Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Ini kejadian tak biasa di Festival Film Cannes. Jumpa pers The Da Vinci Code, film pembuka fes-tival, dilakukan di teater Bunuel di lantai 5, de-ngan kapasitas 500 kursi. Sepanjang 14 tahun meliput festival, kontributor Tempo, Arya Gunawan, mencatat, biasanya hampir semua acara jumpa pers diadakan di ruang jumpa pers di lantai 3.
Kontroversi di seputar film telah memicu minat para wartawan untuk memberitakan berbagai peristiwa di seputar film tersebut. Dalam jumpa pers yang berlangsung Rabu siang selama sekitar 50 menit itu hadir antara lain aktor Tom Hanks, Audrey Tau-tou, Ian MacKellen, Paul Bettany, dan sutradara Ron Ho-ward. Acara tersebut berlangsung santai, ditingkah derai tawa, terutama karena lelucon dan jawab-an cerdas yang dilontarkan oleh Tom Hanks.
Berikut beberapa penggalan penting dari tanya-jawab itu:
Mengapa kerahasiaan proses produksi film ini begitu dijaga rapat? Tak ada penayangan uji coba. Apa-kah karena bukunya yang laris, atau karena kandung-an film?
Ron Howard: Tak benar jika tak ada penayangan uji coba. Saya selalu melakukannya, namun memang dengan jumlah audiens yang terbatas. Saya meminta audiens terbatas ini untuk tak membicarakan hasil penilaian mereka di Internet setelah menyaksikan film ini. Pada tahap pascaproduksi, ada 20 ribu copy yang diedarkan serentak di seluruh dunia, dan ini adalah film yang anda tak ingin menghadirkannya ke hadapan audiens dalam bentuk yang belum matang (rough-cut).
Bagaimana Anda menanggapi reaksi ekstrem dari kelompok-kelompok Katolik?
Ron Howard: Mengingat subyek yang dibawa oleh film ini, mengingat kontroversi yang sudah melingkupinya sejak awal, maka ia bisa membuat marah sejumlah orang. Saran saya adalah jangan tonton jika Anda merasa film ini akan membuat marah. Tunggu, bicaralah dengan mereka yang sudah menontonnya, diskusikan, sampai Anda memiliki opini mengenai film tersebut. Namun, kembali lagi, film ini dimaksud-kan sebagai hiburan. Bukan teologi. Benar bahwa kisahnya telah memprovokasi munculnya pembica-ra-an, namun memang demikianlah fungsi sebuah karya fiksi yang baik.
Kami ingin tahu pandangan personal Anda, apa-kah percaya bahwa Jesus menikah?
Tom Hanks: Well, I wasn't around (wah, saya belum ada pada zaman itu). (Jawaban ini membuat tawa wartawan berderai).
Ron Howard: Semua terpulang kepada penonton untuk mengalami film itu, memikirkannya, membicarakannya. Penonton adalah orang yang sangat cerdas, sehingga jangan disepelekan. Saya kira mereka akan tiba pada kesimpulan mereka sendiri. Saya kira apa yang terpenting yang digarisbawahi oleh film, dan juga bukunya, adalah: mengapa ada misteri yang terus berlanjut ini? Dan salah satu kebajik-an, anugerah yang kita peroleh dari Tuhan, adalah pikiran kita.
Soal latar belakang istri Anda, Tuan Tom Hanks, tidakkah Anda mendapatkan tekanan? (Catatan: Istri Tom Hanks, Rita Wilson, berasal dari kaum Kristen Ortodoks Yunani).
Tom Hanks: Tidak, sama sekali tidak. Orang-orang di sekitar saya dan di sekitar istri saya mengabarkan pada kami bahwa dosa-dosa kamilah yang terhapuskan karena film ini, bukan otak kami. (Lagi, ruang jumpa pers dipenuhi tawa). Saya melihat film ini sebagai sebuah peluang besar untuk membuka diskusi atau barangkali untuk mendapatkan klarifikasi tentang apa yang dipikirkan setiap individu tentang pe-rannya di alam ini, juga tentang posisinya di hadap-an Tuhan.
Betapa berat problem yang harus dihadapi oleh se-orang sutradara untuk mengadaptasi sebuah novel, apalagi yang sangat terkenal seperti The Da Vinci Code. Satu koma saja dibuang dari novel, orang bisa menembak Anda. Bagaimana Anda menyiasati ini?
Ron Howard: Tentu saja film ini mengambil dari novel yang sangat laris dan terkenal. Saat kami mulai melakukan pengambilan gambar, novelnya sudah menjadi fenomena internasional. Kami menyadari kon-disi ini. Namun, Anda harus mengesampingkan itu. Dan kami juga tahu benar bahwa ini akan melahirkan kontroversi, baik dari segi tema maupun dari proses adaptasi. Bagi saya, ini merupakan salah satu pengalaman paling kaya dalam proses pembuatan sebuah film.
Bagaimana peluang film ini untuk menjadi box office, mengingat mendapat sambutan yang tidak begitu hangat dari para kritikus?
Ron Howard: Saya telah membuat banyak film komersial dan boleh dibilang saya sudah lama t-idak begitu mempedulikan lagi aspek komersial ini. Saya memilih film karena isinya yang menggairahkan sa-ya, dan saya dengan senang hati menghabiskan satu setengah tahun atau tiga tahun dari hidup saya untuk menuturkan cerita tersebut.
Tom Hanks: Saya sudah diberi tahu oleh produser kami. Dia mengharapkan mungkin sebesar tiga juta dolar. (Ruangan hening sejenak, karena tahu bahwa modal pembuatan film ini US$ 125 juta). Tiga juta dolar... pada hari Jumat ini (hari kedua peredarannya di seluruh dunia. Wartawan kembali terbahak mendengar lelucon Tom Hanks).
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo