Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Buku

Mengapa gorby menjadi sekjen

Oleh : tim redaksi time jakarta : gramedia pustaka utama, 1991. resensi oleh : bambang bujono.

1 Februari 1992 | 00.00 WIB

Image of Tempo
Perbesar

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

"ANJING itu harus dibunuh," kata seorang lelaki Rusia yang berada dalam antrean toko vodka sambil keluar dari antrean. Temannya bertanya, "Bung mau ke mana?" Lelaki itu menjawab, "Menembak dia yang menyebabkan kita semua harus antre." Tak lama kemudian orang itu kembali. "Sudah kautembak dia?" Ia menggelengkan kepalanya, dan katanya, "Kau tahu, antrean di sana lebih panjang daripada di sini." Lelucon yang sudah tersebar ke seantero dunia itu menggambarkan dengan bagus reaksi rakyat Soviet terhadap kebijaksanaan sekretaris jenderal partai yang baru, Mikhail Gorbachev, tentang pembatasan minuman keras. Anekdot itu melukiskan betapa banyak orang yang mau menembak Gorby karena kebijaksanaannya. Tapi, tersebar luasnya lelucon itu di Soviet sendiri menyiratkan bahwa penguasa baru bukanlah orang yang perlu ditakuti, dan tak dapat dikritik. Ia bukan orang yang suka menggerakkan polisi rahasia untuk menangkap siapa saja. Buku terjemahan yang menceritakan anekdot itu baru terbit Desember tahun lalu. Tapi aslinya, terbitan Time Incorporated, sudah beredar pada 1988. Itulah sebabnya, para penulis majalah Time yang menyusun buku ini tak melanjutkan anekdot tersebut. Dalam buku ini belum sempat ditulis siapa akhirnya yang "menembak" Mikhail Gorbachev. Sudah diketahui, Presiden Rusia Boris Yeltsinlah yang akhirnya "menembak" Gorbachev. Ia beserta dua pemimpin lain di pekan pertama Desember lalu mengumumkan terbentuknya Persemakmuran Negara-Negara Merdeka (waktu itu baru terdiri dari Rusia, Ukraina, dan Belorusia), yang berarti tamatnya Uni Soviet. Dan juga tamatnya kekuasaan Kremlin, pusat pemerintahan Uni Soviet itu. Maka, buku yang aslinya berjudul Mikhail S. Gorbachev, an Intimate Biography ini memang sebuah kisah sukses. Yakni tentang seorang anak yang lahir di desa miskin bernama Privolnoye, Provinsi Stavropol di bagian selatan Rusia, yang sudah harus bekerja keras di pertanian pada usia 14 tahun, yang berhasil masuk universitas di Moskow jurusan hukum, sampai ia berada di pucuk pimpinan. Sebagaimana umumnya artikel yang baik di majalah Time, yang reportasenya hidup, banyak anekdot, tangkas dan penuh warna dalam menceritakan profil seorang tokoh, buku karya Tim redaksi Time ini enak diikuti. Dan mungkin kelebihan buku ini dibanding dengan buku-buku tentang Gorbachev yang banyak terbit di Amerika, sebagian besar bahan diperoleh dari sumber-sumber langsung di Soviet, ditambah reportase desa kelahiran Gorby. Dan bahan-bahan itu sungguh menarik. Dengan bahan-bahan langsung itulah tersaji sosok seorang Gorbachev, yang memang lain sejak mudanya. Ia, misalnya, mengirimkan surat kaleng kepada dosennya, dan ketika sang dosen marah-marah, Gorby segera mengakui dia yang menulis surat, karena tak suka dengan cara mengajar dosen itu, yang membuang-buang waktu. Ajaib, bukan Gorby yang dijatuhi sanksi, tapi sang dosen yang dipindahkan. Bisa jadi, karena Gorby adalah bekas anggota Komsomol, organisasi pemuda partai, yang dihormati. Dari watak Gorby muda yang berani dan terbuka itulah lalu dapat dipahami gaya kepemimpinannya yang lain. Ketika Gorbachev menjadi Sekretaris I di Stavropol, para petani dapat bertemu sang Sekretaris di jalan antara rumah dan kantor, dan mendiskusikan masalahnya sampai selesai. Tak harus ada prosedur resmi menghadap ke kantor. Kelebihan buku ini, selain penuh warna dan enak diikuti, menjelaskan mengapa Gorbachev akhirnya dapat menjadi sekjen. Provinsi Stavropol diceritakan sebagai daerah yang paling bermacam etnisnya, paling banyak masalah. Sukses seorang pemimpin di Stavropol menjadi rekomendasi untuk jabatan di pusat. Namun, memang tak cuma itu. Di Stavropol ada tempat peristirahatan untuk para anggota Politbiro. Logis saja bila pemimpin di Stavropol akhirnya punya hubungan dekat dengan Politbiro. Dan itulah yang terjadi dengan Gorbachev. Ia menjadi dekat dengan dua tokoh penting waktu itu, yakni Direktur KGB Yuri Andropov dan ideolog Partai Suslov. Yang tak diceritakan dalam buku ini, hubungan KGB dengan Gorby. Dalam buku KGB, the Inside Story (Hodder & Stoghton, London, 1990) tulisan Christopher Andrew, seorang sejarawan dari Cambridge dan Oleg Gordievsky, kolonel KGB yang pada 1985 membelot ke Inggris, disinggung bahwa Gorbachev memang disiapkan oleh KGB untuk duduk di puncak pimpinan. Ia dipandang sebagai orang yang cocok untuk menyelamatkan Uni Soviet dari kebangkrutan ekonomi. KGBlah yang menyuplai Gorby dengan segala informasi tentang keadaan dalam negeri, juga luar negeri, hingga di antara anggota Politbiro dia yang paling menonjol. Bila Anda ingin tahu bahwa munculnya Gorbachev memang suatu kejutan luar biasa di Uni Soviet, bahwa ia "makhluk aneh" menurut ukuran Soviet, buku ini tampaknya cukup memberi jawaban. Terutama karena pengantar yang ditulis oleh Strobe Talbott, kepala biro Time di Washington, yang "meresensi" Gorbachev dan gagasannya, serta analisa sejarah Soviet dekat sebelum Gorby naik menjadi sekjen. Bambang Bujono

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
Image of Tempo
Berlangganan Tempo+ untuk membaca cerita lengkapnyaSudah Berlangganan? Masuk di sini
  • Akses edisi mingguan dari Tahun 1971
  • Akses penuh seluruh artikel Tempo+
  • Baca dengan lebih sedikit gangguan iklan
  • Fitur baca cepat di edisi Mingguan
  • Anda Mendukung Independensi Jurnalisme Tempo
Lihat Benefit Lainnya

Image of Tempo

Baca berita dengan sedikit iklan, klik di sini

Image of Tempo
>
Logo Tempo
Unduh aplikasi Tempo
download tempo from appstoredownload tempo from playstore
Ikuti Media Sosial Kami
© 2024 Tempo - Hak Cipta Dilindungi Hukum
Beranda Harian Mingguan Tempo Plus