Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Cerita Dolorosa Sinaga Sering Gagal Membuat Patung Laki-laki

Pikirannya sudah memikirkan karya, tetapi badannya menolaknya. Hanya ada lima figur laki-laki yang berhasil dibuatkan patungnya oleh Dolorosa Sinaga.

22 Januari 2020 | 18.30 WIB

Image of Tempo
Perbesar
Lisabona Rahman, seniman dan pengamat film yang mengamati karya Dolorosa. Dok. GNI

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

TEMPO.CO, Jakarta -Seniman patung Indonesia, Dolorosa Sinaga telah berkarya lebih dari 40 tahun dan menghasilkan lebih dari 620 karya. Uniknya, meski sudah menghasilkan ratusan karya tetapi ia dengan rendah hati mengaku tak bisa membuat patung figur laki-laki.

Hanya ada lima tokoh laki-laki yang ia buat sebagai karya patung, yakni Dalai Lama, Sukarno, Abdurrahman Wahid, Wiji Tukul, dan Multatuli.

Dolorosa dikenal sebagai pematung yang dikenal dengan patung-patung atau karya yang dekat dengan pergerakan perempuan. Lisabona Rahman, seniman dan pengamat film mengaku beruntung mempunyai kesempatan mengamati kemunculan figur-figur karya Dolorosa.

Menurut Lisabona, Dolorosa sudah berusaha membuat patung figur laki-laki mulai dari pikirannya tapi tubuhnya menolak. Pengakuan Dolorasi itu disampaikan Lisabona Rahman dalam diskusi bertajuk Dolo dan Para Lelakinya: Potret dalam Karya Dolorosa Sinaga di Galeri Nasional Indonesia, Jakarta, Sabtu, 18 Januari 2020.

Diskusi menghadirkan para penanggap karya Dolorosa yakni Sukmawati Sukarnoputri, arsitek Yori Antar, pemimpin Redaksi Historia Bonnie Triyana, seniman Seno Gumira Ajidarma, budayawan Ahmad Sobari, dan Abdon Nababan.Dolorosa Sinaga. TEMPO/Dasril Roszandi

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

“ Gue nggak bisa bikin cowok, Cuma dia (Widji Thukul) dan Dalai Lama yang cowok di sini. Gue mulai bikin lempung untuk jadi cowok, tapi pastinya cewek dan tiba-tiba ada sanggulnya,” ujar Lisabona mengutip pernyataan Dolorosa dalam buku yang akan diluncurkan akhir bulan ini, Dolorosa Sinaga: Tubuh, Bentuk, Substansi.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Dolorosa akhirnya berhasil membuat patung Dalai Lama dengan pose tidur sambil duduk dengan ekspresi tersenyum. Wajahnya dan tangan yang seolah-olah menjadi bantal pada 2001. Seiring perjalannya, lahir empat potret lelaki lain yakni penyair Widji Thukul, Kyai Abdurrahman Wahid, proklamator kemerdekaan Indonesia  Soekarno, dan penggugat kolonialisme Multatuli.

Lisabona menjelaskan dalam pengantar diskusi itu bahwa tokoh-tokoh yang lahir dari tangan Dolorosa mewakili bentuk perjuangan kemanusiaan. Patung atau sosok karya yang diciptakan bukan tokoh atau pemimpin yang berjaya, menang atau berkuasa. “Tapi mereka adalah adalah tokoh-tokoh, pemimpin yang dimarjinalkan,” ujar Lisabona.

Sukmawati Sukarnoputri mengaku sudah mengenal karya Dolorosa sejak lama. Menurut Sukmawati, patung Sukarno yang dibuat Dolorosa yang dipajang di depan lukisan S. Sudjojono di Museum Sejarah Jakarta sangat bagus. “Ekspresinya sangat revolusioner, menarik,” ujarnya. Dolorosa membuat karya dengan figur Sukarno sebanyak 10 buah.

Sementara Yori Antar menilai figur Dalai Lama karya Dolorosa juga cukup menarik. Ia membeberkan pengalamannya bertemu Dalai Lama beberapa tahun lalu. Dolorosa mendedikasikan patung Dalai Lama untuk ikut berkontribusi dalam upaya gerakan membebaskan Tibet.

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus