Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Dilema etnis cina

Penulis : tran khanh. singapore : institute southeast asian studies, 1993. resensi oleh : leo suryadinata

12 Februari 1994 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Keturunan Cina di Vietnam, di era ekonomi sosialis, digencet, perusahaannya dinasionalisasi. Setelah sistem itu gagal, kaum Cina diperlukan lagi untuk membangun Vietnam. Mereka didatangkan dari Asia Tenggara dan Timur. THE ETHNIC CHINESE AND ECONOMIC DEVELOPMENT IN VIETNAM Penulis: Tran Khanh Penerbit: Institute of Southeast Asian Studies, Singapore, 1993, 139 halaman PERAN keturunan Cina di Vietnam ternyata tidak beda jauh dengan di negara lain, termasuk Indonesia. Baik ketika negeri itu di bawah penjajahan maupun setelah merdeka. Inilah yang dibahas Dr. Tran Khanh, seorang peneliti di Lembaga Pengkajian Asia Tenggara di Hanoi, dalam buku tentang etnik Cina di Vietnam. Di pengantarnya, ia membahas secara singkat sejumlah buku dan makalah yang mengulas etnik Cina di Vietnam. Kemudian ia sendiri memberikan gambaran terbentuknya dan evolusi masyarakat etnik Cina di sana. Tran menulis tentang keadaan etnik Cina sejak tahun 1975 sampai sekarang. Tran menceritakan bagaimana orang Cina berfungsi sebagai kaum menengah antara Prancis dan Vietnam. Setelah Prancis meninggalkan Vietnam, kekosongan dalam bidang ekonomi yang ditinggalkan oleh Prancis telah diisi oleh mereka. Kedudukan ekonomi orang Cina di Vietnam menjadi kuat. Sektor swasta jatuh ke tangan orang Cina. Dominasi di bidang ekonomi, menurut Tran, paling mencolok di Vietnam Selatan -- karena sistem bukan- komunis tidak berjalan di sana. Tran berpendapat bahwa orang Cina merupakan kelas menengah Vietnam. Mereka merupakan wiraswasta, teknisi, manajer, dan buruh yang berketerampilan. Tran mengakui bahwa mereka memainkan peran yang penting dalam ekonomi Vietnam Utara dan lebih penting lagi di Vietnam Selatan. Ketika pemerintah nonkomunis tumbang dan kaum komunis menguasai Vietnam Selatan, dengan serta-merta sistem ekonomi sosialis diterapkan. Sistem ekonomi pasar (market economy) dihapus. Nasionalisasi dan kolektivisasi dijalankan. Perdagangan dikendalikan oleh negara. Wiraswasta yang dianggap komprador, kebanyakan orang Cina, ditangkapi, dan perusahaannya diambil alih, dijadikan perusahaan negara. Tahap demi tahap pedagang Cina yang besar dan menengah terkikis habis. Tapi yang kecil masih bisa bertahan dengan menggunakan pelbagai cara. Misalnya menyuap para pegawai pemerintah yang korup. Namun, Tran mengakui bahwa sistem sosialisme tidak berjalan dan perusahaan yang diambil alih itu mengalami kemacetan dan kerugian. Perginya orang-orang Cina dari Vietnam, terutama setelah konflik antara Cina dan Vietnam yang menyebabkan eksodusnya etnik Cina dari Vietnam sebanyak satu juta orang, memberikan dampak yang luar biasa pada ekonomi Vietnam. Ambruknya ekonomi di Vietnam akhirnya memaksa pemerintah Vietnam mengadakan "renovasi" atau doi moi. Sistem ekonomi Vietnam mulai diubah berangsur-angsur. Tran tidak membahas faktor yang menyebabkan berubahnya kebijaksanaan pemerintah Vietnam itu. Sebetulnya, perubahan di Uni Soviet pada waktu itu memainkan peranan yang penting. Vietnam, yang ekonominya bergantung kepada Soviet, mengikuti perestroika di Negara Beruang itu. Ambruknya ekonomi Soviet/Rusia menyebabkan mereka tidak dapat memberi bantuan kepada Vietnam. Ini juga merupakan faktor yang mustahak. Di samping itu, petualangan Vietnam di Kamboja dan terjadinya peranan antara Naga Besar dan Naga Kecil juga memberikan beban berat bagi Negara Paman Ho itu. Vietnam, yang harus berdikari dalam bidang ekonomi setelah gugurnya sistem komunis di Eropa Timur dan bekas Uni Soviet, terpaksa banting setir. Vietnam memerlukan modal dan tenaga kerja yang terampil, yang semua ini tidak dapat lagi diharapkan dari Rusia. Amerika pun tidak ingin memberinya. Vietnam terpaksa berpaling ke kawasan Asia Timur dan Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Di negara-negara itu, etnik Cina memang memainkan peranan. Inilah dilema bagi Vietnam. Ekonomi pasar, bagaimanapun, akan memberikan kesempatan kepada etnik Cina yang kaya untuk bangkit. Ini tentu akan menimbulkan kecemburuan sosial, dan mungkin dapat menimbulkan bentrokan etnik di masa mendatang. Tran mengatakan bahwa kebijaksanaan Vietnam yang dijalankan dalam era sosialisme itu telah memperlemah, kalau belum membabat habis, dominasi ekonomi etnik Cina. Misalnya di Kota Ho Chi Minh (Saigon) orang Cina yang berkecimpung dalam bidang perdagangan dan jasa telah turun dari 70% di tahun 1975 menjadi 24% pada 1984. Tetapi dengan adanya kebijaksanaan baru, etnik Cina mulai muncul lagi dalam bidang ekonomi, terutama di bidang tekstil, perbankan, manufaktur, dan pelbagai industri. Tran mengakui pentingnya etnik Cina dalam perkembangan ekonomi Vietnam. Tanpa etnik Cina rupanya ekonomi Vietnam tidak akan bangkit. Tetapi, Tran juga mengatakan bahwa Vietnam khawatir akan munculnya dominasi etnik Cina di bidang ekonomi. Tran tidak mengajukan resep untuk menyelesaikan masalah ini. Ia hanya berkata bahwa pemerintah Vietnam dan etnik Cina harus berusaha saling mendekati dan sama-sama memajukan Vietnam. Ia juga mengatakan pemerintah Vietnam jangan mendiskriminasikan etnik Cina, dan etnik Cina harus sadar akan kewajibannya, jangan diperalat oleh negara lain -- yang dimaksud tentu RRC. Buku Tran ini memberikan informasi yang lumayan. Tetapi, peran ekonomi etnik Cina di Vietnam tidak dibahas secara rinci. Profil tokoh-tokoh etnik Cina tidak diberikan kecuali Ly Long Than, seorang "komprador" yang diganyang. Pembaca ingin tahu siapakah para taipan Cina itu.Leo Suryadinata

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum