Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Jakarta - Sistem kelas sosial yang membentuk hierarki atau kasta dapat ditemui di berbagai kebudayaan, termasuk di Korea. Pada akhir abad ke-14 misalnya, sistem kasta berlaku di era Dinasti Joseon. Dinasti tersebut dikenal memiliki sistem kasta yang sangat kaku. Mereka membagi masyarakat ke dalam kelas-kelas sosial. Bangsawan yang mendominasi politik kerajaan diisi oleh kaum Yangban. Sementara kelas-kelas di bawahnya menjadi rakyat biasa, petani, pedagang, juga budak.
Dirangkum dari tesis karya Dian Nurdiana dari Universitas Nasional yang berjudul Kaum Bangsawan Dinasti Joseon: Yangban, sebagai kelas paling tinggi, yangban adalah keluarga bangsawan mendominasi dalam politik pemerintahan, pendidikan, hingga etika dan kultur di masyarakat era Joseon. Kelas Yangban tumbuh dengan marga-marga seperti Kim, Kwon, Yi, Yun, Cho, dan Min dari provinsi Gyeonggi, Gyeongsang dan Chungcheong. Dalam kelas ini, mereka dilarang terlibat dalam kegiatan pertanian, manufaktur, perdagangan, serta profesi lainnya karena pekerjaan-pekerjaan ini dianggap sebagai pekerjaan kaum kelas bawah.
Kemudian ada kelompok Chungin. Kelas ini berada di bawah strata Yangban. Mereka diisi oleh para ahli medis, sains dan penutur bahasa asing. Kelas Chungin justru relatif lebih kecil dibanding kelompok Yangban yang kurang dari 10 persen. Kelompok Chungin mendapatkan kesempatan pendidikan dan keistimewaan dalam berpolitik dan di bidang sosial, meskipun begitu kelas ini tetap tunduk dan berada di bawah Yangban.
Berikutnya ada keluarga Yangmin dan Sangmin. Mereka adalah orang-orang yang bekerja sebagai petani, perajin, nelayan, dan pedagang yang membentuk hampir 80 persen populasi di era Joseon. Meskipun petani dianggap penting, banyak dari mereka yang tidak memiliki tanah dan terikat pada negara. Pengrajin lebih dihormati, sedangkan pedagang sering dianggap serakah.
Kelas terakhir ada Cheongmin. Kelas ini menjadi kelas terbawah yang mencakup pekerja seperti penjual daging, penggali kuburan, dan perajin kulit, serta budak yang bekerja di pemerintahan atau rumah tangga. Meskipun perbudakan pemerintah dihapuskan pada 1800, budak domestik masih ada di kelas Yangban hingga akhir abad ke-19.
Di Korea, sistem kasta tersebut rupanya diolah menjadi produk budaya. Sistem kasta dengan berbagai konflik dan interaksi di antara mereka rupanya mengandung potensi cerita yang punya nilai jual. Misalnya kisah cinta lintas kasta, atau konflik antar bangsawan kerap menjadi tema sebuah drakor.
Berbagai potensi cerita tersebut tidak dibuat dengan asal, namun dengan detail sejarah yang baik. Hal itu bisa terjadi akibat peran para peneliti sejarah di Korea. Mereka menyajikan detail seperti situasi zaman, pakaian, bahkan hal detail lainnya di masa lalu. Para penulis dan kalangan sineas kemudian mewujudkannya dalam drama Saeguk, sebuah genre drakor sejarah.
Drakor menjadi produk budaya populer yang menghasilkan devisa
Banyak drama korea yang mengambil latar belakang dari era dinasti ini, membuat masyarakat dapat memahami bagaimana kehidupan era Joseon yang disajikan melalui drama. Berikut adalah daftar drama Korea yang mengangkat era Dinasti Joseon, di antaranya:
The King of Tears, Yi Bang-won
Drama ini dirilis tahun 2021 ini berjudul asli Taejong Yi Bang-won. “The King of Tears, Yi Bang-won” mengambil latar belakang sejarah Korea melalui kisah hidup Yi Bang-Won. Diceritakan, ia seorang yang berperan penting dalam pendirian Dinasti Joseon. Yi Bang-won kemudian naik tahta dan menjadi raja ketiga dari Dinasti ini.
Mr. Sunshine
Drama Korea ini populer pada tahun 2018 yang berlatar belakang di tahun 1971. Drama ini mengisahkan masa-masa terakhir Dinasti Joseon sebelum akhirnya dijajah oleh kekuatan asing ketika tentara Amerika Serikat melakukan ekspedisi ke Dinasti Joseon, menggambarkan ketegangan politik dan perubahan besar yang terjadi pada masa itu.
Flower Crew: Joseon Marriage Agency
Drama ini pertama kali tayang pada tahun 2019. Bercerita tentang Ma Hoon, Young-soo, dan Do Joon, tiga pria yang menjadi bagian dari agensi pernikahan paling sukses di era Dinasti Joseon. Mereka terkenal dengan nama “Flower Crew”. Dalam kisanya, mereka pandai merancang pernikahan yang sempurna dengan diberkati keterampilan dan pemikiran cerdas yang sangat dihargai. Mereka bahkan merancang untuk para kaum bangsawan. Cerita ini berfokus pada hubungan ketiganya, tentang konflik yang muncul dikala mereka terlibat dalam urusan pribadi dan politik, menguji nilai-nilai, persahabatan, dan profesionalisme mereka di tengah tuntutan sosial yang tinggi di masa itu.
Rookie Historian Goo Hae-ryung
Drama Korea ini mengisahkan perjalanan seorang wanita cerdas bernama Goo Hae-ryung yang hidup di era Dinasti Joseon. Dalam masyarakat yang patriarkal era Joseon, Goo Hae-ryung bertekad untuk mengubah pandangan dan memperjuangkan impiannya menjadi seorang sejarawan. Drama ini dirilis pada tahun 2019.
Queen For Seven Days
Queen For Seven Days menceritakan tentang Lady Shin, seorang wanita yang terpaksa menduduki takhta kerajaan meski singkat. Setelah naik tahta, Lady Shin terpaksa digulingkan dari jabatannya setelah tujuh hari menjabat akibat intrik politik.
Dari sistem kasta Dinasti Joseon yang diabadikan dalam bentuk drama Korea, penonton dapat lebih menghargai kompleksitas sosial dan budaya yang membentuk kehidupan masyarakat Korea pada masa itu. Berbagai drama Korea yang mengangkat cerita di era dinasti ini memberikan gambaran tentang dinamika sosial, politik, dan kultur yang terjadi dalam sistem kasta tersebut.
Rindi Ariska berkontribusi dalam penulisan artikel ini.
Pilihan Editor: 7 Aktor Terkenal Pemeran Raja di Drama Saeguk
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini