutama kita sebagai tuan rumah yang memiliki tamu dari berbagai negara. Demi kepentingan yang lebih besar menunda acara-acara yang punya risiko tinggi pada kesehatan," kata Gugup.

Saat ini UGM terus berkomunikasi dengan para tamu yang akan datang ke UGM dan melakukan penilaian bersama. Hasil evaluasi nantinya akan dijadikan sebagai bahan pertimbangan apakah kegiatan akan dilaksanakan atau ditangguhkan terlebih dahulu.

Untuk penangguhan pelaksanaan kegiatan dilakukan mengikuti perkembangan dan kebijakan dari pemerintah. Misalnya, Gugup menambahkan, di bulan Juni akan banyak summer course yang banyak diikuti mahasiswa dari ASEAN. "Ada juga dari Jepang, Australia dan Cina. Ini kita pertimbangkan untuk ditunda sampai situasi aman dari sisi kesehatan," tuturnya.

Menurut Gugup, saat ini UGM belum mengeluarkan larangan kunjungan ke UGM pada mahasiswa maupun dosen asing. Kendati begitu, pihaknya akan menghubungi mereka untuk menunda perjalanan ke UGM hingga situasi dinyatakan membaik dan aman.

Surat Edaran UGM terkait Kewaspadaan Dini COVID-19 berisikan lima poin utama. Selain mengimbau penangguhan perjalanan ke luar negeri, di dalamnya juga disampaikan imbauan pada sivitas UGM yang baru saja melakukan perjalanan dari luar negeri, terutama Cina, Korea, Jepang, Singapura, Australia, Malaysia, Vietnam, Thailand, India, Amerika Serikat, Kanada, Italia, Jerman, Perancis, Inggris, Iran, Uni Emirat Arab, Bahrain, Kuwait dan Belanda diharapkan membatasi interaksi dengan sivitas UGM lainnya maupun anggota keluarga atau rumah tangga selama 14 hari sejak kepulangannya ke Indonesia.

Jika dalam masa 14 hari tersebut mengalami demam, batuk, pilek, sesak dan lainnya, para sivitas akademika dimohon untuk segera periksa ke poli paru RSUP dr. Sardjito dan mengirimkan hasil pemeriksaan lewat email ke [email protected].

Sivitas UGM juga diminta untuk melakukan perilaku hidup sehat dengan lebih sering mencuci tangan menggunakan sabun, mengonsumsi makanan sehat agar lebih meningkatkan daya tahan tubuh dan meminimalkan kegiatan di keramaian yang kurang diperlukan. Selain itu, sivitas akademika diminta untuk melindungi diri, dengan memakai masker dan mengurangi interaksi bagi yang mengalami gejala-gejala influenza.

Imbauan berikutnya sivitas UGM diminta agar secara aktif melakukan upaya kewaspadaan influenza, termasuk SARS dan COVID-19, di unit kerja masing-masing dengan melakukan penyebaran informasi atau literasi kesehatan tanpa membuat panik. Unit kerja didorong menyediakan fasilitas cuci tangan menggunakan sabun atau handrub berbasis alkohol di setiap ruangan/tempat-tempat strategis.

Kemudian, membuat ketentuan agar cleaning service lebih sering membersihkan tempat yang sering terpegang tangan, seperti meja, terutama dalam ruang-ruang rapat, gagang pintu, gagang jendela, papan tombol lift, pegangan atau rel tangga dan lain-lain dengan disinfektan (larutan kaporit 0,1% sesuai standar WHO).

“Saat ini kita sediakan hand sanitizer di unit-unit kerja, ruang meeting dan persensi. Selain itu, juga kita sediakan masker sehingga jika diperlukan siapa saja bisa menggunakan fasilitas tersebut," tambah Gugup.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Erwin Prima

Erwin Prima

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus