Kapitalis desa

DASAR-DASAR USAHA TANI DI INDONESIA Oleh: GJ. Vink Penerbit: Yayasan Obor Indonesia, Jakarta, 1984, 243 halaman. BUKU ini, pertama kali terbit dalam bahasa Belanda (1941), setelah diterjemahkan ke bahasa Indonesia menjadi buku pertama yang diterbitkan langsung oleh Yayasan Obor Indonesia. Tetapi yang lebih penting, Jangkauan buku ini tidak terbatas sampai edisi pertamanya saja. Lebih dari 40 tahun kemudian isinya masih belum terasa usang. Banyak dasar yang dibahas G.J. Vink masih dapat kita kenali di daerah pedesaan Indonesia kini. Dengan kesadaran kita akan arti lingkungan dan sumber daya alam, sebagaimana dikelola para petani, buku ini tidak dirasakan sebagai tulisan berusia lebih dari lima windu. Khususnya Bab III, tentang faktor alam, yang membahas semua sumber daya alam yang harus diperhitungkan petani dalam mengelola usaha taninya. Sumber daya tanah, air, peranan energi surya, suhu, udara, dan iklim dibahas dalam kaitannya dengan kegiatan bercocok tanam. Dewasa ini, skenario yang terpadu demikian akan diberi istilah ekologi pertanian. Masalah Tanah (Bab VI), Modal (Bab V), dan Tenaga Kerja (Bab IV) masing-masing dibahas sebagaimana diprasyarati oleh semua pembahasan yang berkaitan dengan usaha tani sebagai satuan ekonomi. Walau demikian, Vink dengan tajam mengungkapkan bahwa satuan ekonomi tersebut tidak sepenuhnya dikelola dengan tujuan memperoleh laba yang sebesar-besarnya. Jadi, usaha tani bukanlah seperti perusahaan atau onderneming, yang tujuan utamanya adalah mengejar keuntungan (halaman 3). Walau Vink bukan penulis pertama yang menarik perhatian pembaca akan kenyataan ini di lingkungan petani kita, ia memberi penjelasan-penjelasan yang sangat tegas: "Dalam perusahaan yang bekerja untuk memelihara masyarakat petani (baik keluarga maupun suku atau kelompok lainnya), penghasilan bruto menjadi lebih penting daripada dalam usaha kapitalistis" (halaman 9). Karena itu, pengelolaan, sarana, dan pengawasan usaha menjadi lebih daripada dalam perusahaan kapitalis Barat. Penjelasan-penjelasan seperti itu memberikan peringatan kepada kita bahwa model-model ekonomi mutakhir tidak otomatis dapat diterapkan kepada dunia petani tradisional kita. Dasar seperti ini, saya rasa, masih dapat diterapkan di kalangan petani kecil. Peranan uang dalam berbagai transaksi juga semakin bertambah penting, tapi sistem upah juga bukan satu-satunya cara untuk memberi imbalan kepada yang menyumbangkan tenaga dalam proses produksi. Sistem bagi hasil adalah lembaga lain yang masih diterapkan secara luas, dan tidak melibatkan transaksi uang. Buku ini benar-benar merupakan suatu sumbangan penting untuk memberi pengertian mengenai usaha tani kepada mereka yang kurang mengenal daerah pedesaan. Rangkuman buku komprehensif dan hampir tak ada segi penting yang terlewat: ladang belukar, peternakan, pekarangan, tegalan, sawah, pergantian buah, pemupukan, kebun buah-buahan, dan sebagainya, semua ada dan dibahas jelas oleh Vink. Juga mereka yang diminta Yayasan Obor Indonesia memberikan sumbangan keahlian agar terjemahan buku Vink ini dapat diterbitkan, yang terdiri dari Nyonya Sahertian sebagai pengalih bahasa, Ir. Gunawan Wiradi, M.S.Soc. sebagai penyunting, dan Dr. Lukman Soetrisno sebagai penulis kata pengantar, adalah orang-orang yang menaruh minat besar pada permasalahan di daerah pedesaan dan sektor pertanian. Itu menjadi jaminan bahwa edisi bahasa Indonesia buku ini tidak diedarkan tanpa mengalami penyaringan ketat. Sediono Tjondronegoro. * Guru besar sosiologi pada Institut Pertanian Bogor