Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Sains

Sultan Al Neyadi Jadi Astronot Arab Pertama Habiskan 6 Bulan di ISS

Sebelum menjadi astronot, Sultan Al Neyadi, 41, adalah seorang insinyur keamanan jaringan untuk Angkatan Bersenjata UEA.

27 Juli 2022 | 15.06 WIB

Sultan Al Neyadi akan menjadi astronot Arab pertama yang menjadi bagian dari misi jangka panjang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (Mohammed bin Rashed Space Centre)
Perbesar
Sultan Al Neyadi akan menjadi astronot Arab pertama yang menjadi bagian dari misi jangka panjang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS). (Mohammed bin Rashed Space Centre)

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta - Astronot dari Uni Emirat Arab (UEA) Sultan Al Neyadi akan menjadi astronot Arab pertama yang menjadi bagian dari misi jangka panjang ke Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) setelah ia memulai misi Crew-6 SpaceX yang dijadwalkan awal 2023.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Selama misi tersebut, ia akan melakukan penelitian ilmiah percobaan sebagai bagian dari Program Astronot UEA. Menurut Kantor Berita Emirates, ini menjadikan UEA negara ke-11 di dunia yang berpartisipasi dalam misi luar angkasa jangka panjang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

slot-iklan-300x600

Al Neyadi akan memulai misi tersebut sebagai bagian dari perjanjian yang ditandatangani antara Axiom Space yang berbasis di Texas dan Pusat Luar Angkasa Mohammed bin Rashid. Tapi Al Neyadi bukan orang Emirat pertama yang ke ISS: kehormatan itu diberikan kepada Hazza Al Mansoori, yang tinggal di stasiun luar angkasa selama delapan hari pada 2019. Al Neyadi diperkirakan akan berada di ISS hingga September 2023.

Al Neyadi dan Al Mansoori adalah dua astronot pertama yang dipilih oleh UEA, pendatang yang relatif baru di luar angkasa, pada 2018. (Dua lagi dipilih pada 2021). Pasangan ini menyelesaikan pelatihan luar angkasa dengan NASA selama persiapan Al Mansoori untuk misi jangka pendeknya pada 2019, sementara Al Neyadi menjadi cadangan.

Sebelum menjadi astronot, Al Neyadi, 41, adalah seorang insinyur keamanan jaringan untuk Angkatan Bersenjata UEA dan memegang gelar Ph.D. dalam teknologi informasi, menurut biografinya di Federasi Astronomi Internasional. Seperti astronot lain yang ditugaskan di ISS, ia telah menyelesaikan sekitar dua tahun pelatihan calon astronot dasar dalam perjalanan ruang angkasa, pelatihan bertahan hidup dan hal-hal lain, menurut Arab Times.

Di luar angkasa, Al Neyadi akan ditugaskan untuk melakukan "banyak eksperimen ilmiah yang mendalam dan canggih sebagai bagian dari program astronot UEA," menurut siaran pers dari kantor wakil presiden UEA.

Axiom Space mampu memberikan kesempatan kepada Al Neyadi sebagai bagian dari kesepakatan dengan NASA. NASA memberi Axiom kursi yang dimiliki oleh badan antariksa itu pada misi Crew-6 SpaceX yang akan datang dengan imbalan kursi di pesawat ruang angkasa Soyuz Rusia yang diberikan Axiom kepada NASA.

Kursi itu digunakan oleh astronot Amerika Mark Vande Hei, yang kembali ke Bumi setelah menghabiskan 355 hari di Stasiun Luar Angkasa Internasional. Karena kursi itu memiliki nilai yang sama, Axiom mengatakan tidak akan bertukar dana dengan NASA.

SpaceX's Crew-6 akan menjadi penerbangan rotasi kru keenam ke Stasiun Luar Angkasa Internasional di atas pesawat ruang angkasa Crew Dragon milik perusahaan. Astronot NASA Stephen Bowen akan menjadi komandan pesawat ruang angkasa untuk misi tersebut dan dia akan bergabung dengan rekannya Woody Hoburg, yang akan menjadi pilot. Misi Crew-6 diperkirakan diluncurkan pada 2023 dengan roket Falcon 9 dari Launch Complex 39A di Kennedy Space Center NASA.

close

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus