Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Satu tim peneliti di Belanda memiliki tangkapan gambar tiga dimensi dari sel-sel di permukaan di dalam lubang hidung yang terinfeksi SARS-CoV-2. Menggunakan teknik mikroskopis yang tidak biasa, gambar tersebut menunjukkan bagaimana virus corona Covid-19 mungkin telah mengubah struktur sel-sel yang mereka infeksi, dan bisa menolong memberi petunjuk cara mengembangkan obat melawan infeksi virus ini.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Tim peneliti di Utrecht University menumbuhkan sel-sel yang diambil dari dalam hidung milik sukarelawan yang sehat. Mereka kemudian membuat sebagian sel itu terinfeksi virus corona Covid-19. Tahap berikutnya, tim peneliti itu menandai sel dengan serat fluoresens dengan warna yang berbeda-beda untuk yang terikat ke membran lemak, protein, maupun protein paku dari SARS-CoV-2.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Berikutnya, sel dipotong menggunakan ezim dan potongannya ditanam dalam sebuah gel. Ketika air ditambahkan ke gel, air itu diserap oleh gel, membuat struktur yang ditanam atau dibenamkan di dalamnya menjadi membesar atau mengembang. Teknik (disebut mikroskopi ekspansi) ini dikembangkan oleh tim peneliti berbeda, tapi tim di Utrecht menyempurnakannya, memampukannya memperbesar sampel-sampel hingga sepuluh kali lipat di setiap dimensinya.
Ini berarti mikroskop optikal dapat melihat secara efektif struktur-struktur yang berukuran 20 nanometer—termasuk virus SARS-CoV-2 yang berukuran diameter sekitar 100 nanometer. Normalnya mereka tidak dapat melihat dengan jelas obyek-obyek yang lebih kecil dari 200 nanometer.
Gambar-gambar yang dihasilkan menunjukkan struktur besar terikat pada membran dalam formasi virus yang terlihat di dalam sel-sel dari saluran hidung yang terinfeksi itu. Dengan penanda protein tertentu, tim peneliti mengidentifikasi struktur-struktur itu adalah multivesicular bodies yang tumbuh membesar secara tak normal. Mereka juga terlihat dalam gambar-gambar mikroskop electron dari sel-sel yang terinfeksi SARS-CoV-2, tapi teridentifikasi dengan jelas.
Permukaan sel di lubang hidung tertutup dua jenis struktur mirip rambut. Yang besar, disebut cilia, untuk menggerakkan lendir di sepanjang saluran udara dan menjaga mereka bersih dari debu. Lalu ada microvilli yang lebih kecil yang menambah area permukaan sel-sel untuk membantu penyerapan.
Microvili dalam sel-sel yang terinfeksi virus corona Covid-19 menjadi lebih panjang dan kadang bercabang. Seperti yang terjadi saat terinfeksi virus influenza dan ditunjukkan dalam fluoresens, virus corona Covid-19 diduga berkembang biak di ujung-ujung microvilli di sel-sel dalam hidung tersebut.
Seorang tenaga kesehatan mengambil sampel hidung untuk tes Covid-19 swab antigen dari seorang wanita sebagai syarat sebelum menaiki kereta guna melakukan perjalanan mudik di stasiun kereta Pasar Senen, Jakarta, pada 1 Mei 2021. Jumlah kematian bertambah 131 menjadi 45.652, menurut Kementerian Kesehatan pada Sabtu kemarin. Xinhua/Agung Kuncahya B
Gambar juga menunjukkan infeksi Covid-19 merusak cilia. Ini belum jelas sebabnya seiring dengan tidak ada protein paku virus corona padanya.
Tim peneliti yang sama juga menguji sel-sel dari ginjal monyet dengan infeksi SARS-CoV-2. Sel-sel ini biasanya memiliki permukaan yang lembut, tapi sel yang terinfeksi menjadi memiliki banyak benjolan yang disebut filopodia yang mana datang dari lokasi virus itu berkembang dan memperbanya diri.
Tim penelitinya berpikir proses yang menyebabkan filopodia terbentuk adalah sama seperti yang membuat microvilli tumbuh lebih panjang pada sel saluran napas.
NEW SCIENTIST