Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Seni

Krishna dari sudut terkecil krishna, dari sudut terkecil

Krishna mustajab menampilkan 50 buah karya foto unik yang berasal dari obyek foto yang diperbesar. hasilnya sebuah paduan bentuk yang bernilai artistik. (sr)

28 Oktober 1978 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

50 karya foto Krishna Mustajab memang tak hendak menyuguhkan bentuk. Tak ingin membuat kita dengan gampang mengenal apa itu. Ia seolah berteka-teki. Bayangkan saja kalau sebidang kecil kulit pohon dipotret kemudian diperbesar. Hanya ada bercak-bercak hitam. Lalu foto sebagian telapak tangan yang diperbesar, menjadi bentuk yang entah apa tapi mengundang syahwat, maaf. Dan sebagainya. Tapi Krishna yang bertolak dari seni lukis (lihat box) memang hanya hendak menangkap bauran warna atau paduan bentuk. Pembesaran kulit pohon itu diberinya judul "Komposisi Temaran." Ada juga "Tarian Dua Garis Putih", yang sebetulnya gambar seorang yang sedang berjalan membawa obor (hanya malam dan cahaya obor saja yang ada). Atau "Kesan Keruangan pad a Bid ang Datar' -- yang bisa dikira pemandangan tepi sungai entah di mana (di foto menggunakan filter merah dan hijau), padahal sebetulnya hanya sebagian tangga rumah yang diperbesar. Sedang "Komposisi Putih Biru Hitam dan Merah" adalah potret salah satu jalan yang ramai di Surabaya malam hari. Cahaya-cahaya di situ datang dari lampu motor dan mobil. Dalam perkembangannya fotografi memang mungkin menjadi media artistik yang berdiri sendiri. Ia tak hanya mampu menyuguhkan gambar yang makin tajam, atau memanfaatkan perkembangan lensa, film dan tata cahaya. Ia pun kemudian merobah realita menjadi bentuk-bentuk abstrak. Untuk apa? Ya, kalau dengan media lain (cat minyak, misalnya), karya abstrak yang dikehendaki bisa lebih lepas, lebih besar kemungkinannya? Dalam soal hasil akhir, memang. Hanya saja kesenian bukan hanya hasil. Dalam proseslah fotografi -- macam punya Krishna --menunjukkan ruangan baru. Menikmati karya Krishna memang menyenangkan. Garis-garis putih pada kulit zebra ternyata bisa menjadi garisgaris ritmis pada dasar hitam. Cahaya obor dan malam ternyata bisa merupa kan paduan yang enak tanpa harus memikirkan obyeknya. Alam memang penuh.kemungkinan, bukan? Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus