Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

6 jilid ensiklopedi, akhirnya

Penyusun: hassan shadily jakarta: ichtiar baru & w. van hoeve resensi oleh: bambang bujono. (bk)

22 November 1980 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

ENAM jilid ensiklopedi setebal 3.500 halaman ternyata membutuhkan berim-rim kertas, Rp 600 juta, 220 ahli dari berbagai disiplin ilmu dan waktu tujuh tahun. Dan kini penerbit Ichtiar Baru yang bekerjasama dengan penerbit W. van Hoeve (Belanda) boleh bangga diharapkan akhir bulan ini jilid l-nva sudah bisa dibeli di toko-toko buku. Contoh jilid I itu telah diserahkan kepada Presiden Suharto, Senin pekan lalu Gagasan pertamanya muncul 1972 penerbit van Hoeve ingin memperbaharui Ensiklopedia Indonesia yang diterbitkannya 26 tahun lalu yang terdiri tiga jilid. Cuma, J.P.C. Schouten, direkturnya, ingin pembaharuan itu dilakukan sepenuhnya oleh orang Indonesia. EI yang tiga jilid itu dulu memang dikerjakan di Belanda oleh orang sana juga. Masalah penerbit tak menjadi soal benar, van Hoeve --yang pernah mempunyai cabang di Bandung sampai tahun 1960 --telah bekerjasama dengan Ichtiar Baru sejak 1971. Tas Besar Schouten pun ke Indonesia, mencari orang yang bersedia memimpin pembaharuan itu. Konon ada empat nama calon Dr. Sudjatmoko, Dr. T.B. Simatupang, wartawan Rosihan Anwar dan Hassan Shadily -- dikenal sebagai penyusun kamus Inggris-Indonesia. Akhirnya Hassan yang mendapat pekerjaan ini. "Mungkin yang lain-lain itu terlalu sibuk," kata Hassan. Maka, 1973 dimulailah pekerjaan menyusun ensiklopedi baru itu. Pada mulanya Hassan dibantu dua asisten: Ny. Julia Shadili, istrinya sendiri, dan Zainoel Ihsan. Pekerjaan pertama mengguntingi Ensiklopedia Indonesia yang tiga jilid itu guna disusun kembali, untuk mendapatkan pembagian bidang ilmu. Ternyata ensiklopedi lama itu terbagi menjadi 22 bidang ilmu. Setelah dikembangkan, dengan mengambil referensi sejumlah ensiklopedi baru dari berbagai negara, tutur Hassan, akhirnya diperoleh pembagian 33 bidang ilmu dengan 47 sub-bidang. Setelah itu baru dilakukan pencarian penulis masing-masing bidang. "Ini kesuitan utama dalam menyusun ensiklopedi," kata Hassan pula. "Ada yang tak bersedia karena honorarium kecil. Ada yang bersedia tetapi penyerahan naskahnya lambat sekali." Toh, 44 orang menyatakan setuju sebagai pemimpin redaksi di bidang masing-masing. Antara lain Harun Nasution (agama Islam), Harsja Bachtiar (sosiologi), Hazil Tanzil (kesenian), Mubyarto (ekonomi), Taufik Abdullah (sejarah). Naskah pertama masuk 1974. Tentu saja setelah membacanya, tugas Hassan adalah menyunting tulisan tersebut. "Bahasa ensiklopedi harus ringkas, berbobot tapi mudah dimengerti," tutur Hassan. Tak jarang ia harus meringkas naskah hingga hanya menjadi seperlima naskah asli. Dan sering pula ia terpaksa menghubungi kembali penulis naskah, karena ia tak paham membaca naskahnya. Maklum, tak semua orang bisa menulis dengan baik, sementara Hassan sendiri tak menguasai semua bidang ilmu. Tapi yang paling susah ternyata dalam mengungkap hal-hal baru. "Tak banyak yang tahu sejarah Bulog, atau Bimas," kata Hassan. Bersama asistennya, Zainoel Ihsan,ia terpaksa mengumpulkan berbagai keterangan dari berbagai pihak guna mqndapatkan keterangan yang akurat. Untunglah, pengalamannya sebagai wartawan di akhir tahun 40-an di harian Trompet Masyarakat, Pelita Rakyat dan Harian Umum banyak membantunya. Menyusun ensiklopedi mungkin telah jadi kegemaran Hassan, hingga menurut cerita istrinya, selama tujuh tahun itu praktis tak ada acara santai. "Tak ada pesta meski hanya pesta keluarga. Tak, ada acara ngobrol, dan tidur pun terka- dang hanya dua - tiga jam," tutur Ny. Julia Hassan, ibu dari empat anak. Dan ke mana pun suaminya pergi, lanjutnya, selalu membawa tas besar berisi naskah yang harus dibaca dan disunting. Kini Hassan Shadily, kelahiran Pamekasan, Madura, 60 uhun lalu, boleh lega. Mei yang lalu naskah untuk enam jilid ensiklopedi ini selesai sudah. Meski itu berarti lebih lama tiga tahun dari waktu yang direncanakan. Tugasnya tinggal membaca contoh cetak, dan kalau perlu sedikit koreksi. Menurut J. Semeru, Direktur Ichtiar Raru, setelah akhir bulan ini terbit Jilid 1, berturut-turut dengan selang 2 - 3 bulan akan menyusul jilid selanjumya. Diharapkan akhir tahun depan keenamnya telah terbit semuanya. Dan guna menunjang ensiklopedi tersebut, telah diterbitkan pula buku tahunannya (year book). Soalnya pagi-pagi telah direncanakan dalam periode tertentu ensiklopedi ini akan diperbarui menurut perkembangan. Dengan dukungan van Hoeve yang menanggung seluruh biaya, nasib enam jilid Ensiklopedia lndonesia ini memang beruntung Rencana tujuh jilid ensiklopedi dari seorang anak muda Yogyakarta, beberapa waktu lewat, kandas di tengah jalan. Tak seorangpun bisa memberi penjelasan mengapa kandas, termasuk pihak Pustaka Pengarang, penerbit yang sedianya akan menerbitkan ensiklopedi tujuh jilid itu. Masalah yang kini sedang dipikirkan J. Semeru ialah masalah penjualan dengan kredit. Untuk buku-buku terbitan Indonesia, penjualan sistem kredit memang belum lazim. Padahal harga tiap jilid ensiklopedi ini relatif mahal: Rp 25 ribu. "Arti ensiklopedi? Yah, merupakan sumber dokumentasi yang mudah dijangkau. Pendidikan lewat buku, begitulah," tutur Hassan Shadily, lulusan Universitas Cornell, AS, jurusan sosiologi dan studi Timur Jauh. Dia yang kini sedang menangani ensiklopedi musik daerah Indonesia dan ensiklopedi tari Indonesia -- pesanan Dep. P&K -mengaku menerima imbalan sekitar Rp 3 juta setahun dari proyek enam ensiklopedi ini.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus