Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Ayat quran dan sosok batang

Pameran lukisan karya sadali di erasmus huis, jakarta. karyanya membawa penglihatan untuk berperilaku tenang dan merenungi. terdapat unsur-unsur tulisan arab.

12 September 1987 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

JUDULNYA Empat Batang Melingkar Bersisa Emas, Latar Hijau Daun. Lukisan ini tak mengatakan sesuatu tentang apa yang hendak diungkapkan atau digugah -- melainkan langsung mengatakan sesuatu yang disajikan. Sebab, yang kita lihat memang empat batang yang disusun berkeliling menjadi segi empat. Pada batang-batang itu tampak sisa emas, berlatar hijau daun. Judul yang mubazir? Bukan. Sesederhananya lukisan -- atau dalam hal ini apa saja yang dapat kita amati, misalnya sehelai daun -- selalu mengandung banyak hal daripada yang dapat diterjemahkan dengan kata-kata. Judul yang kita kutip itu tak mengatakan semua hal, melainkan hanya menyebutkan beberapa, seolah menggarisbawahi. Judul semacam itu seperti protes. Kita memang terbiasa "meloncat" dari fakta visual yang disajikan ke gagasan dalam pikiran: pemandangan alam, pohon, suasana malam, penderitaan, dan sebagainya. Jika loncatan tak dapat dilakukan, jika berhadapan dengan "fakta telanjang" penglihatan, lalu kita bingung. Tetapi pelukis menghendaki kita lebih lama tinggal dalam fakta visual yang telanjang itu. Melihat bentuk sebagai bentuk, garis sebagai garis, warna sebagai warna, dan sebagainya seperti biasa mereka omongkan. Tak ada hal semacam itu, begitu protes mahasiswa psikologi persepsi. Ia menunjukkan ke lukisan yang jadi contoh tadi. Lalu ia mengatakan, di permukaan karton itu sesungguhnya tak ada batang (yang padat, berbobot, keras, dan sebagainya). Tak ada emas tersisa (dari jumlah semula berapa gram?). Bahkan, tak ada latar (yang tampak kosong atau surut ke belakang) dan sosok (yaitu batang, yang tampak padat dan tampil). Batang, sisa emas, latar, semua itu, katanya, sudah duni citra, dunia yang terbentuk dalam persepsi (cerapan) tempat tafsir sudah masuk membaur. Baiklah -- mungkin begitu kata pengritik -- pelukis adalah pelukis, mereka berpikir dan berbicara dalam rangka dunia cerapan. Mereka cuma menginginkan kita melihat lebih cermat. Betapa "budidaya melihat" dapat menjadi imbauan yang teguh dan terus-menerus dari seorang pelukis kepada para pengamatnya, dapat kita simpulkan dari judul-judul yang diberikan Sadali (63 tahu) kepada karya-karyanya yang sedang dipamerkan di Pusat Kebudayaan Belanda Erasmus Huis, Jakarta, 2-12 September. Semua judul sejenis dengan judul yang kita kutip di muka. Lebih dari separuh (27) jumlah lukisan yang dipamerkan dikerjakan pada karton Dikumpulkan di satu dinding dan memungkinkan kita mengamati betapa pelukis ini mengembangkan "budidaya rupa" yang amat penting baginya. Ia menggarap beberapa tema: bongkah atau batang yang berjajar, bersusun, berkeliling, yang tegak, yang mendatar, yang dipadukan dengan gans, dengan bercak, goresan, dan lain-lain. Rekaman gerak psikomotoris -- bekas atau ciri yang secara simptomatis memperlihatkan tenaga, kemauan, lebih-lebih "kegemasan" emosi yang menggerakkan tangan, tampak teredam. Dalam Empat Batang Melingkar Berssa Emas yang sepintas tampak sederhana itu, misalnya, penglihatan kita tak meluncur cepat mengikuti "sapuan lebar" yang membentuk batang. Berbagai ciri pada batang ini menahan penglihatan, hingga bergerak lambat, memperhatikan garis-garis pinggir yang sangat bervariasi, cat yang bertumpuk dan menebal di sana-sini, barik atau tekstur, dan sebagainya. Penglihatan juga ditawan untuk memperhatikan hubungan antara sosok batang itu satu sama lain --antara sosok, latar, dan format bidang. Karya Sadali mempunyai sifat yang umum itu, yaitu membawa penglihatan untuk berperi laku tenang dan merenungi. Kehadiran "sisa emas" menambah sifat ini. Kilau yang terang dan jernih ini berlawanan dengan warna sekitarnya yang cenderung redam -- cokelat, biru, hijau, merah tua, oker, putih, dan lain-lain. Kilau ini adalah "sisa-sisa" pada bidang, batang, atau bongkah yang tampak pecah tak beraturan, terkadang tampak kemilau di puncak puncak bidang segi tiga. Apakah emas yang bersisa, yang bertahan, atau yang pecah berantakan itu? Kejayaan? Kekuasaan? Terang rohani ? Ada lagi satu unsur yang terdapat dalam sceumlah lukisan Sadali. Yaitu tulisan Arab, berisi suatu ayat atau bagian ayat Quran. Misalnya dalam Batang-Batang Melingkar Bersisa Emas dan Ayat Al-Isra: 81-82, Batang-Batang Melingkar dengan Permulaan Ayat Kursiy, Tiga Batang Terpecah Sisa Emas dan Ayat dari Al A'la, dan lain-lain. Dalam lukisan-lukian ini terdapat dua unsur atau dua macam faktor yang hadir bersama. Yaitu unsur atau faktor rupa dan unsur atau faktor kata. Bagaimana hubungan antara keduanya berinteraksi membentuk pengertian yang bulat dalam pikiran kita? Pengutamaan pada "budidaya rupa", sayang, mengabaikan segi pertalian semantik antara rupa dan kata dalam lukisan -- dan kehadiran kata sering didiamkan. Katalog tidak menyertakan informasi yang memadai tentang petikan tulisan itu, karena Erasmus Huis memang tak melengkapi khalayak dengan kunci untuk memasuki satu segi dari apresiasi seni yang, memang penting. Sadali memamerkan karya-karya seni lukis yang pada dasarnya bahasanya ia temukan sekitar 1970. Selama hampir dua dasawarsa ia mengembangkannya. Berapa cepatkah seorang pelukis seharusnya "menemukan" suatu bahasa lukis? Berapa lamakah ia boleh terus bekerja dengan suatu bahasa, sehingga oleh kalangan seni ia disebut "kreatif" atau "inovatif" -- atau sebaliknya, dicap "mandek"? Sanento Yuliman

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus