MEDJURGORJE, dulu, tak lebih dari sebuah nama desa. Selama puluhan tahun hampir tak ada orang yang peduli dengan desa di kaki bukit di tenggara Yugoslavia itu. Tapi, sejak Natal 1981, setelah enam remaja Medjurgorje memberikan kesaksian bahwa mereka melihat Maria dan mendengar bisikannya selama beberapa menit setiap hari, tiba-tiba desa itu berubah menjadi tempat suci. Keharuman namanya bahkan melebihi Desa Lourdes, di Prancis, dan Desa Fatima, di Portugal -- dua tempat ziarah umat Katolik di dunia. Tak heran bila kini, di hari-hari menjelang Natal, ribuan umat Katolik berduyun-duyun ziarah ke Medjurgorje. Di hari-hari suci itu, ketika matahari akan terbenam, para peziarah yang datang dari berbagai penjuru dunia tersebut merayap mendaki lereng perbukitan Medjurgorje. Tiba di puncak bukit mereka berpencar -- masing-masing mencari tempat-tempat tersembunyi agar bisa sembahyang dengan khusyuk. Medjurgorje, menurut keyakinan peziarah, adalah tempat yang dekat ke surga. Dan Maria ada di sana. Gereja Katolik Yugoslavia menyangsikan kesaksian keenam remaja Medjurgorje itu. "Ini pernyataan yang paling memalukan gereja selama abad ini," komentar Uskup Agung Yugoslavia. Kendati gereja masih meragukan kesucian Medjurgorje, umat Katolik tetap saja berziarah ke sana. Dari tahun ke tahun jumlah peziarah ke Medjurgorje bertambah terus. Lebih-lebih setelah pemimpin umat Katolik, Paus Yohanes Paulus II, secara pribadi juga menyatakan ketertarikannya. Dan peziarah-peziarah itu tak meragukan bisikan Maria, seperti dituturkan kembali oleh keenam penduduk Desa Medjurgorje yang mengaku melihat Perawan Suci tersebut, "Inilah tempat terakhir di bumi yang kukunjungi." Dan mereka ingin menunggu Maria di sana.
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini