Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kampus bergolak & lagu tenang

Sebuah kaset berisi lagu-lagu paduan suara dari marching band waditra ganesha itb & paduan suara itb yang pernah menjuarai festival paduan suara mahasiswa 1978. musiknya mapan dan kompak. (ms)

14 April 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

DALAM peringatan Lustrum ke-IV ITB keluar sebuah kaset berisi lagu-lagu paduan suara. Muka pertama diisi oleh Marching Band Waditra Ganesha ITB yang pernah tampil dalam PON ke-IX di Jakarta. Muka sebaliknya rekaman Paduan Suara ITB yang pernah menggondol juara Festival Paduan Suara Mahasiswa seluruh Indonesia 1978. Selama ini yang terkenal di Bandung adalah paduan suara Pajajaran yang menamakan dirinya GPL dan dipimpin Iwan Abdul Rachman. Rombongan ini, sudah beberapa kali tampil di Jakarta. Agak berbeda dengan GPL Iwan yang spontan kompak dan keras, kaset ITB lebih menunjukkan cita rasa yang rapi. Kalau GPL sangat meruapkan bau kampus berkombinasi dengan suasana manis serta menampilkan dinamika petualangan jiwa muda kaset ITB lebih mapan. Musiknya lurus berusaha tampil dengan kompak dan banyak menggarap permainan instrumen. Cenderung ke musik klasik. Sedangkan GPL jelas terasa mengarah pada musik jazz dan pop. Marching Band ITB mengembankan seni marching band yang mencerminkan dinamika kreativitas dan ciri khas kampus ITB," tulis mantel kaset tersebut. Di muka A, 'Waditra Ganesha' mengangkat 13 buah lagu -- di antaranya terselip Tante Sun dari Bimbo dan juga Keroncong Kemayoran dari Toen Boen Liong. Muka ini jelas sekali berusaha hadir serius dalam satu penampilan yang cukup spektakuler. Berbeda dengan muka dua yang tampil lebih sederhana dan sangat meruapkan bau Sunda. Dalam muka dua Paduan Suara ITB membawakan 9 buah lagu. Di antaranya Naik Delman (Pak Kasur) dan Kembang Tanjung (Ibu Sud) juga Bandung dari Mang Koko. Memang agak mengherankan ITB yang terkenal sebagai kampus yang bergolak penampilan lagu-lagunya penuh rasa haru dan indah. Agak berbeda misalnya dengan paduan suara 'Bahana Patria dari Yogya -- milik GMNI -- yang pernah juga tersohor. Paduan suara itu penuh lagu patriotik. Paduan Suara ITB jadi unik -- jadi sisi lain dari jiwa mahasiswa yang bergolak. Paduan ini didirikan 1962. Mula-mula anggotanya hanya 50 orang sekarang meningkat jadi 150. Perlengkapannya masih sederhana 3 gitar, satu akordeon, sebuah pianica, satu cello, sebuah ukelele dan 30 buku nyanyian. Tapi di belakangnya ada orang-orang yang bersemangat. Di antaranya yang paling getol mendampingi adalah Sudjoko dosen Seni Rupa ITB dan kolumnis. Kaset ini jadi sumbangan yang baik di pasaran musik kita yang sedang dirajai irama dangdut. Kita jadi pingin tahu disamping anak-anak ITB sendiri apa ada yang suka membeli untuk menyimpannya. Putu Wijaya

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus