TEMPO.CO, Jakarta - Tim peneliti Balai Arkeologi Papua dalam penelitian di Situs Gua Togece, Kampung Parema, Distrik Wesaput, Kabupaten Jayawijaya, Papua, menemukan udang unik Lembah Baliem.
Di bagian dalam Gua Togece terdapat sumber air tawar jernih, bagian dalam gua ini sangat gelap, tidak ada sinar matahari sama sekali.
"Sumber air tawar di dalam gua tidak terhubung keluar, tidak terhubung ke sungai atau saluran air lainnya, sehingga sumber air dalam gua hanya terkonsentrasi di situ saja," kata arkeolog Hari Suroto, yang menjadi salah satu penelti, Senin, 24 Juni 2019.
Udang endemik ini berukuran 1 - 1,5 cm, berwarna transparan sehingga bagian organ dalam udang terlihat. "Dalam kondisi gelap inilah, udang ini bisa hidup," katanya.
Menurut Hari, berdasarkan penelusuran informasi di masyarakat sekitar gua, udang tersebut hanya terdapat di dalam Gua Togece saja.
Selain itu, udang yang ditemukan dalam gua sangat jauh berbeda dengan udang endemik Sungai Baliem yang berukuran besar yang selama ini dikenal. Udang dari Sungai Baliem merupakan sejenis lobster air tawar. Masyarakat menyebutnya dengan istilah udang selingkuh, karena sepintas bertubuh udang tetapi bercapit besar seperti capit kepiting.
Tim Balai Arkeologi Papua dalam penelitian di Situs Gua Togece mencari hunian awal prasejarah di Lembah Baliem. Para arkeolog ini melakukan penelitian sampai pertengahan Juli 2019.
Berita lain tentang
udang unik dan penelitian arkeologi di Lembah Baliem, bisa Anda simak di Tempo.co.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini