Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sebagian vaksin Covid-19 yang tersedia saat ini bergantung pada untaian mRNA untuk mengajarkan sistem kekebalan tubuh manusia dalam mengenali SARS-CoV-2. Teknik ini baru pertama dikembangkan dan yang terbaru lagi, para peneliti melaporkan keberhasilan pengembangan vaksin menggunakan untaian DNA yang mengkodekan protein paku virus corona tersebut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dikutip dari Medical Xpress, Kamis 27 Mei 2021, vaksin tersebut dikembangkan oleh Shih-Jen Liu dan Hsin-Wei Chen dari National Health Research Institutes, Taiwan. Dalam publikasi penelitian di jurnal PLOS Neglected Tropical Diseases, keduanya menyatakan bahwa vaksin DNA bersifat stabil secara termal yang tidak memerlukan rantai dingin distribusinya. “Dan dapat menginduksi titer antibodi penetralisir tingkat tinggi yang tahan lama terhadap SARS-CoV-2,” katanya.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Vaksin mRNA dan DNA menggunakan material genetik untuk mengkodekan bagian-bagian dari virus yang ditarget untuk tujuan memicu respons kekebalan tubuh. Kekebalan vaksin DNA adalah bisa lebih cepat diproduksi dengan ongkos dan proses distribusi yang lebih murah. Uji klinis terbaru mengindikasikan teknik vaksin ini aman dan efektif dalam melawan infeksi termasuk HIV-1, virus Zika, virus Ebola dan virus influenza.
Kelemahannya adalah saat injeksi ke sel-sel. Liu dan Chen lalu membuat proses elektroporasi dalam injeksi vaksin DNA untuk mengatasi hambatan itu. Hasilnya, tikus dan hamster yang diimunisasi mampu mengembangkan antibodi yang tahan lama terhadap infeksi SARS-CoV-2.
Kadar antibodi pada tikus dan hamster yang diujicobakan itu memuncak delapan minggu setelah imunisasi, dan tetap relatif tinggi pada minggu ke-20. Hamster yang menerima dua kali imunisasi dengan interval tiga minggu lalu dibuat terpapar Covid-19 setelah tujuh minggu. Hasilnya, hewan itu tetap terlindungi. Tidak ada pula gejala kehilangan berat badan dan RNA virus di paru-paru lebih sedikit dibandingkan pada hewan yang tidak diimunisasi.
"Vaksin DNA memberikan kemanjuran perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2 pada hamster Suriah, model hewan yang bisa terinfeksi Covid-19 parah,” kata para peneliti.
MEDICAL XPRESS | PLOS NEGLECTED TROPICAL