Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Teknologi & Inovasi

Teka-teki bintang di hari lahir ... teka-teki bintang di hari lahir...

Bintang misterius yang tampak ketika kelahiran yesus merupakan teka-teki. berdasarkan arsip astronomi kuno cina & korea, dr. david clark dari observatorium greenwich mengemukakan sebagai ledakan bintang.

7 Januari 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUMAT, 6 Januari, adalah pesta Tiga Raja dalam penanggalan Cereja Katolik. Atau pesta Tiga Orang Majusi, menurut versi Protestan. Seperti dikisahkan dalam Injil Lukas dan Mateus, tiga orang bijaksana dari Timur itu dituntun oleh sebuah bintang misterius di langit, untuk menyaksikan kelahiran Yesus. Datang dari tiga tempat yang berbeda--Afrika, India, dan Yunani--ketiga orang majusi itu melihat bintang yang sama, yang bergerak menuju suatu tempat di Timur Tengah. Ketiganya kemudian seperti ditarik oleh besi berani, mengikuti gerak bintang itu, sampai akhirnya mereka sampai di kandang sapi tempat Al-Masih dilahirkan. Lepas dari makna simbolik kisah itu, para astronom Eropa di abad pertengahan berusaha menjelaskan hakekat bintang itu. Di abad ke-13, dipercayai bahwa yang dilihat oleh ketiga orang majusi itu sesungguhnya adalah tumpang-tindihnya dua planit, Yupiter dan Saturnus, yang saling berpapasan dalam jaraknya yang terpendek. Ini tertera dalam dokumentasi biara Worcester di Inggeris, tahun 1285. Empat abad kemudian, Johannes Kepler memperhitungkan bahwa kedua planit itu berpapasan dekat sekali tahun 7 Sebelum Masehi. Lama kemudian timbul pendapat, bukan dua planit yang berpapasan, tapi tiga. Baru tahun 1976 Dr David Hughes dari Universitas Sheffield, Inggeris menyanggah teori 'triple conjnction' itu dengan mengatakan, bahwa bukan tiga planit yang saling berpapasan dalam lintasan orbit satu sama lain yang-terdekat. Tapi hanya dua planit: mula-mula satu planit 'disalib' oleh planit kedua, yang kemudian disusul lagi lantas disalib lagi oleh planit pertama. Sehingga kelihatannya seolah-olah tiga. planit yang nyaris baku senggol. Dari bumi, dengan mata telanjang kelihatannya bisa seperti satu gugusan bintang besar yang tak berkelip-kelip. Namun seluruh teori astronom Eropa itu ditolak bulan Desember lalu oleh Dr David Clark, orang Selandia Baru yang bekerja pada Observatorium Greenwich di Inggeris. Setelah membongkar-bongkar arsip-arsip astronomi kuno dari Tiongkok dan Korea, dia mengemukakan bahwa bintang Bethlehem itu sesungguhnya adalah suatu ledakan bintang atau "nova" yang tampak selama 70 hari dalam musim semi tahun 5 sebelum Masehi. Teorinya itu -- dengan beberapa penyesuaian - didasarkannya pada catatan astronomi yang melandasi sejarah dinasti Han di Tiongkok. Menurut catatan itu, di musim semi tahun 7 sebelum Masehi, tampaklah sebuah bihtang berekor atau huihsing di rasi Capricornus. Tapi karena arah gerakan komet itu tak dijelaskan dalam catatan astronomi itu Dr Clark percaya bahwa yang dimaksud orang-orang Cina itu sebenarnya adalah ledakan bintang, atau nova. Dan karena menurut catatan itu ledakan bintang kelihatan lebih dari 2 bulan lamanya di daerah rasi Capricornus, dia menganggapnya cocok dengan uraian Injil Markus yang menyatakan bahwa "bintang itu naik dari cakrawala timur Bethlehem, 4« jam sebelum matahari terbenam." Begitu dikemukakannya bersama John Parkinson dan Richard Stephenson dalam edisi Desember 1977 jurnal Royal Astronomical Society, Inggeris. Adapun soal perbedaan dua tahun, Clark agaknya mau berkompromi sedikit dengan pendapat umum di kalangan sejarawan Cereja, bahwa Yesus lahir sekitar tahun 5 sebelum Masehi. Ini didasarkan pada catatan Mateus dan Lukas, dua penulis Injil yang menempatkan kelahiran itu dalam masa pemerintahan Herodes, yang diperkirakan meninggal tahun 4 sebelum Masehi. Adapun kekeliruan dalam penanggalan modern--yang ditetapkan oleh biarawan Dionysius Exiguius dalam tahun 533--timbul karena biarawan itu alpa memasukkan 4 tahun pemerintahan Kaisar Agustus dari Roma. Jadi ternyata, orang Kristen pun dalam menyelidiki peristiwa-peristiwa falaki, terpaksa menoleh ke negeri Cina.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus