Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Gumam perjalanan

Srihadi, 46, mengadakan pameran lukisan cat air di erasmus huis, jakarta dengan mengambil obyek eropa, khususnya negeri belanda. ia juga memamerkan screen print dan cat minyak. (sr)

6 Mei 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

SRIHADI, yang sekarang berusia 6 tahun, diam-diam memamerkan cat airnya di Erasmus Huis -- 17 s/d 29 April lalu. Sekitar 38 lukisan berjajar dengan mengambil obyek Eropa -- khususnya Negeri Belanda. Ada Amsterdam, Schippol, Arnhem, Rotterdam dan sebagainya. Semacam catatan perjalanan, sebuah rekaman yang dikerjakan dengan ahli dan perasaan haru. Hati seseorang, dalam perjalanan, sama kayanya dengan hati seorang yang sedang bercinta. Penuh perhatian pada hal-hal yang kecil, sederhana, asing, juga gampang terharu. Tapi Srihadi rupanya tidak hanya berusaha memotret keharuan. Ia memilih beberapa sudut yang kena di hatinya, lalu menggumam. Catatannya kemudian tidak hanya merupakan pelampiasan kemahiran teknis dan haru, tapi juga pengendapan. Sama dengan catatan pastel dan cat air Almarhum Zaini, Srihadi menangkap puisi perjalanan. Berbeda dengan lukisan cat minyaknya yang ditandai tarikan garis spontan dan kuat, cat air Srihadi merupakan sapuan kwas dan garis-garis gagap yang memberi aksentuasi dengan halus. Srihadi berusaha menangkap suasana. Kadang menghindari bentuk dengan pengaburan, tetapi tidak sekabur Zaini. Ia tetap bermula dari bentuk, tetapi sama sekali tidak formil. Kemahirannya dalam warna dan komposisi tidak hanya pameran keahlian, tapi juga ekspresi. Di samping harmolli yang muncul, terasa cat airnya seperti semacam pelepasan. Srihadi sedang mengalami masa transisi. Ia berusaha keluar dari kemapanannya sendiri, setelah berhasil dengan "dunia pantai dan horison". Dalam cat minyak, ia sudah mencoba memecahkan dirinya dengan mengambil manusia sebagai obyeknya yang baru. Ia juga sedang membuat percobaan dengan warna. Ini pun terlihat dalam beberapa lukisan cat minyak di pameran ini. Misalnya Wayang Golek. Tetapi percobaan figur manusia itu belum menemukan kematangannya. Cat air rupanya telah muncul sebagai jembatan pemecahan. Dalam pameran ini terlihat beberapa buah lukisan cat minyak dengan warna-warna ringan dan transparan. Hijau muda, coklat kekuning-kuningan, sesuatu yang lebih mirip kepucatan. Hal yang berbeda dengan banyak lukisan cat minyaknya yang lama yang berwarna berat. Kalau perjalanannya yang baru ini sampai pada tahap mantap, kita boleh mengatakan Srihadi terus hidup dengan memecahkan kiise pada dirinya sendiri -- satu hal yang mdsih jarang dilakukan pelukis pribumi. Di samping kita merasakan keindahan dan kesederhanaan, cat air Srihadi semacam persiapan konsep dan latihan. Dalam pameran juga ada screenprint, yang menunjukkan usahanya untuk terus mencari merupakan usaha yang ia sadari benar. Putu Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus