Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Kecolongan lagi

The blue diamonds, 2 orang penyanyi indo asal belanda menyanyikan 11 lagu indonesia yang direkam remaco sebelumnya muncul kaset victor wood. hak cipta pengarang lagu belum jelas. (ms)

19 Mei 1979 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

CHRIS Manusama diberitahu kawannya, bahwa lagunya yang berjudul Kidung dinyanyikan oleh The Blue Diamonds. Untuk itu ia harus menghubungi Remaco sebagai perekam, untuk menerima imbalan sebesar Rp 150 ribu. Chris sendiri belum sempat mendengar rekaman itu. "Saya hanya tahu The Blue Diamonds dengan gayanya yang kuno dulu," katanya. Malam Minggu pertama bulan ini, kedua sinyo hitam asal Negeri Belanda itu tampak di layar TV. Tidak hanya membawakan lagu Chris, tetapi juga memberondong antaranya lagu Pelangi ciptaan Koes Plus dan kemudian berakhir dengan 273432 ciptaan Harius. Victor Wood Kini di pasaran sudah beredar kaset mereka -- menyanyikan sebelas lagu Indonesia, plus Ramona yang pernah menjadi hit duet itu pada masa jayanya. Kaset ini didukung oleh musik Syafi'ie Glimboh dan memakai label Remaco. Cara membawakannya manis, kompak tetapi tetap sederhana sebagaimana memang watak mereka. Orang kata duet itu adalah anak Semarang pada mulanya. Mereka dibesarkan di alam Indonesia sehingga memiliki ekspresi yang lebih lembut dari kebanyakan penyanyi mancanegara. Kalau bahasa Indonesianya masih luwes kedengaran, kita tidak perlu heran, karena Victor Wood sendiri yang tak pernah tinggal di Indonesia begitu baik berbahasa Indonesia dalam kaset Anak. Dengan kaset ini, beberapa lagu Indonesia jadi terasa bertambah mantap. Lagu Kidung dan Pelangi misalnya, dua buah lagu yang berulang-ulang pindah mulut di antara para penyanyi. Keunggulan duet indo ini terutama pada kepaduan suaranya. Kita seakan mendengar satu suara, padahal jelas dari dua mulut --seperti juga The Everly Brothers dari Amerika yang tersohor di tahun 60-an. Musik yang dikerjakan Syafi'ie juga terdengar lebih spesial dibandingkan yang mengiringi penyanyi lokal. Banyak hal rupanya dikerahkan dengan serius-satu hal yang tentu saja menimbulkan kecemburuan. Seakan perlakuan terhadap penyanyi negeri sendiri tidak sehebat terhadap penyanyi seberang, ini bahkan sudah terasa pada musik yang mengiringi Victor Wood. Rekaman The Blue Diamonds sebenarnya tidak terlalu spesial -- hanya tampak profesional. Kontrol terjaga dengan baik. Juga-di TV, meskipun gayanya sudah kuno, toh mereka terasa berpengalaman. Gerak-geriknya sederhana tapi cukup menarik -- hal yang kadang sulit dilakukan penyanyi pop kita sendiri. Ini adalah bukti kedua untuk ancaman terhadap rezeki penyanyi nasional -- oleh perusahaan rekaman nasional sendiri. Ketika muncul kaset Victor Wood, bahaya tersebut hanya merupakan bayang-bayang. Kaset ini lebih menjelaskan lagi, karena tindakan yang konkrit baik dari Papiko, Ikari ataupun kelompok artis lainnya belum kelihatan efektif. Paling satu dua orang mengumpat. Chris Manusama sendiri hanya menggerutu. Ia jelas berkeberatan terhadap cara-cara produser, sebelum minta izin pengarang lagu. Tapi kalau begitu kenapa tidak menolak saja? "Seandainya menolak, produser bisa saja melaksanakan niatnya itu -- tanpa ada kejelasan hukum." Lesu, memang.

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus