Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Erotisme Berdua

7 April 2008 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

I Gusti Ayu Kadek Murniasih meninggal pada usia 40 tahun (1966-2006). Karya-karyanya menarik perhatian karena bertolak dari pengalaman keperihan, kekerasan, dan kegairahan seks yang dialami tubuhnya. Ia suka mengolah simbol-simbol penis, vagina, labia minora, dan buah dada dengan warna-warna cerlang: oranye, merah, hijau, ungu.

Lukisan Murni kini dipamerkan di Pusat Kebudayaan Italia, Jakarta, sampai pertengahan April, disandingkan bersama lukisan karya Edmondo Zanolini, pelukis Italia yang tinggal di Bali. Mondo adalah pasangan Murni. Mereka bertemu di Desa Pengosekan, Ubud, saat Murni belajar menggambar pada maestro Dewa Putu Mokoh. Beberapa karya Murni yang ditampilkan di pameran ini belum pernah dikeluarkan sebelumnya.

Dan kita lihat keliaran Murni. Simak lukisan Kenikmatanku. Sesosok imaji tubuh perempuan telan-jang dengan gunting menembus selangkangan. Atau Happy bersamanya—seorang perempuan telanjang memeluk sebuah penis raksasa yang memiliki mata. Atau Belum Bisa lepas dengan tangan seseorang menggenggam telepon seluler yang berbentuk alat vital laki-laki.

Murni suka bermain imaji sepatu dan kaki yang lencir. Ia juga suka memainkan simbol binatang. Salah satu gambarnya menampilkan kupu-kupu hinggap di buah dada. Atau Make Love, seekor bangau berwarna kuning mencocokkan paruh ke pantat perempuan. Akan halnya Edmondo Zanolini, meski memiliki corak sangat berbeda, imajinya juga tak berbeda dengan Murni. Airport Prayer menampilkan sesosok perempuan telanjang bulat tengah bersimpuh. Lalu ada skets kapal terbang menghunjam ke arah pahanya.

Edmondo berniat membikin museum khusus untuk karya Murni di Bali. Lukisan mereka berdua kuat napas erotiknya, meski terasa ada kisah pedih di balik itu.

Seno Joko Suyono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus