Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Sing, my Angel of music!" perintah si pria bertopeng putih yang menutupi separuh wajahnya. Perempuan berambut keriting panjang di sampingnya membuka mulut mengeluarkan nada tinggi, "He's there, the phantom of the opera."
Pria itu tak puas. Dia terus memerintahkan, "Sing for me!" sambil menjambak rambut si perempuan. Lalu perempuan itu mengeluarkan nada makin tinggi dan makin panjang hingga mencapai puncak. Tepuk tangan penonton pecah saat klimaks itu berakhir.
Inilah adegan pamungkas dalam pentas musikal legendaris The Phantom of the Opera yang ditulis Andrew Lloyd Webber 30 tahun silam. Rabu malam pekan lalu, duet Phantom dan Christine yang tak terlupakan itu dibawakan oleh Mike Sterling dan Shona Lindsay di panggung Ciputra Artpreneur, Jakarta. Tetap membius dan dramatis walau lagu itu dibawakan tunggal tanpa narasi utuhnya.
Sterling dan Lindsay adalah dua dari empat bintang West End yang hadir di Jakarta dalam konser Stars of The West End. Tom Solomon dan Yildiz Hussein adalah dua bintang lainnya. Karier mereka di West End berkisar 15-30 tahun. Masing-masing pernah memainkan peran besar dalam lakon teater musikal yang ditampilkan di West End--distrik teater di London Barat yang menjadi kiblat pentas musikal selain Broadway di New York, Amerika Serikat.
Sterling, misalnya, pernah menjadi The Phantom yang dimainkan di Her Majesty's Theatre London. Ia tampil lebih dari seribu kali sebagai si pria bertopeng misterius yang terobsesi pada opera. Ia juga pernah berperan sebagai Jean Valjean dalam lakon Les Misérables karya Cameron Mackintosh.
Adapun Lindsay sudah paham betul karakter Christine karena pernah terpilih memerankan tokoh utama itu dalam peringatan ulang tahun kelima The Phantom of the Opera di West End. "Aku baru 20 tahun saat itu dan menjadi aktris termuda yang pernah memerankan Christine," kata Lindsay.
Konser malam itu penuh lagu terbaik dari belasan judul teater musikal yang pernah berjaya di West End. Sterling, Lindsay, Solomon, dan Hussein bergantian membawakan nomor-nomor dari pentas Les Misérables, Wicked, Miss Saigon, West Side Story, Cats, hingga Mamma Mia!. Ada yang dibawakan solo, duet, atau berempat sekaligus. Kualitas dan stamina mereka tak pernah turun, baik saat harus tampil bersama maupun sendiri.
Di West End, empat bintang ini sebetulnya jarang tampil sepanggung dalam sebuah produksi musikal yang sama. Namun semua punya pengalaman mumpuni dan telah menguasai tiap lagu dari berbagai lakon itu. "Ini adalah lagu-lagu yang biasa saya nyanyikan sejak kecil dan saya latih setiap hari saat bermimpi bisa berdiri di panggung West End," ujar Yildiz Hussein.
Penampilan mereka interaktif. Sebelum menyanyikan sesuatu, mereka bergantian menjelaskan cerita di balik tiap pentas musikal yang rata-rata telah berusia puluhan tahun. Mereka juga tak ragu berakting sedikit pada beberapa lagu seolah-olah sedang berperan dalam pentas musikal sebenarnya. Walau begitu, dekorasi panggung, yang hanya terdiri atas empat boks kecil, terasa monoton.
Selain duet Sterling dan Lindsay membawakan The Phantom of the Opera, duet menawan ditampilkan oleh Solomon dan Hussein saat membawakan lagu Last Night of the World dari lakon Miss Saigon yang ditulis oleh Claude-Michel Schönberg dan Alain Boublil pada 1999. "Miss Saigon adalah musikal favorit saya," kata Hussein.
Penampilan solo pun sama kuat, terutama yang ditunjukkan dua penyanyi perempuan Lindsay dan Hussein. Lindsay, yang tak muda lagi, tetap energetik membawakan lagu-lagu bertempo cepat, seperti Don't Rain on My Parade dari lakon Funny Girl dan I Could Have Danced All Night dari My Fair Lady. Hussein, yang bertubuh mungil, ternyata punya power luar biasa saat menyanyikan Memory dari lakon Cats dan Don't Cry for Me Argentina dari Evita.
Tapi bom malam itu tak lain adalah kombo lagu dari lakon Les Misérables. Lindsay mengawali dengan I Dreamed a Dream dari lakon yang telah dimainkan sebanyak 13 ribu kali di panggung West End itu. Selanjutnya, Solomon, Hussein, dan Sterling berturut-turut membawakan Stars, On My Own, dan Bring Him Home. Terakhir, keempatnya muncul membawakan One Day More dalam harmoni yang sempurna. Moyang Kasih Dewimerdeka
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini
- Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
- Akses penuh seluruh artikel Tempo+
- Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
- Fitur baca cepat di edisi Mingguan
- Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo