Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Film

Bukit Emas di Belantara Borneo

Skandal tambang emas di Indonesia difilmkan oleh Hollywood. Melukiskan Indonesia dan tokoh-tokohnya dengan tidak tepat.

13 Maret 2017 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

BAGAIMANA Hollywood memandang Indonesia?

Eksotik? Ada, film Java Heat. Negara dengan pemimpin otoriter dengan nama seperti pulau? Ada, serial West Wing. Tempat wayang, politik, dan romansa berkelindan sementara rakyat kelaparan? Ya ada, The Year of Living Dangerously. Semuanya selalu terasa tidak pas bagi mata Indonesia tak hanya karena persoalan stereotipe, tapi juga lantaran ada kemalasan Hollywood untuk menggali bahwa Indonesia bukan Filipina atau Thailand (dua negara yang lebih dikenal oleh sineas Hollywood).

Film Gold karya Stephen Gaghan adalah campuran ketiga kategori di atas. Mencoba mengangkat kisah Bre-X, skandal tambang emas di Busang, Kalimantan Timur, 20 tahun silam, seharusnya film ini bisa menjadi seru sekaligus satiris. Bayangkan, kisah skandal emas terbesar dalam sejarah ini pernah membuat para investor di Bursa Saham Toronto rugi 6 miliar dolar. Di tangan penulis skenario Gaghan, Patrick Massett, dan John Zinman, skandal ini diadaptasi dan menampilkan tokoh Kenny Wells (Matthew McConaughey), tokoh fiktif yang terinspirasi dari David Walsh, Direktur Utama Bre-X.

Alkisah Wells, generasi ketiga penerus perusahaan tambang Washoe Incorporated, terpuruk dalam utang hingga namanya masuk daftar hitam. Tak ada investor atau penjamin yang sudi bertemu dengannya. Dia mempertaruhkan segalanya bersama Michael Acosta (Edgar Ramírez), tokoh fiktif yang berdasarkan ahli geologi John Felderhof dan Michael de Guzman.

Keduanya menjelajahi belantara Borneo. Wells sempat terpapar malaria sebelum hasil uji mineral positif menunjukkan cadangan emas yang besar dalam lokasi tambang mereka. Maka dimulailah intrik bisnis dan politik perebutan tambang emas.

McConaughey, yang sebelumnya membintangi film lain tentang perburuan emas, Fool's Gold (2008), tampil meyakinkan sebagai pria paruh baya setengah botak dengan perut buncit yang gemar memuncratkan kata-kata kasar. Dia menjadi pemabuk dan perokok yang sulit memperoleh simpati penonton. Sebaliknya, lawan mainnya, Edgar Ramírez, tak mampu mengimbangi McConaughey.

Bagi penonton yang memahami skandal ini, setidaknya lewat tulisan jurnalistik Sebungkah Emas di Kaki Pelangi hasil investigasi Bondan Winarno--yang kini lebih dikenal sebagai pembawa acara kuliner--film ini akan tak mengejutkan. Kita sudah tahu bagaimana terjadinya kasus penipuan itu. Film ini sama sekali tidak memperlihatkan gejala penipuan itu karena ingin menyimpannya pada akhir film.

Dalam kisah nyata, skandal ini melibatkan perusahaan tambang raksasa seperti Freeport dan McMoRan serta sejumlah nama di lingkaran Presiden Soeharto. Dalam film, dibangun jagat baru. Nama tokoh berubah dan latar waktu diganti menjadi 1980-an. Namun film ini berusaha seoptimal mungkin mengadaptasi skandal itu dengan pas.

Danny Suharto, tokoh fiktif sebagai putra termuda Soeharto, sama sekali tak mirip pria Jawa, tapi lelaki Thailand. Jakarta Palace, hotel di Jakarta tempat Wells dan Acosta bertemu, juga jauh dari imaji Jakarta. Hotel itu memiliki jendela raksasa yang menampilkan sungai dengan perahu berukir naga yang hilir-mudik. Tak ada hotel di Indonesia yang memiliki pemandangan menghadap Sungai Ciliwung yang jorok. Tak ada pula perahu berukir naga yang berlayar di Ciliwung.

Ah, ternyata pengambilan gambar film ini dilakukan di Thailand. Tokoh dan figuran Indonesia juga menggunakan orang Thailand. Tidak ada yang salah dengan itu, hanya semua imaji tentang Indonesia yang tidak pas ini mengganggu. Seperti saat Acosta berbicara dalam bahasa Indonesia kepada suku Dayak dan tentara. Pelafalannya yang salah dan patah-patah itu memperlihatkan kemalasan pembuat film untuk meriset atau mencari kalimat Indonesia yang benar.

Pada akhirnya, Gold terasa jauh dari skandal nyata di Indonesia. Film ini adalah mimpi tentang emas, tentang menjadi kaya mendadak dan menggenggam dunia. Sifat asli manusia yang tamak mendengar kata "emas" membuat logika tak jalan. Maka semua pihak, baik perusahaan tambang maupun investor yang sudah berpengalaman, pun bisa tertipu dengan trik yang mudah. Amandra M. Megarani


GOLD

Sutradara:
Stephen Gaghan

Skenario:
Stephen Gaghan,
Patrick Massett, dan
John Zinman

Pemain:
Matthew McConaughey,
Edgar Ramírez,
Bryce Dallas Howard,
Corey Stoll,
Toby Kebbel,
Craig T. Nelson,
Stacy Keach, dan
Bruce Greenwood

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus