LEBIH seribu tahun lalu, 'kapal Viking' dari Norwegia sudah
tersohor, sebagai kapal paling unggul. Kini anak-cucu bangsa
Viking di Norwegia - jumlahnya hanya 4 juta - memiliki armada
niaga ke-5 terbesar di dunia. Dan melalui seminar di Jakarta,
awal pekan lalu, Norwegia memperkenalkan produk unik industri
kapal mereka: kapal aluminium jenis katamaran.
Kapal berkecepatan tinggi yang dibuat A/S Fjellstrand, sebuah
galangan kapal sedang yang khusus membuat kapal yacht aluminium
sampai ukuran 40 m, diperuntukkan mengangkut para pekerja
anjungan pengeboran minyak lepas pantai. Yang menarik bukan
karena Fjellstrand menawarkan kapal aluminium. Tapi karena kapal
yang ditawarkan berbentuk katamaran: kapal dengan dua badan yang
saling dihubungkan oleh geladak lebar di atasnya. Keuntungan
kapal "berbadan dua" itu ialah stabilitas yang besar, luas
geladak yang lebar, tanpa mengurangi kemampuan untuk
berkecepatan tinggi.
Konsepsi bentuk katamaran sebetulnya bukan hal baru dan bukan
bersumber pada teknologi bangsa Viking dahulu. Bahkan juga tidak
berasal dari ruang disain A/S Fjellstrand. Melainkan bersumber
dari bentuk perahu layar penduduk berbagai kepulauan di Lautan
Teduh. Konon nama katamaran berasal dari kattumaram, kata bahasa
Tamil, yang berarti mengikat (kattu) pokok kau (maram). Tapi
katamaran yang dipergunakan ratusan tahun lamanya oleh bangsa
Polinesia di Fiji, Kaledonia Baru dan Hawaii, yang menjadi
sumber inspirasi orang Barat.
Sekitar tahun 1950-an, dua penggemar olah raga layar di Inggris,
membuat katamaran modern pertama. Sejak itu bentuk katamaran
berkembang pesat dalam dunia olah raga layar. Kini perahu layar
katamaran termasuk perahu tercepat di dunia yang digandrungi
ribuan penggemar, terutama yang muda. Tapi penerapan konsepsi
itu di dunia pelayaran komersial agaknya tak sepesat itu, meski
berbagai keunggulannya sudah terbukti.
Kapal yang dibuat Fjellstrand berukuran panjang 31,5 m dengan
lebar 9,4 m. Versi yang dibuat berdasarkan pesanan perusahaan
minyak Brazil, Norsul Offshore S.A., dapat mengangkut 96
penumpang dan 5 awak dalam ruangan tertutup dan nyaman.
Sementara sisa geladak terbuka, seluas 90 m2, masih mampu memuat
sekitar 15 ton barang. Semua itu bisa diangkut dengan kecepatan
50 km per jam (27 knot) menjelajahi jarak hampir 1.000 km.
Saat ini Fjellstrand sudah membuat 5 buah katamaran seukuran
itu. Dua buah untuk perusahaan minyak - Norsul di Brail dan
Surf, S.A. dari Prancis, anak perusahaan Elf Aquitaine di
Kameroon serta tiga buah untuk angkutan penumpang di Norwegia
sendiri. Sebelumnya sudah 4 katamaran berukuran 25,5 m
dipergunakan berbagai perusahaan angkutan penumpang di Norwegia.
Sukses pengoperasiannya serta kepuasan pemakai, mendorong kami
mengembangkan konsep ini untuk dipakai sebagau penunjang
industri minyak, ujar Direktur Pemasaran Fjellstrand Eirik
Neverdal. Angka kecelakaan yang tinggi, dalam angkutan dengan
helikopter, menimbulkan kebutuhan akan sarana angkutan
berkecepatan tinggi yang lebih aman. Penelitian selama belasan
tahun menunjukkan bahwa pengangkutan dengan helikopter adalah
21,4 kali lebih berbahaya dibanding dengan kapal berkecepatan
tinggi.
Ujian terhadap katamaran dilakukan November 1981, di Laut Utara,
oleh pejabat urusan maritim, wakil perusahaan minyak lepas
pantai Surf dan wakil perusahaan angkutan laut di Norwegia.
Keadaan laut waktu itu sangat gaduh oleh gelombang setinggi 3-4
m dari arah barat laut yang bertubrukan dengan gelombang dasar
setinggi 6 m dari arah tenggara. Arus kencang mengakibatkan
jarak gelombang sekitar 40 m. Kecepatan angin mendekati
kualifikasi badai. Hasilnya: "Penghargaan khusus di berikan para
penguji kapal itu bagi kelayakannya di laut", tercantum dalam
laporan resmi ujian itu.
Keampuhan kapal katamaran itu juga terbukti dalam praktek.
Selama 5 bulan kapal beroperasi di ladang minyak lepas pantai
Campos, Brazil, "Norsul Catamaran" - nama kapal itu - melakukan
153 kali perjalanan. Semuanya lancar, jadwal yang tercapai 100%,
tanpa pernah dibatalkan karena cuaca.
Satu faktor yang menunjang kenyamanan berlayar dengan katamaran
ialah adanya "bantal udara" yang dihasilkan oleh "terowongan" -
ruang kosong antara kedua badan kapal katamaran itu. "Arus air
yang masuk terowongan itu cenderung membentuk 'bantal udara'
yang bertindak sebagai peredam hentakan," ujar Neverdal.
Dan hal itu juga yang memungkinkan kapal mempertahankan
kecepatannya, sekalipun berlayar melawan arah gelombang. Kapal
jenis lain biasanya terpaksa mengurangi kecepatannya dalam
keadaan demikian.
Soal kecepatan tidak saja menguntungkan dari segi waktu, tapi
juga dari segi pemakaian bahan bakar, yang hanya efisien pada
kecepatan tertentu. Dengan kecepatan rata-rata 42 km per jam,
'Norsul Catamaran' menggunakan 378 liter bahan bakar per jam.
Tentu saja pemilihan bahan aluminium yang ringan sebagai badan
kapal sangat menguntungkan. Faktor "keringanan memang dikejar
Fjeelstrand. Itu sebabnya muatan sebaiknya jangan melebihi 120
ton. "Kalau mau memuat kereta api atau mobil seperti halnya
ferry, tak perlu dengan kapal berkecepatan tinggi," ujar
Neverdal, menjawab pertanyaan seorang peserta seminar itu. Lain
barang, tentu lain pula kegunaannya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini