Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Bonn - Para ilmuwan di Fraunhofer Institute for High Frequency Physics dan Radar Techniques (Fraunhofer FHR) berhasil memantau modul stasiun luar angkasa Cina seberat 8,5 ton, Tiangong-1, menggunakan sistem radar pelacakan dan pencitraan yang diklaim paling kuat di seluruh dunia.
Baca: Tiangong-1 Diprediksi Jatuh ke Bumi pada Akhir Pekan Paskah
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Observasi mereka membantu menginformasikan perkiraan dari European Space Agency (ESA) dan German Space Situational Awareness Center.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Para ilmuwan Fraunhofer FHR itu menunjukkan Tiangong-1 yang melakukan perjalanan dengan kecepatan sekitar 18.000 mph (29.000 km / jam) di orbit hampir 168 mil (270 kilometer) di atas Bumi ketika gambar radar diperoleh.
Para peneliti itu juga mengawasi rotasi stasiun tersebut di bawah komisi ESA. Rotasi adalah salah satu faktor dalam menentukan kapan stasiun luar angkasa itu akan menabrak Bumi.
Tiangong-1 diperkirakan akan jatuh di suatu tempat antara 43 derajat lintang utara dan 43 derajat lintang selatan, dan beberapa bagian dari stasiun ruang angkasa itu diperkirakan akan sampai ke permukaan bumi.
"Titik dampak yang lebih akurat hanya dapat diperkirakan beberapa hari sebelum peristiwa sebenarnya, karena efek pengereman atmosfer dipengaruhi oleh sejumlah faktor," kata perwakilan Fraunhofer FHR dalam sebuah pernyataan sebagaimana dikutip laman Space.com, 26 Maret 2018.
The Verge melaporkan Badan Antariksa Eropa (ESA) telah menentukan tanggal masuknya stasiun itu antara sekitar 30 Maret dan 2 April, dengan peristiwa yang paling mungkin terjadi pada saat April Mop.
Kejatuhan Tiangong-1 telah menimbulkan banyak kekhawatiran karena Cina tidak lagi memiliki kendali atas stasiun luar angkasa itu. Para insinyur negara itu tidak dapat menyalakan mesin kendaraan itu lagi dan mengarahkannya ke laut terbuka.
Baca: Segera Tabrak Bumi, Satelit Tiangong-1 Berpotensi Mematikan
Tiangong-1 juga cukup berat. Beratnya hampir 19.000 pound (8.500 kilogram) ketika pertama kali diluncurkan pada tahun 2011, menjadikannya salah satu obyek besar yang masuk tak terkendali ke Bumi. Stasiun itu juga cukup padat, jadi sementara sebagian besar akan terbakar di atmosfer, mungkin beberapa potongan besar stasiun bisa sampai ke tanah.
SPACE | THE VERGE