Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
TEMPO.CO, Solo -Penyanyi Katon Bagaskara membuat keputusan yang cukup mengejutkan di bulan-bulan awal 2020 ini. Dia akan memulai dunia baru di jalur musik campursari dangdut.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Katon bahkan sudah menggarap salah satu lagu tenarnya, Dinda Dimana dengan aransemen campursari. "Proses penggarapan musik sudah selesai, tinggal pembuatan video klip," kata Katon saat ditemui di Solo, Senin 24 Februari 2020.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Dia menyebut lagu Dinda Dimana merupakan lagunya yang meledak di pasaran sekitar tahun 1995. Lagu itu merupakan bagian dari album solo pertamanya, 'Katon Bagaskara'. "Terjual hingga 2 juta kopi," katanya.
Penjualan album itu bahkan lebih bagus dibandingkan album yang dibuat bersama kelompoknya, KLA Project. "Salah satu penyebabnya adalah lagu Dinda Dimana ini sangat disukai masyarakat," katanya.
Mencoba debutnya di jalur campursari, Katon memilih lagunya itu untuk menggebrak pasar. "Nantinya lagu lain juga akan digarap dengan jenis yang sama," katanya. Bukan hanya rekaman dan pembuatan video klip, Katon juga siap untuk melakukan tur dengan garapan barunya itu.Vokalis KLa Project, Katon Bagaskara tampil menghibur penggemarnya dalam konser tunggal bertajuk Love, Passion and Culture di Teater Jakarta, Taman Ismail Marzuki, 15 Desember 2016. Dalam konser tersebut KLa Project diwarnai alunan musik etnik tradisional. TEMPO/Nurdiansah
Katon menegaskan bahwa keputusannya untuk menjajal jalur campursari tidak akan berpengaruh terhadap pamornya sebagai penyanyi pop. Menurutnya, campursari memiliki gengsi yang setara dengan genre musik lainnya. "Banyak sekali orang suka campursari, saya pun juga sama," katanya.
Lagu Dinda Dimana itu diaransemen ulang oleh musisi asal Solo, Fahrul Rozi alias Jepank. "Saya diminta untuk menggarap musiknya," katanya. Katon Bagaskara juga mengubah beberapa lirik lagu itu dengan menggunakan Bahasa Jawa.
AHMAD RAFIQ