Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Bakal jet tempur supersonik pertama buatan Korea Selatan terbang perdana pada Selasa, 19 Juli 2022, menandai tonggak penting dalam sejarah penerbangan di negara itu. KF-21 Boramae (diambil dari nama jenis burung raptor Northern Goshawk yang sering dijuluki sebagai bangsa elang yang sebenarnya) adalah kulminasi dari 22 tahun perjalanan sejauh ini dalam pembangunan pesawat tempur asli Korea.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Suksesnya uji terbang perdana pada hari itu membuat Korea Selatan menjadi negara ke-8 di dunia yang mengembangkan jet tempur supersonik sendiri. Negeri ginseng itu bergabung dengan Amerika Serikat, Rusia, Cina, Jepang, Prancis, Swedia, dan konsorsium Eropa terdiri dari Inggris, Italia dan Spanyol.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Bukan hanya untuk dipakai militernya sendiri, KF-21 rencananya juga akan ditawarkan ke pasar jet tempur internasional. "Ini adalah capaian besar dalam usaha kemandirian pertahanan bangsa dan titik balik dalam ekspansi ekspor bidang pertahanan," bunyi bagian pernyataan dari Kantor Kepresidenan Koera Selatan pada Rabu, 20 Juli 2022.
Berdasarkan keterangan Kementerian Pertahanan Korea Selatan, prototipe KF-21 lepas landas dari pangkalan udara di Sacheon, Gyeongsangnam-do, dan terbang selama 33 menit sebelum kembali mendarat dengan mulus. Calon jet tempur itu menjajal kecepatan hanya sampai 400 kilometer per jam, atau setara kecepatan pesawat ringan. Kecepatan supersoniknya (melebihi kecepatan suara, 1.225 kilometer per jam) disebutkan masih disimpan untuk tes berikutnya.
Korea Aerospace Industries (KAI) merencanakan total 2.200 sorti uji terbang sebelum pesawat akan diproduksi massal mulai 2026. Korea Selatan berencana membuat enam prototipe seperti ini dana menuntaskan seluruh pengembangan dan ujinya pada 2026. Pada saat itu KF-21 diharap telah menjadi sebuah pesawat tempur multiperan dari misi udara-ke-udara dan udara-ke-permukaan.
Produksi 40 unit pertama, sebagai KF-21 Block 1, akan dilakukan 2026-2028. Block 1 akan sepenuhnya berkemampuan serang udara-ke-udara tapi tak penuh untuk udara-ke-darat. Paket 80 unit yang kedua, Block 2, barulah akan menambahkan kemampuan penuh udara-ke-permukaan, dengan produksinya yang terakhir pada 2032.
KF-21 memiliki model rujukan F-35 Joint Strike Fighter dari Amerika. Bedanya, Boramae tak benar-benar sampai ke teknologi jet tempur generasi kelima, tapi 4,5. Penyebabnya, KF-21 tak memiliki kemampuan anti-radar alias siluman seperti yang mencirikan jet-jet tempur generasi lima. Ini karena sang elang dari Korea tak membuat anjungan khusus untuk menyembunyikan rudal dan persenjataannya.
Pesawat Lockheed Martin F-35 terlihat di ILA Air Show di Berlin, Jerman, 25 April 2018. Amerika Serikat telah menjual jet tempur F-35 kepada sekutu, termasuk Turki, Korea Selatan, Jepang, dan Israel, tetapi penjualan F-35 ke negara Teluk Arab memerlukan tinjauan lebih dalam karena kebijakan AS agar Israel mempertahankan keunggulan militer di Timur Tengah. REUTERS / Axel Schmidt
Prototipe pertamanya yang sudah terbang pekan kemarin terbang degan empat rudal Meteor udara-ke-udara tergantung terlihat di bawah perutnya. Kabarnya, Seoul menyiapkan produksi Block 3 nanti dengan ruang rudal dan senjata internal sehingga bisa didapat kemampuan terbang siluman.
Pesawat tempur KF-21 nanti akan menggantikan generasi F-4 Phantom dan F-5 Tiger II di militer Korea Selatan. Angkatan Udaranya juga telah memesan F-35 Joint Strike Fighter, dan keduanya diplot akan memperkuat jajaran F-16, Boeing F-15 Eagle, dan F-15K Slam Eagle. Untuk pesawat tempur ringan yang juga bisa untuk pesawat latih, Korea Selatan sudah lebih dulu dikenal sebagai pengguna dan penjual T-50 Golden Eagle.
POPULAR MECHANICS, KOREA.NET