Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Karena Dia Bahagia

Penata tari Bagong Kussudiardjo pameran 80 buah lukisan cat minyak dan brons di TIM. Lukisannya memancarkan suasana hati bahagia dan dimaksud untuk peminat yang sedang bahagia. (sr)

18 Juni 1977 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

MENARI sambil melukis. atau melukis sambil menari, mungkin tidak begitu penting artinya bagi Bagong Kussudiardja. Dia melakukan kedua-duanya dengan semangat yang sama. Orang banyak barangkali lebih mengenalnya sebagai pencipta tari. Tetapi 80 buah lukisannya di Ruang Pameran TIM - 2 s/d 7 Juni - menunjukkan banyaknya waktu yang diberikannya kepada senilukis. Sementara itu dua malam berikutnya ia muncul dengan tari Ratu Kidul di Teater Arena. Dengan lukisan-lukisan cat minyak dan brons, tak pelak lagi Bagong sangat produktif. Enerjinya menggebu. Ia memiliki keterampilan teknis untuk menemukan komposisi dramatik. Melukis rupa-rupanya hampir sama baginya dengan menaburkan gerakan di gelanggang. Ia peka terhadap kemungkinan cahaya, gruping, sehingga kanvasnya selalu punya disiplin buat menggarap keseimbangan: dari pengerjaan ruang, kadangkala dari warna, ataupun tekstur. Sehingga komposisi dalam setiap kanvas terasa tergarap selesai. Roh Gentayangan Jiwa yang merasuk ke dalam lukisan Bagong adalah jiwa tontonan. Cara pendekatannya pada masalah adalah pendekatan untuk memberikan pesona beberapa saat. Ia tidak mengusik, juga tidak mengkili-kili, hanya memaparkan selintas. Kekayaan warnanya kadangkala menjadi sedemikian mahir dan manis, sehingga masalahnya bisa tertutup oleh "semangat atraksi". Kelebihan-kelebihan itu dengan segera pula mengakibatkan beberapa hal yang mungkin tidak dikehendakinya. Biarpun kanvas penuh lincah, enerjetik, lukisan tak membuka dialog. Dia diam seperti wanita cantik dari porselin. Barangkali itu tidak benar. Karena lukisan yang dari segi teknik tergolong rapi ini mungkin memang makanan orangorang bahagia. Ia juga melantunkan suasana hati yang bahagia dari pelukisnya. Sehingga bentuk-bentuk abstrak bukan lagi puncak kegalauan hati yang penuh konllik. Bentuk-bentuk sudah menjadi gaya semata-mata, dari problim biasa untuk mencapai keindahan. Demikian kita terpaksa membatasi harapan pada Bagong yang sebenarnya spontan dan penuh tenaa ini. Dia sedang bahagia. Ada beberapa lukisan yang lebih sederhana, seperti Pemandangan Tanah Lot Bali, Wonosobo II, Di Belakang Honzon, Gudang-gudang di Pelabuhan, Kuda Lumping, Komposisi Tari, Jejeran Wayang dan Rumah-rumah Tua di Roma. Di sana ada pembatasan penggunaan warna, ada perhitungan bidang, ada peluang bagi yang melihat untuk ikut bicara. Ini menunjukkan bahwa Bagong sesungguhnya tetap memiliki potensi untuk menjotoskan sesuatu yang tajam. Kalau saja ia sempat menekuni setiap kanvas, mungkin bukan hanya keahlian yang mencuat. Tapi juga roh yang gentayangan dari lubuk di dalam. PW

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus